Jun berjalan gontai di koridor kelas 12. Dia jadi kepikiran soal pernyataan cintanya semalam pada Faika. Jun mendesah pelan lalu merutuki kebodohannya kemarin.
"Ah! Bodoh! Harusnya jangan ngomong dulu sama doi!" rutuk Jun.
Dia memutar arahnya yang tadinya mau ke kelas jadi ke toilet dulu. Udah lama dia nggak ngaca dan mengagumi wajahnya sendiri.
Saat ia sampai di depan kaca, Jun hanya diam sambil merapikan kemeja putihnya yang keluar-keluar dari celana abu-abunya. Dia mengangkat kemeja putihnya sedikit dan menampilkan perut keras kotak-kotak yang dia punya.
"Masukin apa keluarin aja ya?" Gumam Jun sambil mikir lama banget. Telunjuknya dia ketuk-ketukkan ke pipinya, matanya menatap ke arah langit-langit dan bibirmya ia majukan sedikit.
Jadinya kan lucu ya.
Dia melihat kembali ke arah celana dan seragamnya lalu dia langsung menarik kemeja putihnya keluar dari celana abu-abunya.
"Keluarin aja. Gue nggak pake ikat pinggang ini hehehe," gumam Jun lagi sambil haha hehe di depan cermin.
Intinya Jun pas itu lagi ganteng banget. Dia hanya menggunakan kemeja putih, celana abu-abu, tanpa dasi dan ikat pinggang, converse hitam dan rambutnya yang masih tertata rapi berkat gel rambut. Agak terbelah di bagian samping kanannya.
Cowok itu mengeluarkan ponselnya dari saku celananya lalu menelepon Hoshi.
Tuut...tuut...tuut...
Nada sambung masih terdengar lalu terganti dengan suata khas Hoshi.
"Lu dimana?" tanya Jun yang sudah berjalan menuruni tangga di dekat koridor.
Kegantengannya seketika nambah. Ya bayangin aja Jun nelepon tapi pake seragam sekolah. Hih! Mau dikarungin, untuk konsumsi pribadi!
"Gue ada di kantin. Lo dimana?" balas Hoshi.
"Gue otw kantin. Sekalian ada yang pengen gue omongin sama anak-anak," ujar Jun yang sudah berjalan di koridor anak kelas 10.
Adik-adik kelasnya terlihat menyingkir untuk memberikan Jun akses jalan. Tapi berbeda dengan anak-anak perempuan, mereka malah memenuhi koridor sambil memperhatikan Jun. Untung saja Jun sedang sibuk menelepon, jadi dia nggak begitu peduli.
"Lah tumben amat? Oke deh, di tunggu ya. Mau mesen makanan nggak?" tanya Hoshi sebelum menutup sambungan teleponnya.
"Pesenin gue indomie soto pake telor. Telornya harus mateng sama teh kotak 2. Nanti duitnya gue ganti," balas Jun.
"Hilih! Banyak minta lo kaya Tuan Muda!" sewot Hoshi.
Jun berdecak pelan, "Ya tadi lo nanya, nyet!" sewot Jun balik. Ngobrol sama Hoshi memang berpacu dalam emosi.
"Hehehe yaudah. Tapi nanti utang lu ke gue berbunga ya hehehe," ujar Hoshi.
"Hoshi bangsat!"
PIP
Sambungan diputus sepihak oleh Jun. Di sepanjang perjalanan Jun sibuk mengumpat gara-gara Hoshi berniat membungakan utang jajanannya.
Sampah emang Hoshi.
Jun sampai di kantin dan langsung berlari menuju kerumunan teman-temannya yang sedang asik makan.
"Woy! Sorry gue telat nih!" sapa Jun lalu duduk di samping Minghao.
"Dari mana lo?" tanya Minghao heran.
"Dari kelas. Abis dari perpus ngambil buku fisika yang disuruh Bu Dian terus ke toilet dulu," balas Jun lalu pandangannya mengedar mencari sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siap Jendral 🍃 Wen Jun Hui ✔️
Fanfiction[END] Namanya juga anak jendral. Gampang gampang susah ngedeketinnya. ➖ WEN JUN HUI'S BOOK ➖ #stradaseries #17series Note: Dapat dibaca tanpa harus membaca series lainnya. © copyright 2017 by junwookshi