04

18K 541 2
                                    

"Ya udah. Kita ke parkirannya barengan." ajak Ricky, memilih mengalah.

Khaira hanya mengangguk kemudian berjalan beriringan bersama Ricky dan Olivia keluar dari kelas dan menuju parkiran. Sepanjang perjalanan mereka menuju parkiran, suasana terasa canggung. Itu karena Khaira dan Olivia yang biasanya selalu membuat suasana menjadi ramai, kali ini sama-sama tidak ada yang membuka suara setelah perdebatan yang terjadi di kelas tadi.

"Girls, ternyata sekolah kita kalo udah gelap nyeremin juga ya? Gimana kalo tiba-tiba ada suara cewek lagi nangis atau ketawa? Gimana kalo tiba-tiba ada cewek yang keluar dari salah satu kelas, tapi kakinya nggak napak? Kalian bisa bayangin nggak?" celetuk Ricky yang berhasil membuat berdiri bulu kuduk kedua gadis yang berjalan bersamanya. Apalagi Olivia. Karena gadis itu adalah anak yang penakut.

"Lo apa-apaan sih, Rick? Udah tau kalo ini udah gelap, kenapa malah ngomongin yang serem-serem gitu sih? Kalo ada beneran gimana? Emangnya lo berani?" tanya Khaira, protes.

"Tau, nih! Jangan ngomongin yang gituan dong.... Lo udah tau kalo gue penakut, lo malah nakut-nakutin." Olivia yang dari tadi diam, menyetujui ucapan Khaira. Gadis itu sudah berjalan semakin merapatkan tubuhnya dengan Khaira

"Gue cuma mau ngecairin suasana doang. Habisnya kalian diem aja mulai dari keluar kelas tadi. Udah tau kalo di sini sunyi, tapi kalian malah diem-dieman kayak orang yang nggak sengaja ketemu mantan." sindir Ricky.

"Lo pikir kita ini es, mau dicairin?" cibir Khaira.

"Bukan sih.... Tapi hampir jadi es karena suasana yang kalian ciptain. Nah..., nggak kerasa udah nyampe kan? Coba kalo kita diem-dieman aja kayak tadi, pasti kerasa lama sampe di parkirannya." ucapan Ricky memang benar. Setelah Khaira mengedarkan pandangannya, mereka memang telah sampai di tempat parkir.

"Ya udah, gue cabut duluan ya. Sampe ketemu besok!" pamit Khaira, lalu menaiki sepedanya setelah memutarnya.

"Hati-hati, Ra!" teriak Ricky berpesan padanya.

Khaira tidak menyahutinya. Ia hanya memberi kode dengan menyatukan jari telunjuk dan ibu jari tangannya membentuk huruf 'O' karena gadis itu sudah meninggalkan mereka dan hampir keluar gerbang.

Hari sudah semakin gelap. Saat Khaira melirik jam sederhana yang ada di pergelangan tangannya itu, ternyata dudah menunjukkan jam tujuh lebih sepuluh menit. Pantas saja! Khaira menjadi teringat 'Adnan di rumah. Ia yakin, pasti anak kecil itu belum makan malam karena menunggunya pulang. Anak itu memang tidak akan mau makan jika bukan Khaira yang menyuapinya.

Mengingat itu, Khaira mempercepat kayuhan sepedanya. Meskipun kepalanya semakin bertambah pusing dan berat, namun ia tahan demi 'Adnan. Dan setelah gadis itu menempuh perjalanan selama 15 menit, akhirnya ia sampai di rumah majikannya. Usai meletakkan sepeda di samping garasi, Khaira bergegas masuk dan langsung mencari 'Adnan.

" 'Adnaaan, Mbak Ira pulang....! 'Adnan dimana? " Khaira berteriak mencari dan memanggil anak kecil yang selama beberapa bulan ini diasuhnya.

"Baru sampai bukannya ngucapin salam, malah teriak-teriak kayak di hutan. Kebiasaan kamu, Ra!" cibir Bi Ratih.

"Hehe.... Maaf, Bi. Habisnya Ira udah kangen sama 'Adnan. Assalamualaikum, Bi...." Khaira terkekeh sebentar lalu memberi salam pada Bi Ratih.

"Wa'alaikumsalam. Udah, masuk sana! 'Adnan ada di kamarnya." Bi Ratih menjawab salam Khaira lalu memberitahukan keberadaan 'Adnan.

Dengan langkah setengah berlari, Khaira menuju kamar 'Adnan. Perlahan ia memutar kenop pintu dan membukanya. Tampaklah olehnya 'Adnan yang sedang duduk di kursi meja belajarnya.

"Hai, cowok! Lagi ngapain tuh?" sapa Khaira dengan nada menggoda.

Secepat kilat 'Adnan menolehkan wajahnya menatap Khaira. Anak kecil itu langsung melompat dari kursinya dan berlari ke arah gadis yang masih berdiri di ambang pintu itu.

KHAIRA (END) PINDAH KE DREAME/INNOVEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang