Part 3

876 145 7
                                    

Al pun kembali ke Rumah Sakit dan menemui Pak Nathan.
"Pak Nathan, terimakasih....akhirnya kini saya menjadi manusia." ucap Al dengan antusias.

"Sebenarnya syarat yang tadi saya bilang itu bukanlah syarat yang mudah bagi para malaikat untuk menjadi manusia. Karena tidak semua malaikat menjatuhkan diri lalu bisa menjadi manusia."

"Apa maksud anda, Pak Nathan ? Saya ngga mengerti ?"

"Begini anak muda, jadi para malaikat  itu tidak dengan mudah bisa menjadi seorang manusia. Malaikat harus melewati beberapa syarat, syarat yang pertama yaitu memiliki hati seperti manusia, yang kedua yaitu Ketua malaikat memberikan ijin kepada malaikat tersebut menjadi seorang manusia , dan yang ketiga adalah menjatuhkan diri dari gedung tinggi pencakar langit.'"

"Berarti maksudnya saya berhasil melewati 3 syarat itu ?"

"Iya anak muda, itu berarti kamu berhasil melewati ketiga syarat itu. Padahal saya baru memberikan salah satu syarat tadi, kamunya sudah pergi menghilang begitu saja."

"Uuups...maaf Pak Nathan, itu karena tadi saya merasa begitu semangat. Untungnya saya bisa menjadi seorang manusia,kini."

"Good luck anak muda dalam misi pengejaran cinta dokter Yuki!" ucap Pak Nathan yang sedang meledek Al.

"Iya, siap Pak Nathan, wish me luck!"

Al pun meninggalkan ruang inap Pak Nathan dan berjalan mengitari Rumah Sakit. Tapi, ketika Al hendak melewati ruang inap anak, Al melihat Yuki yang sedang berjalan menuju arahnya.

"dr.Yuki....." ucap Al seakan tidak percaya ini kali pertama dia menjadi seorang manusia dan akan bertemu dengan Yuki.

Yuki yang berjalan semakin dekat ke arah Al membuat Al seperti sesak nafas.

"Permisi, tuan....tuan baik-baik saja ?" tanya Yuki kepada Al.

Al pun tidak menjawab pertanyaan Yuki, seakan-akan Al tidak mendengar apa yang telah Yuki katakan kepadanya karena kini Al sangatlah gugup.

"Tuan...anda kenapa ? Sepertinya tuan sedang sakit."

Lalu Yuki pun menggotong Al ke ruangan kerjanya untuk diperiksa. Yuki mendudukan Al di kereta dorong dan langsung memegang kening Al. Yuki langsung meletakkan stethoscope di dada Al dan kini detak jantung Al berdegup dengan sangat kencang.

Kemudian Yuki memeriksa kedua mata Al yang terlihat mempesona sehingga tak sengaja membuat Yuki jadi salah tingkah.

"Tuan...saya rasa anda sehat, tapi daritadi sepertinya anda kelihatan tidak sehat."

Akhirnya Al pun membuka mulut, "Entahlah saya rasa saya sedang tidak sehat kini, dok." ucap Al dengan suara bassnya.

"Anda tidak apa-apa koq tuan, anda bisa pulang dan lebih baik anda beristirahat sepertinya anda kelelahan."

"Terimakasih dokter Yuki."

"Anda tau nama saya ?"

Al pun kembali gugup karena dia keceplosan mengucapkan nama Yuki.
"Nama dokter kan tertera di name tag."

"Oh iya ya, maaf tuan."

Ketika Al hendak keluar dari ruangan praktek Yuki, Al pun tiba-tiba berhenti dan hanya beberapa detik tersenyum tanpa berbalik arah melihat Yuki.

"Hmmmm....pasien yang aneh." gumam Yuki sambil mencuci tangan di wastafel.

"Wah...lihat...lihat...ada cowo ganteng !" seru salah satu perawat yang baru pertama kali melihat Al berada di Rumah Sakit.

"Mana ? Ya ampun, ganteng banget. Mahluk Tuhan yang paling sempurna." balas perawat yang satunya dengan terpesona.

Al pun merasa bingung, kenapa sepertinya semua mata tertuju kepadanya ? Apakah ada yang salah pada dirinya ?

Ketika Al berjalan ke arah pintu keluar, Al melihat malaikat maut lain yang hendak mencabut nyawa seorang pasien. Al teringat akan tugasnya ketika dia masih menjadi seorang malaikat pencabut nyawa.

                               ***

Keesokan malamnya, Al pergi ke Rumah Sakit untuk menemui pujaan hatinya. Kini Al benar-benar mengetahui jadwal dr. Yuki bekerja.

"Hai, semua...saya pulang duluan ya...bye."

Yuki pun berpamitan pulang malam itu, dan kebetulan hari ini Yuki tidak membawa mobil sendiri, karena sedang dirawat di bengkel.

Ketika Yuki hendak melangkah keluar dari pintu Rumah Sakit, ternyata hujan lebat. Tapi tidak mungkin juga Yuki tidur di Rumah Sakit, maka Yuki memutuskan untuk menerobos deras hujan itu.

Akhirnya Yuki pun menyeberang dengan berlari berlari untuk menghentikan taxi, dan ketika itu pula ada seorang pria yang memayungi kepala Yuki agar Yuki tidak kehujanan.

Yuki yang kaget merasakan ada seorang pria yang menolongnya dari hujan agar tidak basah kuyub.

Ketika sampai di halte yang berada di seberang Rumah Sakit, Yuki pun menoleh ke wajah pria yang menolongnya ternyata adalah pasien yang kemarin dia periksa.

"Terimakasih...tu...an.."

"Al, panggil saja Al."

"Oh, iya Al...saya Yuki."

"Saya kan udah tau kalau nama kamu, Yuki."

"Oh iya ya, aduh lupa jadinya."

Kedua mata Al seolah menohok mata Yuki yang membuat Yuki merasakan ada sesuatu dalam hatinya ketika melihat tatapan Al .

"Sekali lagi terimakasih ya Al."

"Pulang sendiri malam begini ?"

"Iya, soalnya mobil aku lagi di bengkel jadi naik taxi aja."

"Ngga takut apa kamu pulang malam begini sendirian ? Bahaya loh wanita secantik kamu pulang malam."

"Hmm, jujur sebenarnya takut sih Al, tapi mau gimana lagi."

"Iya udah aku temenin pulang naik taxi ya?"

"Haaa ? Temenin pulang ?"

"Kenapa....apa kamu takut kalau nanti aku apa-apain?"

"Eeeng...ngga, bukan begitu Al..tapi...."

"Tenang saja Yuki, aku bukan pria jahat koq."

"Baiklah Al kamu boleh temenin aku pulang."

Al dan Yuki pun naik taxi duduk berdua di belakang, dan kini Yuki tampak kedinginan akibat terkena hujan.

Al yang merasa Yuki kedinginan, dia pun langsung membuka sweater yang dia kenakan dan menaruhnya di pundak Yuki agar Yuki tidak kedinginan.

"Al...ngga apa-apa...ini pakai aja, nanti kamu kedinginan."

"Udah ngga apa, pakai aja!"
Al pun kembali menaruh sweaternya di pundak Yuki.

Taxi pun telah sampai mengantarkan Al dan Yuki tepat di depan rumah Yuki.

"Al, terimakasih banyak ya udah temenin aku pulang, oh iya , sweaternya biar di aku aja dulu ya nanti aku cuci dulu."

"Iya, kembali kasih Yuki, ngga apa-apa  udah sini sweaternya ngga usah dicuci ngerepotin kamu!"

"Ngga Al, biar aku cuci dulu nanti kalau sudah kering bersih dan wangi langsung aku balikin."

"Ya udah kalau begitu kamu masuk gih, kasian udah kedinginan banget!"

"Iya Al, aku masuk duluan ya, bye."

"Bye, Yuki" Al pun tersenyum bahagia karena dia tidak menyangka bisa mendekati Yuki secepat ini.




















Angel of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang