Aku mulai nyusun barang di koper kecil ku. Gak banyak barang yang ku bawa. Hanya beberapa helai baju, buku – buku, beruang teddy kesayangan, seragam buat ospek, serta satu pasang sepatu olahraga. Bekal makanan yang dibikinin ibu aku masukin tas yang bakal aku tenteng selama perjalanan. Aku berangkat besok pagi tepat tanggal 16 Agustus 2009.
Sambil berlinang air mata aku pergi ninggalin desa kecilku. Gak banyak uang jajan yang ku bawa hanya cukup buat beberapa hari aja. Ayah janji akan ngirim uang lagi setelah beberapa hari. Hal yang paling ku ingat beberapa koin seribuan yang dikasih kakekku di plastik es batu.
Sambil netesin air mata kakek meluk aku sambil ngomong " Hanya ini yang bisa kakek kasih ke Naya, selamat jalan hati – hati di Jogja".
Jarak rumahku ke bandara sekitar satu setengah jam. Aku berangkat sendiri dijemput mobil travel. Sampai di bandara aku langsung ketemu temenku yang mau berangkat bareng aku . Namanya Dira. Anaknya putih tinggi langsing matanya sipit. Orang yang liat dia pasti akan berpikiran kalo dia itu chinese padahal dia Islam. Dia juga penerima beasiswa yang sama kayak aku. Dan kami satu kosan juga.
Perjalanan ke Jogja kami dimulai dengan transit ke Jakarta dulu. Abis itu baru berangkat lanjut ke Jogja. Kurang lebih lima puluh menit terbang. Pramugari pesawat mulai ngomong " Sebentar lagi kita akan mendarat di Bandar Udara Soekarno Hatta di Tangerang Banten......". Aku langsung liat ke jendela. Gedung – gedung tinggi kota Jakarta terlihat. Aku menghela napas keingat gak ada yang kayak gitu di desaku.
Transit ke Jogja empat jam lagi. Aku ngelirik jam tangan di tangan kiriku. Waktunya makan siang.
"Ayo kita beli makan siang Nay".
"Aku bawa bekal Dir , kamu mau ikut makan sama aku ? kebetulan aku bawa lumayan banyak".
"Wah aku makan di luar aja deh Nay aku gabisa makan ikan hehe, sorry yak"
" Okeokee sorry gabisa nemenin, ati - ati"
"Sip gapapa santai" Dira mulai berjalan keluar ruang tunggu.
Setelah nunggu empat jam akhirnya kami di bikin kecewa dengan pengumuman delay. Pesawat yang harusnya take off jam 16.40 jadi take off jam 18.00. Setelah nunggu lagi kurang lebih satu setengah jam akhirnya kami dipersilahkan naik pesawat.
Untuk pertama kalinya naik pesawat malem - malem. Aku di bikin kagum sama lampu – lampu warna – warni di landasan. Kayaknya itu lampu penanda di landasan. Lampu kabin dimatiin dan kami pun terbang menuju kota Jogja.
Empat puluh lima menit berlalu, lampu – lampu kota Jogja mulai terlihat dari balik jendela pesawat. Aku pun mendekatkan wajah ke kaca jendela, terlihat atap- atap rumah warga. Ini lebih teratur dibanding atap rumah Jakarta. Sesaat setelah natap pemandangan itu ga terasa air mataku mulai netes ngembasahin pipiku. Haru, bersyukur dan ga nyangka akhirnya cita – cita semenjak kecil buat kuliah terwujud Alhamdulillah.
Lampu kabin mulai dinyalakan lagi tanda pesawat udah mau landing.
Keramahan kota jogja bikin aku diam sejenak sampe Dira bikin aku jantungan.
" Hei ! kita naik taksi aja ya Nay ntar patungan bayarnya, di jogja gak banyak kendaraan umum lagipula ini udah malem".
Aku cuma ngangguk dan ngikutin Dira di belakangnya.
Sebenernya aku belum pernah liat kostan yang bakal aku tinggalin untuk empat tahun ini. Waktu aku ke Jogja buat daftar ulang kuliah aku ga sempet cari – cari kostan. Akhirnya aku telpon Dira dan minta tolong cariin aku kostan. Kebetulan di kostnya Dira masih ada satu kamar kosong. Akhirnya aku kost disitu.
Taksi kami melaju nyusurin jalanan Jogja yang ramai. Lima belas menit kemudian kami sampai di depan gerbang hijau rumah bertingkat dua dengan cat pink.
Dira mulai ngembuka kunci gerbang dan mengajakku masuk. Aku pun masuk sambil narik koperku. Kami pun sampai di lorong dengan banyak kamar berderetan. Kami jalan ngelewatin satu persatu pintu – pintu kamar itu sampai terhenti di salah satu pintu.
"Kamarmu di atas paling ujung Nay, ini kamarku".
Dira mulai membuka pintu kamarnya. Terlihat kasur kecil dengan sprei polkadot hitam putih di sudut kamar.
"Istirahat dulu , nanti kita ambil kunci kamarmu di ibu kos sekalian kenalan". Aku ngangguk sambil ngembuka jaket coklatku.
Sinar matahari pagi masuk dari balik tirai jendela. Aku membuka mata perlahan
"Ini Jogja, kami tertidur sampe pagi"
Kulihat Dira masih meluk erat gulingnya. Aku bangun dan jalan ke kamar mandi. Selesai cuci muka aku pun keluar kamar.
" Jadi ini pagi Jogja gak sedingin di desa"
Ku pandangin pintu – pintu kamar kostan lain yang masih tertutup rapat mungkin pada belum bangun. Atau emang gaada orang.
"Ehm" seorang lelaki turun dari tangga yang gak begitu jauh dari kamar Dira. Sontak bikin aku kaget. Bapak – bapak hmm bukan ini lebih tua. Dia datang dengan baju garis – garis biru putih , celana pendek selutut dan bawa sapu kecil di tangan kirinya.
"Siapa ya Mbak? Kok kayaknya saya baru liat".
"Emm ini pak saya Naya, saya penghuni baru, saya baru sampai tadi malam makanya tidur di kamarnya Mbak Dira dulu belum ketemu ibu kos".
"Oh iya, iya, iya Mbak Naya, yaudah ayok ikut saya".
Aku pun langsung ngeh kalo ini bapak pemilik kos. Aku langsung make sandal jepit pink bertuliskan Jogja punya Dira.
Aku kemudian diajak nemuin ibu kos. Kalian pasti tau sama ibu – ibu kos di film – flm, ternyata ibu kos ku demikian hmm agak horror. Umurnya hampir 70 an ini mah bukan ibu kos tapi nenek kos kali ya hehe. Wajahnya gak ramah sedikit pun dan ngomongnya juga sewot banget. Aku langsung mikir ternyata ibu – ibu kos yang di film itu emang bener hehe.
"Udah tau aturan disini kan ?"
"Sudah bu"
"Bagus, peraturan dibuat bukan untuk dilanggar ya"
"Iya Bu"
Setelah ngobrol lumayan lama aku pun pamit buat ke kamar sambil bawa kunci dengan gantungan kertas bertuliskan 12A. Aku kembali ke kamar Dira untuk ngambil koper. Dira masih dengan posisi kayak pas aku bangun tadi. Aku pun langsung jalan ke kamar tanpa ngembangunin Dira. Aku ngelangkah naikin tangga sambil ngangkat koperku yang lumayan berat. Dan kamarku tepat di samping tangga, nomor 12A. Aku mulai membuka pintu kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cahaya Menyapa
Teen FictionDimulai dari kunci , kau lalu akan mencari lubang kunci nya, ketika kau mendapatkan lubang kunci kau akan memasukan kunci dan menggerakkan tanganmu untuk membuka kunci itu, setelah itu kau akan menarik gagang kunci hingga pintu terbuka, setelah pint...