BAB 19 ㅡ Tragedi Kota Tua

2.8K 452 67
                                    

Hari ini hari Minggu, Jun berniat untuk mengajak Faika ke Kota Tua lagi. Kali ini mereka datang dari siang, karena kalau sore sudah mulai sepi dan museumnya sudah hampir tutup. Persetan dengan panas, persetan dengan kulit yang mendadak hitam.

Asal Faika bahagia, Jun juga bahagia. Ciaaa.

Sebut saja dia Bucin.

Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang, Jun dan Faika duduk di depan dekat Museum Wayang. Tangan Jun sibuk menghalangi panas matahari yang terus menusuk kulit Faika.

Perempuan itu menepis tangan Jun, "Ngapain sih lo? Gue nggak manja kali. Nggak usah ditutupin gitu," ujar Faika dengan kerutan di dahinya.

"Tapi kan nanti lo hitam, Fai," balas Jun.

Faika menggeleng, "Santai aja kali, Jun. Gue juga nggak begitu takut hitam kali. Gue strong!" ujar Faika lalu ia bangkit dari duduknya.

"Mau kemana?"

Faika menoleh, "Gue mau ke toilet sebentar. Lo tunggu sini ya," pamit Faika.

"E-eh! Lo mau gue temenin nggak? Jangan sendirian!" balas Jun yang juga ikut berdiri.

Faika menggeleng, "Gue bukan anak kecil, jadi stop ngikutin gue. Lagian gue cuma mau ke toilet kok, nggak akan lari. Takut banget," balas Faika lalu ia mengeloyor begitu saja tanpa mempedulikan wajah Jun yang masih melongo.

Jun menghela napas lalu kembali duduk di tempatnya. Mata sipitnya terus memperhatikan orang-orang berlalu-lalang di depannya sambil sesekali ia menggigit bibirnya atau bermain ponsel.

Waktu terus berlalu, sudah 30 menit tapi Faika tak kunjung kembali. Jun mulai khawatir, ia bangkit dari duduknya lalu melihat ke arah jam tangannya.

"Fai, lo kemana sih? Lagi pipis apa boker? Lama bener," gerutunya lalu mengusap wajahnya kasar.

Jun mengeluarkan ponselnya dan mengirimi pesan pada Faika.

[LINE]

Faika

Today

13.47

Jun : Wey Fai! Kemana lo? Lama banget
Jun : Lo boker ya?!
Jun : Ngaku luh!
Jun : Jangan main-main deh. Nggak lucu

13.59

Jun : Nggak lucu, Fai! Masa lo ke toilet sejam
Jun : Gila lo!

14.00

Jun : 📞 Missed
Jun : 📞 Missed
Jun : 📞 Missed

Jun mengacak rambutnya kasar, dia sudah bertekad untuk mencari Faika yang hilang tanpa kabar. Baru saja ia ingin melangkahkan kakinya, ponselnya bergetar.

Faika is calling...

Hati Jun mencelos saat melihat siapa yang meneleponnya. Dengan tergesa ia mengangkat panggilan itu.

"Halo Faika! Lo dimana?!"

"Hiks... Jun to-tolongin gu-gue."

Mata Jun membulat saat mendengar suara isakkan di seberang sambungan teleponnya. Suara yang sangat ia kenal. Suara Faika.

"Lo dimana?! Tenang oke, gue bakalan jemput lo ya. Tunggu gue, sekarang kasih tau lo ada dimana?" titah jun pelan-pelan.

Ia mencoba untuk tidak panik agar Faika juga tetap tenang.

Siap Jendral 🍃 Wen Jun Hui ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang