Suasana hening menyelimuti dorm. Semua anggota BTS sudah tidur kecuali Hyerin. Hyerin malah menikmati angin malam di atap dorm dan mengamati pemandangan kota Seoul yang indah di malam hari. .
"Indahnya." Gumam Hyerin seraya menghirup udara. Lalu Hyerin melihat bintang-bintang yang gemerlap menghiasi langit. "Aku merindukanmu eomma." Hyerin tersenyum sambil memandang langit.
"Malam yang indah bukan." Seru Jimin dan mendekati Hyerin. Hyerin sedikit kaget dengan kedatangan Jimin.
"Oppa." Suara Hyerin lirih.
"Oppa? Apa aku terlihat tua Rin? Kita kan hanya beda 1 tahun saja. Panggil aku Jimin atau kalau kamu canggung panggil aja sayang." Jimin menatap Hyerin hangat. Hyerin hanya tersenyum dan menepuk lengan Jimin tanpa melihat Jimin. Hyerin paling gugup jika ditatap seperti itu.
"Gak bisa tidur ya?" Tanya Jimin sambil merangkul Hyerin dengan tangan kanannya. Hyerin hanya mengangguk pelan. Mereka berdua menikmati angin malam yang sejuk. Mereka saling diam seraya menikmati pemandangan dari atap.
"Rin, aku boleh tanya sesuatu?" Jimin memulai pembicaraan.
"Boleh. Tanya aja." Hyerin tetap dengan posisinya. Melihat gemerlap lampu Kota Seoul.
"Kenapa kamu ngefans sama Suga hyung daripada aku?" Hyerin menoleh cepat kearah Jimin. Pertanyaan yang tidak masuk akal menurut Hyerin.
"Entahlah aku juga tidak tau." Jelas Hyerin membuat Jimin tertawa. Hyerin mengerutkan alisnya bingung. "Kenapa tertawa? Lucu?"
"Jangan dianggap serius pertanyaanku tadi. Aku hanya bercanda Rin." Jimin terkikik dan mengusap kepala Hyerin. Hyerin memutar bola matanya dan menghela nafas.
Tiba-tiba Jimin menarik Hyerin ke dalam pelukannya. Hyerin tersentak dengan perlakuan Jimin dan berusaha untuk melepas pelukannya. "Sebentar saja Rin." Jimin mengeratkan pelukannya dan memejamkan matanya. Hyerin hanya diam mematung dan juga memejamkan matanya. Hyerin juga tidak membalas pelukan Jimin. Astaga-_-. Saat Hyerin membuka matanya, dia melihat seseorang tidak jauh darinya. Orang itu sepertinya mengamati mereka dari jauh. Hyerin penasaran dengan orang itu, dia terus melihat orang itu hingga pergi.
'Siapa itu? Kenapa dia diam disana lalu pergi? Apa dia tidak ingin mengganggu Jimin memelukku? Tapi kenapa?' Batin Hyerin.
Jimin melepaskan pelukannya dan mengelus pipi Hyerin lembut. "Gomawo Rin." Suara Jimin lembut. Hyerin tersenyum dan mengelus pipi Jimin "Iya sama-sama Op, eh Jim."
"Ayo masuk, sudah malam Rin. Waktunya istirahat." Jimin menggandeng tangan Hyerin dan mengajaknya masuk. Hyerin mengangguk pelan dan mengikuti Jimin.Saat masuk ke dalam dorm, Hyerin melihat seseorang duduk di meja makan. Taehyung.
"Sana masuk kamarmu Rin." Jimin menatap Hyerin.
"Iya, kamu duluan aja Jim. Aku mau ke dapur ambil minum." Jelas Hyerin dan di balas anggukan dari Jimin.
"Oke, bye Rin. Good night." Jimin memasuki kamarnya yang berhadapan dengan kamar Hyerin.
Hyerin menuju ke meja makan untuk mengambil minum. Tidak. Untuk menghampiri Taehyung.
"Gwaenchanayo?" Suara Hyerin membuat Taehyung tersentak di sela lamunannya.
"Eh, gwaenchana Rin." Jelas Taehyung dengan tingkah gugup.
"Kamu kelihatan gugup. Apa kamu sakit?" Hyerin memeriksa suhu badan Taehyung dengan menempelkan telapak tangannya pada dahi Taehyung. Taehyung mematung ketika tangan Hyerin menyentuh dahinya. Detak jantungnya menjadi tidak beraturan. "A-aku sehat kok Rin. Tenang aja." Taehyung melepaskan tangan Hyerin pada dahinya. Hyerin tak yakin dengan perkataan Taehyung. "Jangan bohong padaku Tae." Kata Hyerin cemas. Taehyung menghela nafas pelan dan tersenyum pada Hyerin.
"Gwaenchana Rin, aku sehat kok. Kamu habis dari mana? Kok belum tidur?" Taehyung mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Habis dari atap." Jawab Hyerin.
"Di atap tapi kamu gak pakai jaket Rin? Nanti kalau masuk angin gimana?" Taehyung mencubit pipi Hyerin lembut.
"Anginnya enggak kenceng kok. Anginnya bersahabat hari ini." Jelas Hyerin sambil menuangkan air putih ke dalam gelas. Taehyung menatap Hyerin dengan lembut. Entah apa yang dia pikirkan. Hyerin yang menyadari Taehyung menatapnya tanpa berkedip langsung mengamati dirinya sendiri. Memastikan ada yang salah dengan dirinya atau tidak. Menurutnya tidak ada yang aneh pada dirinya. "Wae? Ada yang salah denganku?" Pertanyaan Hyerin membuat Taehyung menghentikan tatapan mautnya. Aduww.
"Nothing. Kamu cantik." Hyerin membulatkan matanya dan pipinya mulai memerah karena malu. Taehyung tersenyum dan memegang tangan Hyerin. "Kamu harus tidur. Sudah malam Rin." Taehyung menggandengnya menuju depan kamarnya. Hyerin tetap diam tanpa sepatah katapun.
"Masuklah dan langsung tidur. Jangan begadang. Arraseo?" Taehyung memegang kedua tangan Hyerin. Hyerin mengangguk.
"Good Night Hyerin." Taehyung mengecup dahi Hyerin sekilas. Tubuh Hyerin seperti kaku tak bisa bergerak, detak jantungnya tak beraturan, matanya membulat seperti ingin loncat dan pipinya memerah karena untuk pertama kalinya Taehyung mengecup dahinya.
"Eh Ta-Tae." Hyerin menunduk menyembunyikan pipinya yang merah.
"Aku tak akan pergi sebelum kamu masuk Rin." Taehyung mendongakkan dagu Hyerin agar menatapnya.
"A-Aku masuk dulu ya, good night Tae." Hyerin membuka pintu kamarnya dan mulai masuk. Sebelum menutup pintu kamarnya, Hyerin melambaikan tangan pada Taehyung dan di balas senyuman oleh Taehyung."Ada apa dengan diriku?"
"Kenapa aku seperti cemburu melihatmu berpelukan dengan Jimin?"
"Apa aku mulai suka padamu Rin?"
Taehyung menghela nafas dan berjalan menuju kamarnya.
*******
TBC...
└(^o^)┘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pervert Idol
FanfictionKu pikir jika bertemu langsung dengan idolaku , mereka pasti cuek dan dingin. tapi ternyata aku salah, mereka justru memperhatikanku. Kim Hye-rin