SPY : Amelie

147 9 0
                                    


  [A]lexandra nyaris tenggelam dalam bacaannya. Ekspresi wajahnya kelihatan serius dengan bibir yang terkatup rapat. Matanya bergerak cepat membaca baris per baris setiap kalimat di suatu paragraf.

  Well, Alexandra bukanlah siswi teladan dengan kacamuta bulat yang rajin membaca buku setiap harinya, terutama buku pelajaran. Tapi mau bagaimanapun juga, dia tidak bisa mengelak jika buku pelajaran yang dimilikinya memiliki materi yang menarik dan tidak membosankan untuk dibaca berulang-ulang, terutama dalam pelajaran Sejarah.

  Well, untuk menjadi murid di CSS, kau harus terbiasa membaca buku-buku tebal setiap harinya. Dan Alexandra tidak merasa keberatan, dia cukup menikmatinya dan tidak menganggapnya sebagai beban.

  Hal lain yang harus (wajib) kau patuhi selama menjadi murid di CSS yaitu harus menaati jadwal, dan peraturan yang telah di tetapkan oleh CSS.

  Biasanya, setiap dua minggu sekali akan diadakan ujian khusus kecakapan murid. Setiap muridnya akan menjalani tes secara bergilir di ruangan khusus yang terletak di gedung belakang sekolah.

  Jika dianggap lulus tes dan mendapat nilai sempurna, kau juga harus bersiap untuk dikirim kedalam sebuah misi berkelompok secara mendadak.

  Banyak hal yang baru saja Alexandra pahami di CSS, membuatnya harus ekstra hati-hati agar tidak membuat kesalahan di hari-hari pertamanya sebagai murid baru CSS.

  Kursi perpustakaan yang ditarik di sebelah kirinya berhasil mengalihkan perhatiannya. Dia mendongak dari buku bacaannya dan menoleh, menatap sesosok gadis berambut coklat halus bergelombang yang tengah tersenyum manis kearahnya.

  "Halo, bisa aku duduk disini?" tanyanya ramah.

  Alexandra mengangguk cepat sambil balas terenyum. "Tentu."

  Gadis berambut coklat itu segera menduduki kursi di samping kiri Alexandra. "Kau murid baru?"

  Alexandra mengangguk dengan heran. "Bagaimana kau bisa tahu?"

  Gadis itu tersenyum lagi. "Well, aku cukup hapal wajah setiap murid yang seringkali berkunjung ke perpustakaan. Akhir-akhir ini, aku sering melihatmu berkunjung disini. Jadi wajar aku menyadari jika kau merupakan murid baru," terangnya panjang lebar.

  Alexandra kembali membalas senyumannya, ia terkekeh pelan. "Seberapa sering kau berkunjung kesini?"

  "Terlalu sering," jawabnya sambil menyeringai.

  "Bahkan aku tidak pernah menghitung seberapa seringnya aku berkunjung kesini."

  Alexandra tersenyum lebar.

  Sepertinya gadis ini bisa dijadikan seorang teman, batinnya.

  "Siapa namamu?" tanya Alexandra ramah.

  "Amelie Arlington. Tapi kau bisa memanggilku Emma," jawabnya sambil menjabat tangan Alexandra. "Dan kau?"

  "Alexandra Sangster. Kebanyakan teman dekat memanggilku dengan sebutan Lexie. Tapi Alexandra terdengan lebih baik," jawabnya.

  "Nama yang bagus," puji tuhan Emma tulus.

  "Terima kasih, kau juga."

  Emma mengangguk.

  "Kau dari kelas mana, Alexandra?"

  "Oh, aku dari kelas 9-2. Kau?"

  "Kelas 9-1."

  percakapan keduanya mengalir begitu saja.  Alexandra kelihatan lebih rileks. Dia senang Emma bukanlah gadis sombong seperti beberapa gadis yang dikenalnya di sekolah ini. Terlebih lagi bagi Emma, yang memang selalu menyenangkan ketika bertemu dengan orang-orang baru.

  Keduanya akrab dengan mudah. Mereka memiliki banyak kesamaan, terutama dalam kegemarannya utamanya yaitu mempelajari hal-hal baru dan membaca buku.[]

 

SPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang