Perjuangan

1.6K 182 25
                                    

Happy Reading

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

.

.

Cinta bisa menimbulkan kebahagiaan namun juga bisa kepedihan. Awalnya terasa sangat indah saat pertama bertemu dengannya. Bahkan rasanya tak ingin untuk dilupakan. Entah ada apa dengan cinta ku? hanya kepedihan yang selalu datang setiap kali aku ingin menggapainya. Karena satu kebodohan, timbul banyak kepedihan. Cinta memang tak dapat ditebak.

.

Tok...tok...tok...

"Pha. Buka pintunya!"

Phana sedari tadi terbaring di kasurnya. Tapi sebenarnya ia tidak tidur sama sekali. Kalau dibilang sakit phana memang sedang sakit. Ia sakit di hatinya.

Selama satu hari kemarin phana banyak berpikir yang tidak-tidak sehingga bukannya membaik tapi kini kepalanya malah semakin terasa berat.

Ceklek..

Akhirnya phana membukakan pintu. Disana sudah ada beam dan kit datang untuk menjenguknya. Phana pun mempersilahkannya masuk.

Beam merasa prihatin melihat kamar phana. Kamarnya benar-benar kotor dan diluar dari kata rapih. Baju dan kertas-kertas berserakan dimana mana. Kemana perginya phana yang serba bersih?

"Pha. Apa kamu sudah baikan?" Tanya kit.

Phana sedang duduk di kasurnya sedang kedua temannya hanya berdiri di samping kasur itu.

"Iya. Aku sudah baikan." Ucap phana bohong.

Beam dan kit bukannya tak tau. Mereka sudah bersahabat sejak sekolah dasar jadi mereka tau kalau kini phana sedang berbohong. Lagipula lihatlah wajahnya yang pucat itu. Tak bisa sama sekali tersembunyikan. Ckck

"Aku tau kamu mempunyai masalah. Tak apa kalau memang kamu tak mau membaginya dengan kami. Tapi tolong Pha jangan buat dirimu sakit seperti ini." Ucap kit.

"Aku sebenarnya masih marah padamu Pha. Tapi aku memaafkanmu karena aku khawatir padamu." Tambah beam.

"Ku kira tak ada lagi yang ada di pihak ku. Ku kira kalian meninggalkanku. Ku kira aku benar-benar sendiri sekarang." Ucap phana melas.

"Maafkan aku teman-teman, aku tak sempat mengatakan kalau aku menyukai wayo. Karena aku takut kalian akan mengejekku."

Beam dan kit hanya menggelengkan kepala.

"Baiklah aku akan menceritakan kenapa aku meninggalkan wayo malam itu."

"Bukan maksudku saat itu meninggalkan wayo. Setelah pergi darinya aku sudah mencoba menghubungi wayo untuk menjelaskannya. Tapi dia tak menjawab telponku."

Beam kemudian menoyor kepala phana.

"Kamu memang bodoh kalau menyangkut hal seperti ini. Siapa juga yang mau menerima telpon dari orang yang baru saja meninggalkannya sendirian di gelapnya malam. Dasar bodoh!" Ucap beam.

"Ternyata aku masih lebih pintar darimu. Lalu apa alasanmu meninggalkan wayo?" Tanya kit.

Phana menjelaskan pada kit alasan dia tak jadi menjeput wayo. Saat itu dia mendapat pesan ancaman dari seseorang tak dikenal yang berisi ancaman akan menyakiti wayo melalui penggemarnya.

Tentu saja beam dan kit yang mendengar itu merasa ngeri. Siapa yang berani mengancam Phana mereka yang tampan ini.

"Aku tau siapa yang bisa melakukan ini padaku." Ucap phana emosi.

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang