MPG // Four

57.7K 3.3K 45
                                    

Alodia memandangi kakaknya bingung, sedari tadi cowok itu memegangi pipi kirinya dan berekspresi aneh. Bahkan mamanya pun, berpikir kalau Gabriel telah mengalami sesuatu. Entah apa itu.

"Kak?" panggil Alodia, Gabriel bergeming.

"KAKAK!!!!!!" jerit Alodia, tepat ditelinga Gabriel.

"Astaga lolo kenapa?" tanya Gabriel, ia memegangi kupingnya yang terasa sakit.

"Ayo sholat maghrib, jangan bengong diluar!" kata Alodia, ia menarik tangan kakaknya masuk kedalam rumahnya.

"Kamu kenapa sih bang?" tanya mama, Gabriel hanya menggeleng.

"Yaudah Gab mau wudhu dulu," kata Gabriel, lalu pergi.

Keluarga itu pun sholat berjamaah bersama, seperti biasanya. Dan Gabriel sungguh bersyukur karena keluarganya ini bahagia, mama dan papa nya hampir tidak pernah bertengkar malah kadang mereka bermersraan didepan Alodia hingga Gabriel terpaksa untuk memarahi papanya.

***

Natasha memandang sebuah buku yang ada dihadapannya, buku itu berisi lagu-lagu yang telah diciptakan oleh Gabriel. Tidak hanya Not, juga liriknya.

"Nata lagi apa hm?" tanya papa Nata, ia memeluk anak gadisnya itu.

"Lagi pelajarin piano dong." jawab Nata.

Nata memulai dilagu pertama yang diciptakan Gabriel, ia menekan tuts-tuts piano itu dan mencoba menghayatinya.

"Yaudah kamu belajar ya, biar bisa jadi pianist.." kata papanya.

"Iya pa amin!"

Natasha kembali melanjutkannya, ia memainkan piano itu dengan kagok dan terlihat tidak biasa. Namun, Nata tidak pernah menyerah. Dia harus bisa masuk ke club itu bagaimanapun caranya.

Baru dua kali bertemu dengan Gabriel saja, ia sudah jatuh cinta pada cowok itu. Ya, lagian siapa juga yang gak naksir sama dia?

***

Hari sabtu pun datang, Gabriel dengan malas membuka helmnya. Ia sampai dirumah Natasha. Baru saja mamanya mengancam akan membencinya jika ia tidak menuruti apa mau gadis itu. Mengapa? Entahlah, yang jelas mamanya tidak ingin Gabriel menyakiti Natasha.

"Hai! Aku udah bisa loh..." kata Nata, berucap senang pada Gabriel.

Sementara anak cowok itu hanya bergeming.

"Kamu kenapa..." tanya Nata.

Gabriel tetap bergeming, sehingga Nata terpaksa harus menghentikan langkahnya. Gabriel pun ikut berhenti, lagi pula inikan rumah Nata.

"Kamu marah karena kemarin ya.."

"Mau nunjukin atau nggak?" tanya Gabriel sinis.

Akhirnya, mereka pergi keruang musik walaupun sedari tadi Nata mengulum bibirnya kesal. Kenapa sih, Gabriel gitu banget?

"Coba unjukin," kata Gabriel, mereka sudah sampai diruang musik sekarang.

Natasha duduk dikursi pianonya, lalu memainkan lagu ciptaan Gabriel itu. Sementara, Gabriel memandangnya aneh bercampur kesal.

Bagaimana tidak? Natasha memainkannya sangat buru-buru, lalu nadanya juga tidak jelas.

BRAK!!!

"Lo kenapa sih?!" tanya Gabriel, saat Nata memukul tuts-tuts piano yang ada dihadapannya.

"Abisan, kamu ngeselin banget dari tadi! Aku ajak ngomong gak pernah nyaut! Serasa ngomong sama patung tau gak!" tukas Natasha kesal.

Rupanya, Natasha memang belum megetahui sifat Gabriel yang asli. Yang dingin, yang terkadang tidak menyahuti jika diajak ngomong.

Gabriel menghela nafasnya, ia meraih tangan Natasha lalu kembali menuntunnya memainkan lagu yang sama.

"Piano itu, lambang kelembutan. Apalagi kalo yang mainin cewek. Nggak kaya lo tadi," ucap Gabriel.

Natasha memandang Gabriel, ia terbengong-bengong. Kenapa Gabriel jadi baik lagi kaya gini? Emangnya dia harus kesel dulu baru Gabriel jadi baik?

"Coba aku sendiri.." kata Nata, Gabriel pun melepaskan tangannya.

Nata kembali memainkannya, walaupun menurut Gabriel masih buruk namun masih lebih bagus dari yang sebelumnya.

"Nah, udah! Jadi boleh masuk club kaaaaan??" tanya Nata, ia menyatukan kedua tangannya dan menempelkannya didada sambil berkedip genit pada Gabriel.

Ganriel memutar bola matanya kesal, ia memang tidak akan bisa menolak gadis yang satu ini dalam hal apapun. Gadis itu... Astaga, polos dan terlalu kasihan bila ditolak.

"Ya." jawab Gabriel singkat.

"Abis ini kamu mau kemana?" tanya Natasha.

"Pulang." jawab Gabriel singkat.

"Mendingan temenin aku aja ke toko buku, ya?? Oh iya kamu udah denger belom kan papa kamu sama papaku ngadain wisata bareng dari perusahaan.. Kamu pasti ikut!" kata Natasha panjang lebar.

Sesungguhnya, papa Gabriel tidak pernah menceritakan ini. Papa Gabriel memang seorang pianist, namun ia sudah mulai pensiun dan beberapa tahun lalu membangun perusahaan baru bersama papa Natasha.

"Oh,"

"Kalau nggak... Aku boleh main kerumah kamu gak? Boleh ya, sekali aja lagian...."

"Err.. Yaudah!"

"Kamu tunggu didepan aku ganti baju dulu ya!"

A/N :

Gatau pendek. Gatau lagi stuck banget. Gatau lagi galau banget karena Gabriel. Gatau lagi kesel.

Terus, ada yang menunggu-nunggu cerita Keenan gak? Wqwq.

Adrian galau karena diceritain paling akhir... Abisnya, gaada yang minta cerita Adrian T-T

Okelah.

Lopelope Netty!

MGS [2]: She's NatashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang