[A]lexandra memandang kagum gedung Asrama sepuluh lantai di hadapannya. Rasanya, Asrama ini terlalu mewah jika hanya untuk tempat tinggal empat puluh murid yang telah lolos tahap penyeleksian, ataupun jalur khusus.Seorang wanita bersurai hitam legam berjalan keluar dari dalam gedung Asrama. Dia menggenakan jins hitam selutut, dan kemeja putih ketat. Wajahnya tampak di rias dengan Make-up yang cukup tebal. Senyumannya tampak lebar, namun entah mengapa malah terkesan mengerikan.
"Halo everybody, my name is Cyntia Rose. You all can call me Agent Rose. Aku yang akan mengantar kalian berkeliling Asrama ini selama kurang lebih setengah jam. Now, let's follow me," katanya dengan logat Prancis yang kental.
Empat puluh remaja tersebut segera mengikuti langkah Cyntia yang terkesan terburu-buru. Mereka hanya diajak mengelilingi lantai dasar yang cukup luas, yang terdiri dari ruang Gym, kamar mandi, Cafe mini gratis, ruangan rapat khusus, ruangan pelatihan khusus penembakkan, dan ruang pribadi Resepsionis. Mereka bahkan tidak memerlukan waktu lebih dari sepuluh menit, bahkan kurang.
Cyntia hanya terlalu melebih-lebihkannya. Dia hanya membawa para remaja tersebut berkeliling satu lantai dasar.
"Oke, cukup untuk tur kami hari ini. Kalian bisa mengeksplorasi lebih banyak tentang Asrama ini sendiri. Aku tidak memiliki banyak waktu. Silahkan kalian mengambil barang-barang dan mengambil kunci ruangan pribadi masing-masing di meja Resepsionis. Sampai jumpa."
Alexandra memandang kepergian wanita Prancis itu dengan heran. Dia terlihat terburu-buru dan tidak begitu menikmati tur tersebut. Emma mendengus pelan, "wanita aneh."
Setelah mengambil barang-barang dan mendapatkan kunci ruangan pribadinya masing-masing, Alexandra dan Emma segera bergegas menuju lantai lima bersama beberapa murid lainnya. Alexandra merasa cukup beruntung mendapat letak kamar yang strategis di Asrama ini. Terlebih lagi ia bisa tinggal satu lantai dan bersebelahan dengan Emma.
Gadis lainnya yang ikut bertetangga dengan mereka adalah si manis Selena Hudson. Dia memang tidak banyak bicara, namun murah senyum dan baik hati.
Sisanya adalah tiga murid laki-laki yang tidak mereka kenal. Salah satu diantaranya adalah kenalan Emma, namanya Daniel Peterson. Ia memiliki iris mata biru laut kehijauan dengan kulit putih pucat, rambut hitamnya tertata dengan rapi.
Well, setiap orang tidak bisa menyangkal jika Daniel memang sangat tampan.
Dua diantara, tidak ada yang Alexandra kenal. Mereka belum pernah bertatap muka selama ini. []
KAMU SEDANG MEMBACA
SPY
AdventureMenjadi Agen Rahasia merupakan impian Alexandra Sansgter selama bertahun-tahun. Siapa sangka, impian yang selama ini dianggapnya sebagai angan-angan kosong dapat terwujudkan ketika ia menginjak kelas satu SMA. Ini adalah kisahnya. Kisah seorang Alex...