Walau hanya pesan singkat,
belum besar nyali saya untuk melakukannya,
mungkin benar, saya hanya pengecut dalam mencinta.
Karena saya pun tahu faktanya,
Bahwa diri ini tak bisa menandingi mereka.Entah bagaimana,
Dengan anehnya, saya masih menaruh harapan.
Dengan bodohnya, hati saya tak bisa melepas.
Dengan egoisnya, saya peluk impian erat.Maafkan saya untuk kesekian kalinya,
Tak bisa melawan egoisnya hati saya,
dan menaruh harapan, dengan beranggapan,
"Semua akan ada waktunya.".
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda.
PoetryHanya serpih serpih sajak tanpa judul, pertama dan terakhir ceritamu saya hubung, Yang dimana semua tak akan berujung. -d.t