девятнадцать

2.2K 280 19
                                    

"Jen, pulang yuk?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jen, pulang yuk?"

Sudah tidak terhitung lagi Hanbin mengucapkan kata-kata itu pada Jennie. Bosan? Iya.

Hanbin terus merengek seperti anak kecil kepada Jennie. Sampai Bobby
terheran-heran dengan sikap sahabatnya ini. Jisoo apalagi, dia cuma bisa geleng-geleng kepala.

Saat mereka kembali, langsung disuguhkan sikap Hanbin yang seperti itu. Jisoo dan Bobby memilih pindah tempat daripada ikut-ikutan sebel sama Hanbin.

Kalo Jennie, saking sebelnya denger ocehan Hanbin. Dia nutup telinganya pakai headset, tapi Hanbin gak nyerah gitu aja.

"Jen!" Hanbin mencopot headset yang Jennie pakai. Jennie memelototi Hanbin dengan horror, "Nyebelin banget sih lo ah! Pergi sana!" sungut Jennie kesal sambil mendorong-dorong badan Hanbin.

Hanbin malah memeluk Jennie, menenggelamkan kepalanya. "Awas gak," ucap Jennie. Hanbin menggelengkan kepalanya.

Acara nonton tvnya terganggu akibat cowok yang sedang memeluknya kini, Jennie akhirnya menyerah dan membiarkan Hanbin memeluknya.

"Ayo, pulang."

Lagi. Kata itu terulang lagi. Jennie tetap diam dan tak mau bergeming sedikitpun. "Jeeen," panggil Hanbin lagi.

Mengubah posisinya, sekarang Hanbin tiduran diatas kedua paha Jennie. Wajahnya mengadah menatap Jennie, yang ditatap merasa gugup ketika Hanbin menatapnya lekat-lekat.

 Wajahnya mengadah menatap Jennie, yang ditatap merasa gugup ketika Hanbin menatapnya lekat-lekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang, ayo pulang."

Sayang? Sayang?

Jennie menunduk melihat Hanbin, "Kesambet apa lo?" tanyanya ketus. Hanbin mengendikkan bahu, "Emang gak boleh manggil 'sayang'?"

"Gak!"

"Jennie ngegemesin, mau cium rasanya."

Jennie mendelik tidak suka, "Gausah cium-cium deh! Cium sana cewek baru lo!" Matanya kemudian menatap benda kotak di depannya kembali.

Cup!

"What the--"

Cup!

Jennie melotot ketika bibir Hanbin menyentuh bibirnya barusan. Baru saja ingin menyemprotkan kata-kata pedasnya, Hanbin membungkam bibirnya lagi.

Tanpa Jennie sadari Hanbin sudah duduk sekarang. Jennie belum membalas lumatan Hanbin, saraf-saraf di otaknya masih belum bisa tersambung.

Hanbin melepaskan ciumannya dan memberinya tatapan tanda tanya ketika Jennie malah menangis.

"Kenapa?" tanya Hanbin panik. Jennie malah sesenggukkan, ia menangkup wajah Jennie.

"Kenapa sih pas lagi begini lo malah berubah? Lo mau bikin gue baik lagi dan lo mainin lagi sepuas lo hah?!"

Hanbin terdiam.

"Gua gak bermaksud kaya git--"

"Terus maksud lo apa?"

Jennie menyeka airmatanya, kemudian beranjak dari duduknya. "Jennie," panggil Hanbin pelan.

Jennie menghiraukan panggilan itu, Hanbin bangkit menyusul Jennie, meraih pergelangan tangan Jennie.

"Sumpah, gua serius soal ini. Gua bener-bener nyesel soal kemaren, biarin gua perbaikin ini, Jen."

Kill Me, Heal Me. | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang