Sinar mentari menembus masuk melalui jendela yang terbuka lebar. Membuat sang pemilik kamar sesekali menggeliat karena tidak nyaman
Karena merasa tak nyaman. Mata bulat gadis itu terbuka lebar,walaupun tidurnya terganggu namun ia tidak marah. Justru senyumnya malah mengembang dengan sempurna
Rain begitulah orang lain mengenalnya. Anak tunggal dari seorang pengusaha terkenal Roy Richard. Umurnya baru menginjak 17 tahun namun pemikirannya sudah cukup dewasa itu yang membuat Roy sangat menyayangi anaknya
Di rumah Rain hanya tinggal dengan seorang pembantu yang sudah bekerja pada keluarganya kurang lebih 10 tahun dan seorang supir pribadi yang belum lama bekerja
Roy seorang pengusaha sukses,bisnisnya tersebar di beberapa negara jadi tak heran jika Roy sering berpergian meninggalkan Rain. Riska, bundanya telah meninggal sejak Rain berumur 9 tahun,tentu pada masa itu Rain sangat terpukul hingga ia tidak ingin makan apapun 4 hari berturut-turut
Saat ini Rain sedang melihat penampilannya di cermin. Tak butuh waktu lama Rain langsung turun ke dapur dan segera duduk di meja makan berukuran besar,kurang lebih bisa untuk 15 orang,namun yang makan disana hanya Rain sendiri. Bayangkan betapa sepinya suasana meja makan
"Non Rain,kalo udah makannya langsung ke ruang belajar aja non. Tuan Leo sudah datang" ucap bi Yati
Rain langsung beranjak dari meja makannya dan langsung menuju ruangan dimana gurunya sudah menunggu. Tak peduli walau ia baru menghabiskan setengah dari sarapannya
Rain memang hanya Homeschooling,karena Roy tidak ingin Rain bersekolah di sekolah umum. Ia takut terjadi hal yang tidak diinginkan akan terjadi
"Semangat sekali kamu pagi ini Rain" Ucap Mr.William
"Tentu Mr.William aku sangat bersemangat" Jawab Rain antusias
Mr.William tersenyum "Baiklah apa kau sudah mengerjakan tugas yang kemarin kuberikan?"
Rain mengangguk dan langsung memberikan buku latihannyapada Mr.William. Setelah beberapa lama mengecek buku latihan Rain akhirnya Mr.William tersenyum
"Semua benar,kamu pandai Rain" Mr.William tersenyum
Rain tersenyum "Mr boleh aku bertanya sesuatu?"
"Katakanlah"
"Hmm. Bagaimana ya rasanya sekolah di sekolah umum?" ucap Rain ragu. Sebenarnya Rain sudah lama ingin menanyakan hal ini naum ia terlalu takut
Mr.William menghentikan aktifitasnya dan menatap Rain "Dengar Rain. Tentu saja menyenangkan,kau bisa mempunyai banyak teman,memiliki banyak guru,dan pengalamanmu akan bertambah"
Rain menunduk jika boleh jujur ia sangat ingin sekolah di tempat pada umumnya
"Memang ada apa? Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya Mr.William dengan senyuman hangatnya
"Mr,sejujurnya aku sangat ingin sekolah seperti orang lain. Namun ayah melarangnya" Rain menunduk lagi,namun kali ini kesedihan jelas terpancar dari wajah cantiknya
"Apa kau bisa ceritakan padaku bagaimana rasanya sekolah biasa?" lanjut Rain dengan antusias
Mr.William seketika memerah "Sebaiknya tidak usah Rain. Aku malu"
Rain sedikit kecewa namun tetap menutupinya dengan senyum "Ah tak apa Mr. Ayo kita lanjutkan saja pelajarannya"
Mr.William menarik nafas panjang "Apa kau percaya jika aku berkata dulu aku adalah anak yang nakal?" ucap Mr.William hampir seperti bergumam
"Apa yang kau katakan Mr.William? Itu tidak mungkin. Jika kau nakal lalu kenapa kau bisa pandai? Bahkan umurmu baru 20 tahun tapi kau sudah bisa menjadi orang kepercayaan Ayah untuk mengajar ku" Ucap Rain sambil menyeritkan dahi nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise Of Love
Teen FictionRaina Putri Richard Hidupku berubah semenjak aku mengetahui kebenarannya. Ibu meninggal karena ayah,dan sebenarnya aku bukan anak tunggal dari Roy Richard. Ada seorang kakak ku yang tinggal di Amsterdam Rafa Putra Richard. Kebenaran itu membuat aku...