[12] DILAMAR

1K 169 10
                                    

BAB 12
DILAMAR

***

"Tan, ga perlu segitunya. Hanbin ga papa, kok."

"Hanbin, dengerin Tante." Suara Bom terdengar serius.

Hanbin mau tak mau ikut serius. "Iya, Tan?"

"Kamu suka ya sama anak Tante?"

Deg

Duh, Mama Lisa kok tahu, sih?

Hanbin nyengir. "Hehe, keliatan banget ya, Tan?" Jawabnya malu.

Prok prok prok

Bom bertepuk tangan, ia terlihat senang.

"Bagus, kalo gitu." Ucapnya membuat Hanbin  menatapnya bingung.

"Maksud Tante?"

Bom tersenyum misterius. "Sini Tante bisikin sesuatu."

Hanbin mendekat. Dan ia tersenyum ketika mendengar apa yang Mama Lisa itu bicarakan.

"Tante harap kamu berhasil."

"Makasi banyak, Tan."

"Sama-sama, ganteng."

***

Lisa membulatkan matanya ketika melihat adegan bisik-membisik antara Mamanya dan Hanbin.

Lho?

Hanbin kok deket sama Mama, sih? Mereka pdkt? Lalu, gimana dengan papa?

Lisa geleng-geleng kepala. Ish! Fikiran gila.

"Tante harap kamu berhasil."

"Makasi banyak, Tan."

"Sama-sama, ganteng."

Tanpa sadar Lisa berdecak.

"Dasar bocah sableng! Lo awalnya deketin gue, sekarang lo deketin Mama gue. Lo sebenernya suka sama gue ato Mama gue, sih? Php lo! Gesrek! Sebel gue!"

"Lisa? Lama banget."

"Iya, Ma. Lisa dateng!" Lisa langsung datang ke ruang tamu.

Ia duduk di hadapan Hanbin.

Bom tersenyum. "Tante tinggal ya, Hanbin. Lisa, obatin wajah Hanbin dengan bener."

"Iya iya, Ma." Jawab Lisa setengah kesal.

Lalu, Bom pun meninggalkan Lisa dan Hanbin yang kini saling diam.

"Mau diobatin gak?" Tanya Lisa ketus.

"Ridho gak, Tan?"

"Nggak."

"Oh, yaudah. Aku pulang kalo gitu---"

"Gue ridho, bego! Sini cepet!" Lisa menarik tangan Hanbin sehingga lelaki itu duduk di sampingnya.

"Bonyok juga wajah lo, Bin." Ujarnya ketika melihat wajah Hanbin yang merah-merah, sedikit ada yang mengeluarkan darah.

Efek kuku nya yang gak dipotong selama sebulan kali. Hehe

"Tan, bahasanya."

"Emang kenapa? Gue lebih suka panggil lo gue."

Lisa mengambil obat merah dari dalam kotak p3k itu. Mengoleskannya ke kening bocah di depannya.

"Bagusan aku kamu, Tan."

"Lo gue aja."

Lisa mengambil kapas, lalu menempelkan kapas itu dengan plester di kening Hanbin.

"Kesannya kalo lo gue, kita tuh seumuran, Tan."

"APA?"

"DUH!"

Lisa yang kaget tanpa sadar menoyor kening Hanbin tepat di lukanya.

Hanbin meringis. "Sakit, Tan."

"Sorry, sorry." Lisa ikut meringis.

"Sakit?" Tanyanya. Lisa meniup-niup luka yang tadi ia toyor.

Gue gak setua itu, bocah! Batin Lisa merana.

Hanbin beberapa detik diam membeku.

Lo cantik, Tan.

"Tan, kamu cantik. Mau nikah sama aku?"

HAH?

"DUH!"

Hanbin kayaknya harus ke Dokter deh. Lisa noyor lukanya terus dari tadi. 😭

"Sorry, abisnya omongan kamu ngagetin."

Buset! Tuh kan, Lisa jadi aku kamu lagi. -_-

***

-To be continued-

Efek dilamar tuh. Wkwk 😁😁😁


Voment guys 😘😘😘

BETWEEN LOGIC AND HEART - HANLIS/TAELISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang