Chapter 5

10.6K 398 6
                                    

Mata ali membulat sempurna setelah melihat isi dari surat undangan tersebut. Ali meneteskan air mata dari pelupuk matanya,Dada ali menggebu-gebu dan terasa sangat sesak.

"Apa yang harus gue lakuin." ucap ali lirih.

Ali menarik nafas nya teratur untuk menenangkan emosinya.

"Gue harus cari verrel. Gue mau minta penjelasan sama dia." ucap ali lalu menghapus air mata nya agar tidak ada orang yang mengetahui jika ia sedang menangis.

Lalu ali berlari keluar ruangan nya untuk mencari verrel. Ali terus mengedarkan pandangan nya dari sudut ke sudut namun hasil nya nihil,Ali meraih ponsel di saku celana nya ia menekan tombol telpon namun tak ada jawaban. Ali terus mengelilingi sudut kantor,dada nya terus menggebu-gebu.

Sampai akhirnya,ia menemukan verrel diatas atap gedung. Verrel menatap kosong kearah depan dengan mengantongi kedua lengan nya di saku celana milik nya. Sepertinya verrel sedang menenangkan fikiran nya sembari melihat pemandangan dari atas sini.

Ali menghampiri verrel perlahan, lalu ia menepuk pundak verrel lalu menarik nya agar verrel menatap mata nya.

"Rell!!" ucap ali tegas dengan menatap verrel dengan tatapan tajam.

"Mau apa lagi lo?" balas verrel dengan sedikit menaikan dagu.

"Maksud lo apa ngelakuin itu ke gue hah!! Gue sahabat lo Rell!!" balas ali dengan nada tinggi sambil menarik kerah baju verrel kuat-kuat.

Namun verrel hanya tersenyum sinis lalu memalingkan wajah nya.

"Heh!! Jawab pertanyaan gue!!" balas ali tegas.

"Apalagi yang harus gue jelasin hah!! Semua nya udah jelas!!" balas verrel.

"Gue ga nyangka lo kaya gini rell!! Lo itu pengecut!! Loser!!" balas ali dengan penuh emosi.

"Maksud lo?" balas verrel dengan dahi yang berkrinyit pertanda ia tak mengerti apa maksud ali.

"Ya,lo itu pengecut! Pengecut karna lo ga pernah mau jelasin yang sebenernya ke gue! Kenapa rell kenapa? Gue tau kalau lo bakal tunangan minggu ini kan? Dan lo bakal nikah bulan depan?" balas ali tegas.

"Iya,gue emang bakal ngadain pertunangan minggu ini. Dan cewe yang bakal tunangan sama gue itu...." balas verrel namun terhenti.

"Bukan prilly tapi nathasa?" potong ali dengan senyum penuh kemenangan.

"jadi lo udah baca undangan itu?" balas verrel.

"Ya jelas lah bro!! Sumpah ya gue ga bisa kebayang kalo lo beneran mau nikahin pril..." ucapan ali terhenti karna ia tak sengaja menyebutkan nama itu dihadapan sahabatnya. Bukan karna ali tak mau sahabat nya tau tentang perasaan dia, namun hanya saja ali malu untuk menceritakan nya.

"yaelah li,li. Maksud lo prilly? Gak usah terlalu kaku gitu lah kalo mau cerita haha iya gak? Tanpa lo bilang juga gue udah tau,karna lo itu sahabat gue. Jadi gue tau gelagat lo kalo lagi naksir cewe haha." balas verrel lalu merangkul pundak ali.

Ali hanya tersenyum malu.

"Haha ntah sejak kapan gue bisa ngerasa nyaman kalo lagi deket sama cewe lagi rell. Dan baru prilly yang bisa bikin gue jadi kaya gitu." balas ali dengan wajah bahagia.

"Makanya,jadi orang jangan cuek cuek kenapa!! Oh iya,lo udah minta maaf sama prilly belum?" tanya verrel.

"Belum. Gue gak tau sekarang dia ada dimana,gue harus cari dia sekarang!" balas ali lalu hendak berlari namun verrel menahan nya.

"Eeeee tunggu tunggu,lo gak usah sibuk-sibuk nyari dia. Biasanya kalo dia lagi sedih pasti dia ada di taman." balas verrel.

Ali menatap verrel sejenak dengan melukiskan seulas senyum dibibirnya.

CEO tampan Vs Sekretaris CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang