Chapter 1: Anak

135 7 11
                                    

#1

Seratus tahun kemudian, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Edward Willburg dari keluarga yang sederhana di sebuah desa yang miskin dan kumuh.

Karena keadaan keuangan keluarganya tidak mencukupi anak itu setiap harinya berusaha membantu orang tuanya mencari nafkah dengan berjualan di pinggir sebuah pasar di dekat desa tempatnya tinggal. Dengan segenap tenaga dan tekat yang kuat dia berjuang untuk tetap tegar dalam menjalani kehidupannya yang penuh dengan keterbatasan tersebut.

Suatu hari pada saat Edward menunggu pembeli di pinggir pasar, dia bertemu seorang anak perempuan berambut pirang, bermata biru lebar, dan mengenakan gaun sederhana yang tampak lusuh ingin memebeli kayu bakar miliknya. Anak tersebut dengan cerianya meminta sebuah kayu bakar berukuran besar untuk di bawa pulang.

"Aku beli yang ini ya. Berapa harganya?" tanya anak perempuan itu dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya.

"5 bath, kamu kesini sama siapa?" tanya Edward sambil memperhatikan anak perempuan itu.

"Aku sendirian. Memangnya kenapa?". Anak perempuan tersebut bertanya sambil memincingkan matanya.

"Apa kamu kuat membawanya? Kayu ini berat lho" tanya Edward dengan nada tidak percaya.

Anak perempuan itu lantas mengembungkan pipinya dan mengatakan "Aku ini kuat lho, jangan remehin aku ya!". Diapun mengangkat kayu besar tersebut dengan susah payah sampai wajahnya memerah. Baru beberapa langkah saja dari lapak Edward, anak perempuan tersebut terjatuh dan tersungkur ke tanah berlumpur sampai seluruh badan nya kotor dan bau.

Edward sontak kaget dan menolong anak perempuan tersebut "Kamu tidak apa-apa?". Di saat orang-orang berlalu lalang dengan sibuknya tanpa memperhatikan mereka berdua.

Sang anak perempuan menanggis dan mengeluh kesakitan, "Sakiitt.... ini sakit" tangis anak perempuan tersebut.

Edward yang panik mencoba menghibur dan berusaha mengobati luka lecet yang ada di kaki dan tangan gadis kecil tersebut dengan cara meniupnya "Gimana sudah baikan?".

"Masih sakit, tapi trimakasih" jawab gadis tersebut sambi tersenyum.

"Rumah mu dimana? Sini aku antar." Edward menawarkan bantuan sambil mengulurkan tangannya ke gadis kecil tersebut.

Gadis itu langsung menyambut uluran tangan Edward " Kamu baik sekali, siapa namamu?" tanya gadis tersebut.

"Edward Willburg panggil saja Edward , kalau namamu siapa?" jawab Edward sambil tesenyum.

"Namaku Carla krisein panggil saja Carla. Mari kita berteman Edward." Jawab Carla sambil tersenyum dan menatap Edward.

"Tentu saja Carla" Edward menjawab dengan gugup. "Tunggu sebentar, aku mau beres-beres dulu. Akan ku antar kau nanti."

"Siap!" Ucap Carla dengan tangan kanan mengambil posisi hormat.

Edward merasa sedikit aneh melihat tingkah konyol Carla tapi ia tidak menghirukannya. Edward segera membereskan kayu bakar yang dijatuhkan Carla dan mengikatnya dengan tali agar tidak tercecer kemana-mana. Ia dengan telaten mengamati satu persatu dagangannya sesudah memastikan dagangannya masih lengkap dan tertata rapi Edward segera mengunci pintu dan jendela lapak sederhananya tersebut dengan pengamanan berlapis yang sebenarnya dianggapnya terlalu berlebihan memberikan pengamanan ekstra hanya untuk lapak reot warisan ayahnya itu.

"Apa yang kamu jual di lapakmu ini?" tanya Carla sembari mengamati lapak Edward.

"Tidak banyak, hanya kayu bakar, alat pancing, dan perlengkapan berburu untuk pemula. Itu saja."

The Brave HeroesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang