#10 Hold me tight

2.6K 202 29
                                    

Keesokan harinya,

Sinar matahari pagi yang hangat menembus tirai jendela UKS tempat Jimin menginap. Dengan alasan tidak tahu dimana letak rumah Jimin dan juga tidak tega untuk sekedar mengganggu tidur muridnya, Yoongi memilih untuk menemani Jimin bermalam di UKS sekolahnya. Ah, setelah ia mendapat izin dari petugas UKS dan beberapa guru tentunya.

"Ungh―" Jimin bergumam tanpa sadar saat dirinya mulai bangun. Kelopak matanya terbuka perlahan, linglung sejenak karena ia melihat langit-langit ruangan yang asing. Ini bukan rumahnya, lantas dimana?

Selang beberapa detik kemudian, ia mengaduh manakala hendak bangun dan duduk di ranjang tapi pening di kepalanya tidak bisa diajak berkompromi. Matanya melirik ke samping, mendapati guru musiknya tertidur tepat di sisi ranjangnya. Astaga, apa Yoongi-hyung tidak pegal tidur seperti itu?

Jimin lalu menyadari satu hal lagi. Tangannya― digenggam.

Hening.

Wajahnya terasa panas seketika.

Mengabaikan peningnya, Jimin mengulurkan tangannya yang lain untuk mengelus pelan rambut hitam Yoongi. Halus sekali, pikirnya. Jimin tersenyum lembut tanpa sadar. Dadanya berdebar dan tubuhnya mendesir hangat.

Ia bahagia.

Bahagia karena waktunya bersama Min Yoongi.

"―Kau sudah bangun?" Suara serak nan berat itu seketika membuat Jimin kembali menarik tangannya yang mengelus rambut Yoongi.

"Ah ssa― eh, maksudku hyung.. Sudah. Maaf membangunkanmu." Jimin membalas kikuk karena terkejut.

Yoongi kembali menegakkan tubuhnya lalu mengucek mata. Ia terlihat lelah dan sangat mengantuk. Apa pria berkulit pucat itu hampir tidak tidur semalaman?

"Ng?" Seolah menyadari sesuatu juga, Yoongi seketika menarik tangannya dan melepaskan tangan Jimin yang tanpa sadar ia genggam semalaman.

"―Maaf." Gumamnya canggung.

Jimin menggeleng, "Tidak apa, Yoongi-hyung."

"Sebentar, akan kuambilkan kau minum." Jimin hendak mencegah gurunya, tapi Yoongi lebih cepat berdiri dan pergi ke sudut ruangan. Ia harus menenangkan jantungnya sendiri saat ini. Guru muda itu pun mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih dari dispenser.

Setelah selesai, Yoongi lalu kembali lagi dengan gelas di tangan dan langsung membantu Jimin untuk duduk di ranjangnya. "Pelan-pelan saja. Kepalamu pasti sakit 'kan?"

Jimin mengangguk. Diam-diam ia memuji betapa perhatiannya seorang Min Yoongi. Jimin kemudian menerima gelas berisi air dari gurunya itu dan meminumnya sedikit untuk mengecek rasanya.

"Tenanglah. Itu bukan soju seperti yang tadi malam kau minum." Yoongi yang mengerti gelagat Jimin dengan tenang menjelaskan.

Jimin tersenyum lagi, "Terima kasih ssaem." Ujarnya tulus lalu meminum lebih banyak air dari gelasnya.

Tapi tunggu― Apa katanya tadi? Soju?

Hampir saja air yang berada di mulutnya kembali keluar. Untuk mencegah hal itu terjadi, Jimin memilih untuk menelan air di mulutnya sekaligus hingga hasilnya malah ia sendiri yang tersedak.

"Uhuk- Uhuk!"

Yoongi dengan sigap mengambil gelas dari tangan Jimin dan langsung menepuk-nepuk pelan punggung muridnya itu.

"Astaga, sudah kubilang 'kan untuk pelan-pelan saja―" Omel Yoongi.

Setelah batuknya reda dan Jimin bisa bernapas normal lagi, Yoongi kembali duduk sembari menaruh gelas tadi di meja kecil yang berada tidak jauh dari mereka.

Save me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang