Berusahalah untuk Membedakan Penasaran dan Ketertarikan

1K 108 15
                                    

"Kapan kau datang, Lu?" Cecar Baekhyun begitu membuka pintu apartemennya dan mendapati Luhan tengah bersantai di sofa ruang tamu sambil menonton acara komedi dengan camilan yang memenuhi meja. Bahkan ada beberapa bungkus camilan yang telah kosong yang berserakan dengan sembarangan. Belum lagi remah-remah snack yang menempel di sofa dan pastinya akan sulit untuk dihilangkan. Hal itu berhasil membuat Baekhyun naik pitam.

"Yak! Dasar rusa pemalas! Kenapa kau mengotori apartemenku?! Aku sangat lelah dan benar-benar membutuhkan waktu untuk tidur, tapi kau sepertinya begitu senang membuatku menderita. Aku bahkan hanya tidur kurang dari 2 jam. Luhan, Demi Tuhan!" Maki Baekhyun yang tentu saja, hanya dianggap angin lalu oleh Luhan. Bahkan lelaki cantik itu sengaja mengunyah makanan lebih keras hingga menimbulkan bunyi kecapan yang berisik. Matanya berkilat menantang Baekhyun.

"Apa-apaan tatapan itu? Kau ingin menantangku? Heh?!" Teriak Baekhyun lalu menerjang Luhan yang sudah bersiap akan segala kemungkinan serangan sepupunya itu.

Apartemen mereka hanya dipenuhi suara gaduh debuman serta sesekali terdengar makian dan teriakan menggelegar membuat beberapa tetangga mereka menyempatkan diri untuk mengetahui keadaan mereka dari depan pintu apartemen masing-masing.

"Yak, Xi Luhan! Aku tak akan memaafkanmu!" Teriakan Baekhyun membahana di sepanjang lorong. Setelah teriakannya, terdengar kembali bunyi debuman kencang disertai erangan kesakitan salah satunya.

* * *

"Hiks, aku tak percaya kau setega ini kepadaku, Lu," isak Baekhyun sambil terus membersihkan lantai dan sofa dari remahan snack, sesekali ia berhenti dan membungkuk untuk mengambil bungkus-bungkus kosong yang dijumpainya. Sedangkan Luhan hanya mendengus remeh sambil menaikkan kakinya ke atas meja dengan mulut yang masih bekerja untuk mengunyah makanan.

Setelah pergulatan panjang mereka yang melelahkan dan memakan waktu yang cukup lama tadi, Baekhyun kalah telak saat Luhan menguncinya di lantai dengan tangan yang mencengram lehernya dan kaki yang mengapit tubuhnya agar tetap menempel di lantai. Walaupun berat badan mereka serupa, harus Baekhyun akui bahwa Luhan jauh berpengalaman dari dirinya. Tentu saja, dulu Luhan pernah mengikuti olahraga basket bersama mantan kekasihnya dan juga sedikit berlatih kung fu dengan teman China-nya yang menurut Baekhyun lebih mirip panda.

Jadi setelah Baekhyun mengangkat tangannya menyerah karena kehabisan napas, Luhan langsung bangkit dari tubuhnya dan berlagak seperti dictator yang memerintahkannya untuk membersihkan kekacauan yang dibuat sendiri oleh lelaki cantik itu.

Dan Baekhyun hanya mampu mendengus dan mengerjakan semua dengan tubuh lemasnya, dan tentu saja disertai omelan panjang yang tak digubris Luhan sama sekali.

Demi Tuhan, bahkan tubuhnya masih terasa remuk setelah tadi malam dihajar oleh Chanyeol hingga semalaman, belum lagi pantatnya yang terasa sedikit perih. Tidakkah Luhan menyadari cara berjalannya yang terlihat aneh dan mungkin bisa memberinya sedikit belas kasih?

Oh tentu saja tidak, Baek, karena Luhan juga mengalami hal yang sama sepertimu. Bokongnya juga terasa sakit, asal kau tahu.

Namun nyatanya, Luhan mengetahuinya. Bahkan lelaki cantik itu sesekali akan melirik Baekhyun diam-diam untuk melihat keadaan sepupunya yang bisa dikatakan sangat kacau. Dalam hati ia hanya mampu meringis. Bahkan saat ia bercinta dulu dengan kekasihnya di China, tidak menimbulkan efek semengerikan itu. Entahlah, Luhan tidak peduli. Lelaki cantik itu kembali melemparkan bungkus kosong snack ke belakang sofa yang hanya ditanggapi geraman tertahan Baekhyun.

"Ngomong-ngomong, Lu. Aku baru sadar akan cara berjalanmu yang aneh. Apa kau sekarang mulai menjadi pihak yang ditusuk?" Cecar Baekhyun membuat Luhan tersedak snack dan menyemburkan sedikit ke arah Baekhyun, membuat lelaki itu mengernyit jijik dan kembali mengomel.

"Salahkan teman idiotmu itu," desis Luhan begitu mengingat penjelasan Sehun tadi pagi saat ia kembali merasakan sakit yang menyerang daerah bokongnya. Dan hal itu sukses membuat pipinya merona parah.

Baekhyun menoleh menatap Luhan dengan aneh. "Siapa yang kau maksud? Oh, Sehun?" Tanya Baekhyun yang hanya ditanggapi anggukan malas oleh Luhan.

Seketika Baekhyun mendekat dengan raut antusias. "Ceritakan padaku. Gaya apa yang dipakainya saat pertama kali menusuk lubang perawanmu?"

Mata Luhan membulat. Remote televisi yang tadi digenggamnya kini sukses menggetuk kepala Baekhyun cukup kencang dan menimbulkan suara ribut dari sang korban.

"Kau gila?! Mana mungkin aku bersedia ditusuk oleh bedebah itu saat aku masih memiliki kekasih yang ku cintai?" Ketus Luhan membuat wajah Baekhyun mengeruh. Lelaki itu lantas berbalik dan kembali ke pekerjaannya sambil menggerutu akan tidak serunya Luhan karena ternyata dia tidak benar-benar ditusuk oleh seorang pria.

Sedangkan Luhan hanya mendelik sinis ke arah Baekhyun. Kenapa sepupunya itu seolah berharap dirinya akan bersedia ditiduri oleh seorang pria? Huh, yang benar saja! Ia telah memiliki kekasih yang dicintainya sekarang, apalagi hal yang ia butuhkan?

Ah, sekarang rasanya ia begitu merindukan kekasih tercintanya. Haruskah ia menghubunginya sekarang?

* * *

Ting tong

"Ya, sebentar," sahut Luhan malas sambil menyeret kakinya untuk membukakan pintu apartemen. Dilihatnya Baekhyun yang terbaring mengenaskan di atas sofa setelah membersihkan apartemen mereka yang berantakan gara-gara Luhan. Ia jadi merasa sedikit kasihan juga.

Ting tong...

"Aish... orang ini tidak sabaran sekali. Sebentar!" Teriak Luhan dan dengan sekali sentak membuka pintu apartemen. Menampakkan sesosok lelaki tinggi yang tengah tersenyum dengan menawan ke arah Luhan yang hanya mampu membulatkan mata rusanya.

Pakaiannya terlihat casual namun tetap membuatnya nampak gagah. Bahkan Luhan tidak mampu menebak harga pakaian yang dikenakan lelaki itu saat mengetahui bahwa semua yang menempel di tubuh lelaki itu berlabelkan merk ternama.

Sosok di hadapannya tersenyum maklum melihat reaksi Luhan. Ia tahu betul kedatangannya yang mendadak pasti begitu mengejutkan bagi lelaki cantik bermata indah itu yang sekarang masih terpaku dengan mulut terbuka lebar tengah menatapnya terkejut.

"Hai, Luhan," sapanya ditambah senyum menawan yang dapat membuat siapapun meleleh karenanya.

Luhan berkedip lucu. Mencoba mencerna segalanya. Tentang lelaki di depannya, tentang sesuatu atau kenangan yang mungkin akan mengingatkannya akan sosok tersebut, kepala Luhan seketika bekerja dalam kecepatan maksimal dan membuatnya langsung mengenali sosok tersebut walaupun bertahun-tahun telah berlalu tanpa adanya komunikasi di antara mereka.

Lelaki itu tidak banyak berubah sejak terakhir kali mereka bertemu. Ia hanya menjadi jauh lebih gagah dan dewasa. Tampak matang di usianya.

Sedetik kemudian ia menjerit histeris.

"YIFAN-GE?"

TBC

Ini absurd, gua tau. Ini pendek dan nggak sepanjang anunya Sehun, gua tau. Jadi jangan marah karna gua udah berusaha sebisa mungkin nyicil chapt ini di waktu luang gua yang jarang banget adanya.

Dan ini gua kasih cepet karena mungkin ntar bakal ngaret. Soalnya mulai minggu ini udah mulai kegiatan ekskul, jadi gua bakal sibuk.

Buat yang nagih penjelasan kenapa bokongnya si Lulu sakit, di chapt ini gua bikin rahasia dulu. Tapi ntar dia bakal curhat kok ke seseorang dan ngejelasin sesuai yang dibilang Sehun ke dia.

And, jan marah karena nggak ada Sehun di sini. Oke, gua udah kepanjangan cuap-cuapnya. Happy reading.

And don't forget to vomment, pleaseu

7.08.2017

18.18 WITA

Kalimantan Selatan

CHANGE 《Hunhan Couple》(SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang