01

40.2K 819 10
                                    

"Bi Ratih, Mbak Darmi, Ira pergi sekolah dulu, ya...." pamit seorang gadis yang mengenakan seragam SMA itu pada seorang wanita paruh baya yang dipanggilnya Bi Ratih dan juga pada seorang wanita muda berumur sekitar 20-an yang dipanggilnya Mbak Darmi.

"Iya, Ra. Hati-hati di jalan, ya.... Belajar yang bener!" balas Bi Ratih berpesan pada gadis itu.

"Siap, Bi....!" jawab si gadis sambil mengacungkan kedua ibu jari tangannya.

"Jangan siap-siap aja, Ra! Kamu harus bener-bener belajarnya. Jangan mikirin cowok terus kalo gurunya lagi ngajar!" sindir Mbak Darmi.

"Mbak Darmi lagi ngasih wejangan untuk aku atau lagi nyindir diri sendiri? Bukannya Mbak Darmi, ya, yang suka ngelamunin cowok pas lagi kerja?" ejek gadis itu pada Mbak Darmi dengan menaik turunkan alisnya.

"Dasar bocah semprul....!!" ucap Mbak Darmi nampak kesal karena ejekan gadis itu yang justru terkekeh lalu menjulurkan lidahnya.

"Eh, Ra! Mbak titip salam buat anak cowok di sekolah kamu, ya...." pesan Mbak Darmi.

"Cowok yang mana, Mbak?" tanya gadis itu bingung.

Bagaimana gadis itu tidak merasa bingung? Apa yang baru saja Mbak Darmi bicarakan itu menurutnya tidak jelas ingin disampaikan pada siapa! Sedangkan murid laki-laki yang bersekolah di sekolah yang sama dengannya bukan hanya satu orang saja. Jika gadis itu menyampaikan salam dari Mbak Darmi pada semua murid laki-laki yang ada di sekolahnya, sampai mulutnya berbuih pun, belum tentu akan tersampaikan kepada semuanya. Ditambah lagi, bisa-bisa ia akan disangka perempuan genit dan akhirnya dirinya akan menjadi bahan bully-an siswi-siswi satu sekolahan-nya nanti.

"Sampe-in aja ke semua anak cowok di sekolahan kamu. Asalkan cowoknya ganteng, Ra. Mau temen sekelas kamu, seangkatan kamu, atau sama adek kelas kamu juga nggak apa-apa, Ra." jawab Mbak Darmi enteng dan sekenanya.

"Mbak Darmi masih waras, kan?! Mbak nyuruh aku buat nyampein salam Mbak ke anak-anak cowok yang ganteng-ganteng satu sekolahan? Ishh...., ogah, Mbak! Mbak mau aku dijadiin bahan bully-an di sekolahan karena dianggap kecentilan deketin semua anak-anak cowok yang ganteng-ganteng satu sekolahan? Bisa-bisa aku pulang tinggal nama doang.... Aih, amit-amit jabang bajay, deh!!" cibir gadis itu sembari bergidik. "Lagian Mbak Darmi ngapain, sih, cari yang brondong? Cari yang seumuran, kan, masih banyak, Mbak!" protesnya.

"Nggak apa-apa, dong.... Kan, biar nggak keliatan kalo Mbak ini udah tua-nya. Kan, kalo punya pacar brondong, jadi ikutan keliatan muda. Haha...." jawab Mbak Darmi lagi dengan asal kemudian terkekeh pelan.

"Mbak Darmi dapat teori itu dari mana? Ngasal banget! Nggak ada ngaruhnya kali, Mbak. Mau pacar Mbak itu anak SMA, SMP, SD, atau TK sekalipun, tetep aja bakalan keliatan tua. Malah semakin keliatan tua-nya. Mendingan Mbak Darmi jadian sama Kang Danang atau Kang Amir aja. Kan, lumayan, kita jadi dapet sayur atau bakso gratis setiap hari kalau Mbak pacaran sama salah satu dari mereka. Hahaha....." kata gadis itu sedikit kurang ajar, lalu tertawa geli.

"Emang, ya, nih bocah songong banget!" gerutu Mbak Darmi.

"Mbak juga, sih..., aneh! Mau cari pacar, kok, yang brondong. Lagian nih, ya, Mbak, aku tuh nggak punya temen cowok yang ganteng di sekolah. Apa mau aku kasih cowok yang cupu?" goda gadis itu.

"Iiiiihh..., ogah, ah, Ra! Amit-amit, deh. Mending Mbak jomblo seumur hidup, deh, daripada dapat cowok yang cupu." Mbak Darmi berkata sambil bergidik.

"Udah, udah. Ira, cepetan kamu berangkat! Lihat tuh, udah jam berapa? Kamu mau telat?" Bi Ratih memperingatkan sebagai cara untuk mengakhiri adu argumen antara gadis berseragam SMA itu dan Mbak Darmi.

"Ahh..., iya. Untung Bibi ngingetin Ira. Kalau nggak, Ira bakalan telat ke sekolah." ucap gadis yang menyebut dirinya sendiri Ira itu setelah melihat jam. "Gara-gara Mbak Darmi, sih...." sambung Ira menyalahkan Mbak Darmi.

KHAIRA (END) PINDAH KE DREAME/INNOVEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang