BAB 15 ㅡ Dia Bilang, Dia Suka Aku

2.4K 497 89
                                    

Faika diantarkan pulang oleh Jun dengan selamat ya walaupun lebih dikit dari jam yang sudah ditentukan dan disepakati. Itu juga Jun udah ngebut pake banget biar nggak telat-telat banget pulangnya. Dari Jakarta Kota ke rumahnya Faika bukannya deket, tapi jauh pake banget.

Mana macet lagi. Jun hampir tiap saat ngumpat kasar di depan Faika sedangkan Faika cuma berusaha menenangkan Jun yang emosi karena macet sambil mengusap pundak kiri Jun.

Tapi Jun tetap saja kesal. Dia pasti balas gini,

"Jun udah sabar. Macetkan wajar di Jakarta," tenang Faika.

"Nggak bisa! Ini demi kepercayaan ayah lo sama gue. Gue udah ngebawa anaknya dengan izin dan pake perjanjian, yakali gue nggak nepatin janji gue tadi pagi. Cowok macam apa yang ngelanggar janjinya antar sesama cowok? Banci, Fai!" balas Jun keras.

Iya, Jun itu cowok yang selalu megang teguh apa yang diucapkan, yang dia janjikan. Dia hampir tidak pernah ngelanggar janji, kecuali ada keperluan yang benar-benar mendesak dan akan dia ganti hari lain.

Tapi urusannya sudah beda kalau dengan Faika dan ayahnya. Dani itu tipe yang tegas dan selalu tepat waktu, ibarat kata kalau telat sedikit saja dia akan dihajar sampai KO. Jun nggak mau sampai kaya gitu, apalagi sampai kepercayaan Dani ke dia itu hilang. Kalau sampai itu kejadian, bakalan nyesel banget dia.

"Turun Fai. Udah sampe," ajak Jun santai.

Faika mengangguk lalu turun dari mobil. Keduanya memasuki rumah Faika, dia ruang tengah sudah ada Samudra dengan wajah khawatirnya.

"Astagfirullah Dek! Abang sampe spaneng nungguin kamu pulang. Udah lewat 2 menit nih," ujar Samudra panik seraya menangkup kedua pipi Faika.

Faika menurunkan kedua telapak tangan abangnya dari pipinya, "Nggak apa-apa, Bang. Ayah mana?" tanya Faika.

"Untung aja Ayah lagi sibuk sama lele nya di belakang. Nggak nanyain kamu dari tadi. Ayo ke belakang samperin ayah," ajak Samudra pada Faika dan Jun.

Benar saja di halaman belakang Dani lagi sibuk memberi makan lele-lele jumbonya dan juga ikan koinya.

"Assalamu'alaikum yah," salam Faika.

Dani menoleh, "Wa'alaikumsalam. Loh kok udah pulang?" Tanya Dani heran.

LAH?!!

ADA APA SEBENARNYA?!!

Faika, Jun dan Samudra mengerjap polos.

"Katanya jam 8!" seru mereka bersamaan.

Dani membelalak kaget lalu nyengir lebar sambil garuk-garuk kepalanya, "Oh jam 8 ya? Hehehe maklumlah ayah udah tua jadi udah mulai pikun," balas Dani yang masih dengan senyum malunya.

Jun tersenyum tipis lalu menggeleng, "Faikanya sudah pulang dengan selamat Pak Jendral. Saya pamit pulang dulu," ujar Jun.

Dani mengangguk, "Ya kamu boleh pulang, hati-hati di jalan. Jangan ngebut ya, Jun!" peringat Dani.

Jun mengangguk lalu menyalimi Dani dan Samudra, ia juga melambai kecil pada Faika lalu berbalik dan berjalan keluar dari rumah Faika.

Dani menghela napas pelan setelah kepergian Jun, "Dia ngajak kamu kemana aja?" tanya Dani kepo.

Faika duduk di kursi yang berada di depan ayahnya, "Jun ngajak aku ke Kota Tua tapi pas udah tutup, enak deh yah. Pemandangan Kota Tua pas malem itu kalau kata aku indah," balas Faika.

Dani hanya mengangguk-ngangguk saja. Samudra yang menyandarkan punggungnya di dinding dekat pintu yang tak jauh dari Faika dan ayahnya pun ikut nimbrung.

Siap Jendral 🍃 Wen Jun Hui ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang