Part 4

804 129 6
                                    

Pagi ini cuaca begitu dingin, Yuki yang masih berada di balik selimut tebal enggan untuk beranjak dari tempat tidur.

"Aduuuh siapa sih itu koq ribut banget diluar...ngga bisa lanjutin tidur, kan lumayan." gerutu Yuki.

Akhirnya Yuki pun beranjak dari tempat tidurnya dan melihat ada apa gerangan di luar.
"Wah, ada tetangga baru rupanya, akhirnya ngga berasa sepi lagi deh."

Yuki pun akhirnya tidak bisa melanjutkan tidurnya, jadi Yuki memutuskan untuk lari pagi saja.

"Jogging dulu aja deh, udah hampir dua minggu ngga pernah olahraga."

Yuki pun sudah siap untuk jogging keluar, dan ketika Yuki hendak keluar dari pagar rumahnya, Yuki bertemu dengan pasangan kakek dan nenek yang ternyata adalah tetangga baru Yuki.

"Selamat pagi kek,nek...halloo kenalin, saya Yuki, tetangga kalian." Yuki pun menjabat tangan kakek dan nenek yang kini menempati rumah di sebelah rumah Yuki.

"Pagi juga Yuki, kami tetangga baru kamu sekarang."

"Oh iya kek, nek, saya tinggal dulu ya, saya mau jogging dulu. Sampai ketemu lagi nanti." Sapa Yuki dengan ramah.

"Iya Yuki, SEMANGAT ! Kakek dan nenek sudah ngga bisa jogging kaya kamu, haha." ucap kakek dengan humornya.

Yuki pun meninggalkan mereka dan berlari-lari mengeliingi jalanan di pagi hari. Headseat yang selalu Yuki pakai di telinganya sambil mendengarkan lagulah yang menemaninya disaat lari pagi. Seorang pria berlari mengejar Yuki dan kini telah berlari sejajar dengan Yuki. Dan Yuki yang kaget melihat pria di sampingnya ikut berlari bersamanya ternyata adalah pria yang menolongnya semalam.

"Kamu....Al ?"

"Pagi dokter Yuki, aku temani jogging ya?!"

"Boleh, kamu tau darimana aku jogging disini ?"

"Kan aku seperti Malaikat, jadi tau dimanapun kamu berada."

"Haha..emang Malaikat itu ada ya?"

"Menurut kamu ?"

"Kata orang sih Malaikat itu ada, tapi selama aku belum pernah melihat Malaikat secara langsung, ya aku ngga percaya dengan adanya Malaikat."

"Kalau Malaikat itu aku, gimana ?"

"Haha...kamu pinter melucu ya Al, jadi ceritanya aku sekarang sedang jogging dan ngobrol sama Malaikat dong."

Al pun tidak melanjutkan obrolannya dengan Yuki, dan kini mereka berdua hanya fokus berlari.

Tak terasa waktu 2 jam pun berlalu, dan Yuki hendak kembali pulang ke rumah.

"Al, koq kamu ngikutin aku sih ?"

"Siapa juga yang ngikutin kamu ?"

Ketika sampai dekat rumah Yuki, Al pun berbelok ke rumah sebelahnya Yuki, "Bye Yuki...sampai nanti!"

"Haaaa ? koq Al masuk kesitu sih ? itu kan rumah kakek dan nenek tetangga baru."

Yuki pun masuk ke dalam rumah dan membuka kulkas untuk minum air mineral, kemudian Yuki penasaran sama Al, "kenapa Al bisa masuk ke rumah itu ya?"

Akhirnya Yuki memutuskan untuk pergi mengunjungi kakek dan nenek disebelah.

*ting tong (Yuki menekan bel rumah)

"Pa....gi" Yuki pun kaget melihat Al yang membuka pintu.

"Pagi juga Yuki, ada apa ?"

"Eh...eeuh...itu..anu...Kakek dan nenek ada di rumah ?"

Kakek pun turun dari tangga dan menghampiri Al dan Yuki, "Eh ada Yuki, ayo masuk nak !"

"Ngga usah kek, saya hanya ingin melihat keadaan kakek dan nenek aja." Elak Yuki.

"Udah...ayo masuk, ini istri saya baru saja selesai masak, jadi anggap aja kami undang tetangga baru untuk makan bareng disini. Oh iya, kenalin, ini Al, cucu kakek."

Al dan Yuki pun seperti canggung sehingga membuat kakek bertanya, " Wah...jangan-jangan kalian udah kenal sebelumnya ?"

"Iya, Opa..saya dan Yuki udah kenal sebelumnya."

"Iya, kek..saya dan Al emang udah kenal sebelumnya, tapi saya ngga tau kalau ternyata Al adalah tetangga baru disini.

"Eh ada nak Yuki, ayo masuk, oma udah masakin masakan special nih!"

"Iya nek, makasih."

"Panggil saya oma aja, dan suami saya panggil opa aja, Yuki!"

"Oh, iya baiklah oma, opa."

Opa, Oma, Al, dan Yuki pun duduk bersama menyantap hidangan yang sudah tersaji di meja makan. Al yang daritadi diam-diam mencuri pandang kepada Yuki membuat opa dan oma memperhatikan Al.

"Yuki, kamu tinggal sendirian di sini ?"

"Iya opa, saya tinggal sendirian disini. Kedua orangtua Yuki di luar negeri."

"Oh gitu, kamu termasuk gadis mandiri ya Yuki."

"Iya begitulah opa, udah terbiasa dari dulu,"

"Kalian berdua kenal dimana ?" tanya oma kepada Al dan Yuki.

"Pertama kali kami ketemu di Rumah Sakit, oma, waktu itu Al sakit dan kebetulan saya yang dokter yang memeriksa Al."

"Oh begitu ya nak, sepertinya kalian berdua berjodoh." ucap oma.

"Hehe...oma bisa aja." Jawab Yuki dengan kikuk.

"Opa, oma, Al, saya pamit pulang dulu ya."

"Oh iya, nak silakan, sering-sering datang kesini ya, jangan sungkan, anggap aja keluarga sendiri."

"Iya, oma"

*Flasback
Setelah Al menjatuhkan diri, Al bertemu dengan pasangan kakek-nenek yang tepat berada di tempat kejadian.
Pasangan kakek-nenek itu pun datang menghampiri Al.
"Anak muda....kamu ingin jadi seorang manusia juga rupanya ?!"

"Kalian bisa melihatku ?"

"Iya, anak muda, kami adalah turunan fallen angel makanya kami bisa melihat kamu tadi diatas ketika masih menjadi malaikat, dan sekarang sudah menjadi manusia."

"Jadi...kalian adalah turunan fallen angel ?"

"Betul anak muda."

"Kakek, nenek,...apa kalian berdua bisa menolongku menjadi seorang manusia utuh dan hidup bersama dengan manusia lainnya ?"

"Tentu saja bisa, anak muda. Kami keturunan fallen angel dari dulu harus saling tolong menolong."

"Aku mohon, bantu aku menjadi manusia di dunia ini, layaknya seperti manusia yang lain memiliki tempat tinggal, bekerja, agar orang lain tidak curiga kepadaku !"

"Jangan khawatir nak, kamu bisa tinggal bersama kami, kami bisa melihat kamu adalah malaikat yang baik meskipun selama menjadi malaikat kamu bertugas mencabut nyawa manusia yang sekarat."

"Jadi...saya bisa tinggal bersama kalian ?"

"Bisa nak, ayo sekarang kita ke rumah, dan ingat mulai sekarang kamu adalah cucu kami berdua."

"Terimakasih kakek, nenek."

"Panggil aja opa dan oma!"

"Dan karena kamu telah menjadi manusia, maka perbanyaklah berbuat baik di dunia ini!"

"Iya, baiklah opah, omah. Mohon bimbingannya."

Opa, Oma, dan Al pun berjalan pulang menuju rumah mereka. Dan mulai kini Al sudah mempunyai keluarga baru.

Angel of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang