~Author pov~
Sudah satu jam berlalu, Yeri terbangun dari tidur lelapnya dan kali ini ia benar-benar sudah sadar
"Noona akhirnya kau bangun juga" Jaemin dengan cepat langsung memeluk Yeri dengan erat, meski tak menangis tapi terlihat jalas matanya berkaca-kaca dengan raut wajah yang sangat khawatir
"Kenapa noona melakukan hal bodoh itu? Noona jahat padaku" kali ini air mata Jaemin menetes namun dengan segera ia mengusapnya
"Maafkan noona, noona tidak bermaksud membuatmu khawatir, noona sadar noona salah" meski dengan suara yang masih serak Yeri mencoba mengeluarkan suara dan menenangkan Jaemin
"Noona tidak boleh melakukan hal bodoh seperti itu lagi, dan besok kita harus ke dokter" ucap Jaemin tegas menandakan bahwa tidak ada penolakan atas perkataannya
"kenapa kita masih berada di depan restoran?"
"Entahlah, saking khawatirnya aku lupa bahwa kita masih di restoran, yang kuperhatikan dan yang kufikirkan hanya noona" jawab Jaemin jujur, sedari tadi yang Jaemin lakukan hanya melihat Yeri tertidur.
Baru saja Yeri berniat menyuruh Jaemin untuk segera mengemudikan mobilnya namun sosok pria yang baru saja turun dari mobil hitam di depannya mengambil alih fokus Yeri, Yeri ingat siapa pria itu, ia adalah Jeon Jungkook. Entah apa yang difikirkan Yeri tanpa pamit ia keluar dari mobil dan mengejar Jungkook.
"Junkook-ssi"
Merasa namanya disebut dengan segerah Jungkook menoleh
~Jungkook pov~
Butuh waktu cukup lama untuku dapat mengingat bahwa wanita yang memanggilku ini adalah pemilik butik yang kudatangi tadi siang kalau tidak salah namanya Yeri
Aku hanya menoleh padanya dan mengangkat sebelah alisku bingung
"Maafkan aku sebelumnya aku harap kau tidak berfikir yang tidak-tidak aku hanya ingin memastikan sesuatu" ucapannya sangat cepat, aku bahkan belum sempat mendengar dengan baik apa yang ia katakan dan setelah mengucapkan kalimat yang tidak kumengerti itu ia langsung saja memelukku
"Tidak bereaksi" ucapnya pelan dalam pelukanku namun masih dapat kudengar.
Aku tak bereaksi apa-apa aku hanya diam terpaku tidak mengerti dengan situasi yang tiba-tiba ini, baru saja aku ingin melepaskan pelukannya tapi pria lain sudah lebih dulu menariknya"Apa noona sudah gila? Kenapa melakukan hal ini lagi?" Suara pria itu meninggi terlihat jelas bahwa ia sedang marah karena khawatir.
'apa ia namjachinggu Yeri?
Tapi ia memanggilnya noona?
Apa ia berpacaran denga pria yang lebih muda?' Pertanyaan bodoh lewat begitu saja difikiranku namun aku kembali fokus pada apa yang sedang terjadi di depanku ini.
Kulihat raut wajah Yeri yang bingung padahal situasi ini adalah karena perbuatannyaPria itu segera menarik Yeri masuk kedalam mobil, sebenarnya aku ingin protes atas perlakuan kasar pria tadi, bagaimanapun Yeri seorang Yeoja.
Dan aku juga ingin protes atas perbuatan Yeri yang seenaknya padaku, tadi siang mengajakku berkenalan dan sekarang memelukku, aku sangat ingin mengingatkan mereka berdua pada sopan santun hanya saja aku tidak punya waktu Eunha dan kedua Orangtua-nya pasti sudah menungguku, dengan segera aku memasuki restoran dan mencari meja yang dimaksud Eunha~Author pov~
"Jeon Jungkook imnida, maaf aku terlambat, tadi ada sedikit halangan"
Sapa Jungkook dengan sopan lalu duduk di samping Eunha, dan dengan segera Eunha menggandeng tangan Jungkook lalu Tersenyum kearah kedua Orangtuanya memberi tanda bahwa pria di sampingnya ini ada pria yang ia maksud sejak beberapa hari yang lalu
KAMU SEDANG MEMBACA
THE POWER OF LOVE
RandomYeri gadis berusia 22 tahun merupakan seorang penderita ANDROPHOBIA -ketakutan pada seorang pria- tapi bukan berarti ia pecinta sesama Jenis hanya saja trauma tentang kenangan masa lalunya membuatnya takut pada pria selain adiknya, hingga ia berhasi...