#6 Coffee

2.8K 266 14
                                    

"Jimin."

"Ung? Nde, seonsaengnim?" Jimin menoleh, sesudah Yoongi mempersempit jarak diantara keduanya.

Cup.

Tanpa bisa dicegah, bibir mereka pun bertemu.

.
.
.
.
.
.
.

Mata Jimin terbuka lebar saat merasakan benda kenyal menempel di bibirnya.

Sedetik.

Dua detik.

― Baru di detik kelima lah Yoongi menjauhkan wajahnya.

Jimin mengerjap, berusaha mencerna apa yang terjadi barusan. Sedangkan Yoongi, guru muda itu malah menatap wajah Jimin seakan menunggu reaksinya.

Rona kemerahan perlahan terlihat di pipi Jimin. Mereka masih saling bertatapan.

"T-tadi.. Min-ssaem―"

Setelah hening agak lama, Jimin bersuara gugup dan memecah keheningan.

Tapi alih-alih menjawab, Yoongi malah mengecup lagi bibir Jimin singkat dua kali. Lalu dirinya mengulas senyuman tipis dan kembali sibuk dengan partiturnya― seolah tidak terjadi apa apa.

Jimin seketika membeku.

"Y-YAKKK! MIN-SSAEM BYUNTAEE!!"

Jimin spontan berteriak setelah dirinya sadar ini bukan mimpi dan langsung memukuli gurunya.

"Ack― Sakit, Jimin! Hentikan!" Yoongi meringis karena tidak sempat menghindar. Tangannya lalu menahan kedua tangan Jimin yang tadi memukulinya. Pandangan mereka kembali bertemu.

"H-hiks.. Seonsaengnim.. A-apa yang kau lakukan tadi.."

Jimin menangis karena terlalu terkejut. Meski ini bukan yang pertama.. tetap saja ia merasa sudah melakukan hal yang tidak seharusnya dengan orang yang bahkan tidak ia kenal dengan baik.

Melihat itu, Yoongi buru-buru melepaskan tangan Jimin dan mengusap air mata di pipi muridnya.

"A- Park.. Maksudku― Jimin, jangan menangis.." Ujarnya mencoba menenangkan.

Tapi percuma, air mata malah menuruni pipi gembul Jimin. Merasa tidak ada pilihan, Yoongi akhirnya menarik tubuh Jimin dan memeluknya. Ia mengusap punggung kecil itu.

Meski semenit kemudian, Jimin malah mendorongnya― melepaskan pelukan mereka.

Tangisnya mereda, tapi masih menyisakan mata yang sedikit sembab dan juga berair.

"Min-ssaem.. A-aku akan diam soal ini. Tapi tolong jangan lakukan hal i-itu lagi, kumohon.." Jimin berucap dengan suara gemetar.

Tanpa menunggu balasan dari gurunya, namja mungil itu pun langsung bergegas keluar dari ruang musik. Pikirannya kacau seketika.

Ck. Kau ceroboh sekali, Min Yoongi. Apa yang kau lakukan pada muridmu sendiri, pabo?!

Yoongi mengutuk dirinya sendiri saat Jimin sudah meninggalkannya sendirian. Tangannya terkepal, hampir memukul piano― saksi bisu mereka tadi.

Ia memilih untuk tidak mengejar Jimin. Guru muda itu pun menghela napas pendek, menunduk sebentar dan langsung membereskan barang bawaannya untuk pulang sekaligus menenangkan diri.

Ia merasa bersalah, namun tidak merasa menyesal karena telah mencium bibir ranum muridnya sendiri.
***


A-apa apaan tadi?
Kenapa― Kenapa.. Min-ssaem tiba tiba menciumku?

Save me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang