Sesal

19 6 7
                                    

Malam itu, hujan membasahi jalanan kota yang ramai akan kendaraan-kendaraan pribadi.

Mungkin, kebanyakan orang yang berada di rumah akan malas untuk keluar dari selimut hangat mereka.

Tetapi tidak dengan seorang perempuan dan laki-laki yang kini saling berhadapan.

Sekilas... mungkin mereka terlihat tak melakukan apapun. Hanya berdiri saling berhadapan dengan tubuh yang hampir basah sepenuhnya, tapi sesungguhnya sang perempuan itu sedang menahan tangisnya dengan menundukan kepalanya, menggigit bibir dan mengepalkan tangannya.

"Kau terlambat", ucap si perempuan.
"KAU SUNGGUH TERLAMBAT!", ucapnya lagi dengan nada yang meninggi setelah jeda beberapa menit sebelumnya.

"M-maaf...", jawab si laki-laki.

"Maaf sudah tidak ada artinya bagiku! Hiks...", akhirnya tangis perempuan itu pun pecah. Ia lalu menangis sesenggukan.

"Aku menyesal", laki-laki itu hanya bisa menggumamkan kata 'maaf' dan 'aku menyesal' saja sembari menatap perempuan yang ia cintai itu.

"Tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan bukan? Kalau begitu aku pergi", perempuan itu memutar tubuhnya tapi belum sampai pada langkah ketiga lengan perempuan itu sudah ditarik dengan tiba-tiba, lalu perempuan itu merasa tubuhnya yang basah dan dingin karna hujan sedikit menghangat. Karna saat ini laki-laki itu tengah mendekap tubuhnya dari belakang.

"Le-lepaskan aku! Dasar kau pria bodoh!", teriak si perempuan sambil memberontak melepaskan dekapan laki-laki itu.

"Kumohon, jangan seperti ini! Aku sangat mencintaimu! Maaf! Maaf aku terlambat mengatakan ini!", balas si laki-laki dibalik tengkuk perempuan tersebut.

Laki-laki itu lalu melepaskan pelukannya dan beralih mencium bibir si perempuan sedikit kasar tetapi lembut dan menghangatkan.

Beberapa menit berlalu dan hujan pun berganti menjadi gerimis kecil. Sang laki laki melepas pagutan mereka dan menatap lembut dua manik mata sang perempuan.

"Kenapa...", ucap si perempuan masih tertunduk dengan isak tangisnya pelan

"APAKAH PANTAS... APAKAH PANTAS BAGI SEORANG LAKI LAKI MENYATAKAN CINTANYA DAN MENCIUM SEORANG PEREMPUAN YANG SUDAH DIMILIKI OLEH LAKI LAKI LAIN?!?!", setelah berteriak sang perempuan itu mendorong kasar dan meninggalkan laki laki itu dengan cepat.

Tanpa diketahui oleh sang perempuan kalau saat jarak mereka semakin jauh laki laki itu mulai memangis dalam diam.

"Maaf..."

~
Di sisi lain taman.

"Aku sangat membencinya Jongin-a, sungguh, aku membencinya", ucap perempuan tadi.

Tak lama setelah ia meninggalkan laki laki tadi ia menemui tunangannya yang memang sebelumnya mangantar si perempuan.

"Tenanglah, Sera", ucap pria yang bernama Kim Jongin atau biasa dipanggil Jongin pada tunangannya yang bernama Shin Sera.

Sera masih terisak di dada Jongin.

"Baiklah. Sekarang berhentilah menangis dan ayo pulang", bujuk Jongin.

"Iya". Tanpa menoleh kembali ke belakang sepasang tunangan itu pergi masih ditemani oleh gerimis kecil.

Di rumah Sera dan Jongin.

"Maaf merepotkanmu lagi, Jongin-a", ucap Sera saat mereka sudah saling membersihkan diri.

"Shhh.. tidak, sayang. Tidak apa apa, kemarilah", Sera pun menghampiri tunangannya itu dan langsung didekap oleh Jongin lalu ia membalas dekapan orang yang ia cintai itu.

"Hhh... sebenarnya aku sedikit takut dan khawatir kalau kejadian tadi akan mengubahmu suatu saat nanti", pengakuan Jongin yang memang sedikit banyak mendengar percakapan Sera sekaligus melihat adegan ciumannya dengan idolanya saat dulu itu, Oh Sehun.

"Apa maksudmu? Tidak, aku tidak akan berubah", protes Sera. Jongin hanya tersenyum sebagai tanda kepercayaannya pada Sera dan kembali mendekap gadis itu dengan erat.

Kembali ke taman...

"Kau sudah mengakuinya dan aku cukup terkejut kalau ia sudah bertunangan. Kupikir ia sangat mencintaimu", ucap seorang laki laki yang saat ini baru kembali dari kedai kopi dan membawa dua kopi panas untuknya dan untuk laki laki yang saat ini terlihat sangat menyedihkan, Oh Sehun.

Hujan sudah lama berhenti bersama perginya gadis itu dengan tunangannya. Beberapa saat setelah menangis, Sehun kemudian duduk di pinggir danau yang tak jauh dari taman.

"Aku tahu aku bodoh. Egois. Harusnya.... harusnya aku mengaku saja dari dulu. Bukan malah membuat masalah sampai ia akhirnya berpaling dariku satu tahun kemarin", ucap Sehun sambil menuduk dan sangat terlihat frustasi.

"Itulah kebodohanmu dan bagusnya kau menyadarinya", tambah Chanyeol, Park Chanyeol. Teman satu group band Sehun.

"Bisakah kau tutup mulut besarmu itu?! Tidakkah kau memiliki niat untuk menghiburku barang sedikit saja?!?", bentak Sehun. Chanyeol membalasnya dengan memgendikkan kedua bahunya. Dan berlalu meninggalkan Chanyeol.

End.

Drabble.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang