Part 1

1.7K 154 13
                                    

Sore itu di National Hospital, sebuah Rumah Sakit di Jepang, muncullah Al yang sampai di tempat lokasi tersebut, dimana ada seorang pria lanjut usia yang sedang sakit parah.

Tugas Al ke dunia adalah mencabut nyawa pria lanjut usia tersebut. Pria lanjut usia tersebut terkena penyakit gagal jantung dan tengah mengalami masa kritis dan kini dirawat di Rumah Sakit.

Al hanya tinggal mengambil nyawa dari pria tersebut dan tugasnya pun selesai sudah.

Namun kemudian Al melihat pemandangan yang tidak biasa di Rumah Sakit, yaitu ketika ada seorang dokter wanita bernama Yuki Kato tengah berusaha keras untuk menyelamatkan nyawa dari pria lanjut usia tersebut.

Yuki menginstruksikan kepada asisten dan suster untuk siap mengambil peralatan yang Yuki minta untuk melakukan operasi kepada pria paruh baya yang menjadi pasien Yuki.

Yuki berusaha sebisa mungkin dengan kemampuannya agar pria tersebut tetap selamat dan penyakit gagal jantungnya dapat disembuhkan.

"Ayo Pa, tetaplah berjuang untuk hidup !" ucap Yuki kepada pasiennya ketika sedang melakukan operasi.

Keringat Yuki yang menetes di dahinya tidak membuat Yuki patah semangat ( suster disebelah Yuki pun mengelap keringat Yuki ).

Detak jantung pasien pun semakin tidak teratur dan di monitor EKG terlihat detak jantung pasien datar  yang menandakan detak jantung pasien telah berhenti.

"Suster, siapkan defibrilator (alat kejut jantung) sekarang juga!" perintah Yuki.

"Siap dok" suster pun memberikan defibrilator kepada Yuki.

Gel bening dioleskan ke dada pasien. Lalu Yuki memberi aba-aba "200 joule, all clear??"

"Clear!!" Jawab para suster serentak, pertanda tidak ada seorangpun yang menempel ke pasien maupun ranjang pasien.

Dan segera selepas itu kedua bilah alat kejut jantung yang berbentuk seperti sepasang setrika ditempelkan Yuki ke dada pria tua itu.

Pria itu kemudian kejang sejenak lalu lunglai. Monitor EKG masih menunjukan garis datar. Yuki melanjutkan tindakan resusitasinya "360 joule, all clear??" "Clear!!" Lalu pria tua itu dikejutkan untuk kedua kalinya.

Setelah itu semua diam menatap ke monitor EKG. Garis yang muncul masih datar. Harapan selamat seakan sirna,dan pasien tidak dapat diselamatkan.

Tapi Yuki harus menerima kenyataan pahit bahwa nyawa dari pria tersebut tidak bisa tertolong.

Kegagalan tersebut membuat Yuki sangat bersedih sekaligus merasa sangat bersedih.

Yuki pun pergi ke toilet dan disana dia menangis, menangis karena telah gagal menolong nyawa bapa tua itu.

"Maaf...maaf saya tidak bisa menyelamatkan nyawa bapa." ujar Yuki sambil melihat dirinya di kaca.

Al yang daritadi melihat Yuki berjuang menyelamatkan nyawa bapa tua itu ternyata membuat Al sangat terpukau.

"Kenapa saya mengagumi dokter itu? Mengapa saya sedih melihat dokter itu bersedih?" ucap Al berbicara pada dirinya sendiri.

Ternyata selembar nyawa yang dimiliki oleh manusia sangat berharga bagi Yuki dan dia melakukan berbagai cara untuk bisa mempertahankannya.

Sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dimengerti oleh Al karena dia adalah seorang malaikat yang hidup abadi.

Al pun pergi menghilang meninggalkan Rumah Sakit. Kali ini Al gagal menjalankan tugasnya untuk mencabut nyawa pria tua itu. Itu semua karena Al harus melihat pria tua tersebut ditolong oleh dokter muda.

Dan kini yang membuat Al menjadi resah adalah dokter itu. Iya dokter yang berusaha menyelamatkan pria tua yang menjadi incaran Al.

"Tapi dokter yang tadi memang cantik dan baik hati, Ada apa ini dengan perasaan saya yang membuat pikiran ini tertuju kepadanya." ucap Al sambil  berjalan berputar.

Hari ini Al memang gagal, tapi besok Al akan kembali ke Rumah Sakit itu lagi bertugas untuk mencabut nyawa manusia yang lainnya.

                              ***

"Yuki...jangan kamu jadikan beban, saya tau kamu sudah berusaha sebisa kamu." ujar Kanaya yang merupakan senior Yuki di Rumah Sakit.

"Iya Senpai (panggilan untuk senior), saya hanya sedih karena tidak bisa menyelamatkan nyawa bapa tua itu."

"Kematian itu rahasia yang Diatas, Yuki. Kita sebagai seorang dokter hanya bertugas untuk menyelamatkan dan menyembuhkan pasien yang sakit, selebihnya itu diluar kuasa kita."

"Iya, Senpai saya mengerti."

"Jam bertugas kamu hari ini sudah selesai kan? Sudah, kamu pulang dan istirahat aja , Yuki !"

"Iya, baiklah Sanpei, saya pamit pulang, selamat sore."

Yuki pun berjalan menuju basement tempat dimana mobilnya diparkir.Dan Yuki mulai melajukan mobil menuju rumahnya.

Ketika Yuki sudah tiba di rumahnya, Yuki langsung mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dan menyegarkan tubuhnya yang Yuki rasa sangat lelah untuk hari ini.

Setelah selesai mandi, Yuki pun mengambil makanan yang ada di kulkas dan memanaskannya.

Yuki yang memang tinggal seorang diri jauh dari kedua orangtua, karena Yuki memilih menjadi seorang dokter ahli beda di Jepang.

Di National Hospital, Yuki merupakan salah satu dokter yang disukai dan dikagumi oleh pasien karena sifatnya yang ramah dan tentunya parasnya yang cantik.

Dokter laki-laki disana juga banyak yang suka sama Yuki, tapi karena Yuki saat ini hanya fokus pada pekerjaannya, dia tidak memikirkan untuk berpacaran.

                            ****

Keesokan harinya, Al yang diberi tugas oleh atasannya untuk mencabut nyawa harus bersiap siap pergi ke Rumah Sakit lagi.

Pagi itu Al sudah berada di Rumah Sakit untuk mengincar korban berikutnya.

Al memang tidak terlihat oleh manusia, tapi Al bisa melihat semua manusia di dunia.

Ketika Al sudah mengincar salah satu pasien di Rumah Sakit yang akan dia cabut nyawanya, Al bertemu dengan dokter cantik itu, iya dokter itu adalah Yuki.

Sebenarnya sih bukan bertemu, tapi hanya Al lah yang dapat melihat Yuki, sedangkan Yuki tidak dapat melihat Al.

Mobil ambulance tiba di depan Rumah Sakit, dan para perawat mendorong seorang anak kecil di kereta dorong yang mengalami kecelakaan.

Yuki yang melihat seorang anak kecil terbaring bersimbah darah langsung menghampiri anak tersebut dan melihat kondisinya.

"Masukkan anak ini ke ruang IGD sekarang sus!" jelas Yuki.

Yuki yang melihat kondisi anak tersebut luka parah harus segera dioperasi.

"Sus, siapkan ruang operasi, anak ini harus segera dioperasi!"

"Baik Dok"

"Apakah keluarga korban tidak ada ?" tanya Yuki yang memakai jubah operasinya.

"Tidak ada sama sekali Dok, yang saya tau anak ini loper koran tiap hari mengantarkan koran ke rumah-rumah. Dan kalau tidak salah anak ini hanya tinggal berdua dengan kakeknya yang sakit."

"Kasihan sekali anak itu, dan kita harus menyelamatkannya."

"Iya Dok"

Yuki yang kiri berada di ruang operasi telah siap untuk melakukan operasi, dan kebiasaan Yuki sebelum melakukan operasi pasti Yuki akan terlebih dahulu berdoa.

Al yang sedaritadi memerhatikan Yuki, kini pun ikut ke dalam ruang operasi. Betapa tersentuh hatinya Al melihat apa yang telah dilakukan Yuki.

Tidak dapat dipungkuri meskipun Al adalah si Malaikat pencabut nyawa, tapi untuk kali ini seorang manusia yang bernama Yuki telah membuat Al kagum.

Kekaguman tersebut kemudian berubah menjadi perasaan cinta Al kepada Yuki.

Angel of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang