twenty one

5.6K 817 26
                                    

"Kalo kalian udah siap kabarin gua ya"

"Ngapa emang? Mau gua jemput?"

"Gak usah. Kalian ikut gua aja. Nanti gua coba izin"

"Lo mau bawa mobil?"

"Iye"

"Ebuset itu kaki lu aja belom sembuh Sya"

"Selo elah. Gak parah"

"Mata lo gak parah. Biru gitu"

"Biru doang gak patah"

"Udahlah Ra. Lu kan tau Nasya batu"

"Oh iya gua lupa Lis"

Nasya yang sedang berdiri di depan cermin cuman tertawa kecil. Ya, dia sedang menelpon Nara dan Lisa yang di loudspeaker.

"Udah udah. Nanti tunggu di halte biasa aja"

"Kalo otw kabarin"

"Siap bosqu"

PIP

Nasya mengambil ponsel dan tasnya lalu keluar kamar. Jihoon yang juga keluar kamar melihat Nasya dengan senyuman paginya.

"Pagi"

"Pagi juga bang"

Mereka pun turun tangga besama. Bibi pun menghampiri mereka dengan dua tempat makan yang ada ditangannya.

"Nih bekal buat non Nasya sama den Jihoon. Udah agak telat takutnya aden sama non telat"

"Aduh bibi tau aja" kata Nasya.

"Apasih yang gak bibi tau non" Nasya dan bibi pun tertawa.

"Yaudah bi kita berangkat dulu ya"

"Ati-ati den non"

"Iya bi"

Jihoon pun berjalan ke gantungan kunci lalu mengambil kunci motornya. Begitupun dengan Nasya bedanya dia mengambil kunci lain.

Jihoon sudah menaiki motornya lalu Nasya berjalan ke arah lain.

"Loh kok kesana?" tanya Jihoon. Nasya cuman bisa ngasih liat kunci yang ia bawa sambil tersenyum.

Raut wajah Jihoon langsung berubah, "Gak gak. Ama gue aja"

"Ah elah banggg"

"Gak gak"

"Sekali banggg"

"Ngapain pake mobil sih?"

"Ama Lisa Nara kok nantiii"

"Kaki lu belom sembuh dek"

"Sekali bangggg yayayaya?" rujuk Nasya dengan tangan yang ditautkan lalu berada di depan mukanya. Jihoon langsung menoyor kening Nasya.

"Apaan sih lebay banget"

"Yaela bang lagi mohon gini dibilang lebay. Tau ah" seketika Nasya langsung bete.

Jihoon turun dari motornya lalu menghampiri Nasya yang udah masuk ke mobil, "Sya Sya. Buka pintunya Sya. Gue bercanda Sya"

Mesin mobil pun menyala. Jihoon hanya bisa mengetok kaca dan meminta Nasya turun.

Nasya menjalankan mobilnya lalu keluar dari kawasan rumahnya. Jihoon jhanya menatap mobil yang dengan cepatnya menghilang dari pandangannya.

👑

Mobil Nasya mulai melintasi jalan raya. Nasya tertawa mengingat kejadian barusan. Dia akting. Akting biar dia bisa kabur dari Jihoon.

"Maafkan adekmu ini bang" monolog Nasya dalam mobil sambil fokus pada jalanan yang mulai padat.

Nasya pun bersenandung dengan lagu Mama - Jonas Blue yang mengalun dari radio mobilnya. Dengan asiknya Nasya bernyanyi di mobilnya. Saat lampu merah, tiba-tiba ponsel Nasya berdering. Dia pun melihat ponselnya. Ternyata Lisa menelponnya.

"Woi lama bat gila"

"Sabar ini dikit lagi nyampe"

"Gercep"

PIP

Saat telpon mati, pas banget lampu udah ijo. Nasya langsung menancap gasnya.

Gak lama, mobil Nasya sampe di halte yang udah ditunggu sama Lisa dan Nara. Nasya mengklaksonkan mobilnya lalu Lisa dan Nara memasuki mobil.

"Lama bat gils" kesel Lisa.

Nasya ketawa, "Maap maap. Debat dulu ama abang"

"Yaiyalah abang lu debat. Dia pasti sepemikiran ama kita"

"Udah gak usah dibahas"

"Yaudah iya"

Selama perjalanan, mereka bernyanyi dengan lagu yang disetel dari radio. Dari yang dangdut sampe yang edm. Mereka juga tertawa saat salah satu dari mereka ada yang nyanyi tapi nadanya gak nyampe.

Gak terasa mereka udah sampe di sekolah. Nasya langsung masuk ke kelasnya yang udah rame.

"Nasyaaaaa!!!"

Nasya tersenyum saat Somi berteriak namanya. Nasya duduk di kursinya langsung dipeluk sama Somi.

"Apaan dah Som"

"Kangen ihh"

Nasya hanya tertawa. Somi melepaskan pelukannya trus duduk di depan Nasya.

"Gimana? Masih sakit?"

"Udah mendingan kok Som"

"Tau gak sih? Blablabla..."

Somi bercerita dengan antusias keadaan kelas kemaren. Namun, Nasya tidak fokus pada cerita Somi melainkan fokus kepada kursi yang di duduki sama Somi.

KRIINGGG

"Som, Guanlin mana?"

"Lah iya ya? Sebelum lu dateng tadi dia keluar trus belom balik ampe bel"
"Nih ada tasnya tuh"

Nasya melihat tas yang ditunjuk Somi. Bener, itu tas Guanlin. Tapi mana yang punya?

Sementara itu...

Guanlin tak sadarkan diri dengan mulut yang diiket dengan handuk kecil di gudang.







Maaf baru bisa apdeettt. Karena sibuk jadi panitia ini itu jadi gak sempet berimajinasi/? Mohon pengertiannya🙏 don't forget voment💕

Who Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang