Pada suatu senja,
ia berjalan entah ke mana
dengan membawa rahasiaBarangkali ia mau ke rumah ibunya
di pusara yang tak lepas sepi
juga berserak bebunga layu : matiAtau ia akan ke rumah ayahnya
di sudut mata yang tak kenal kering
juga rimbun kenangan ituIa masih berjalan dengan sekeranjang
kecewa, dan sebab mengapa ialah
rahasia yang harus ia sampaikan
entah pada siapaSekarang airmatanya sudah banjir
di kelokan ke sekian, jauh dari pusara ibu
dan rumah ayahnyaKelanalah ia seorang diri
dengan minum airmata, tapi dahaga
masih saja ada, mengapa?
Kesedihannya tak usai-usai
nelangsanya tak berbelas kasihPada suatu senja berikutnya,
ia masih terus berjalan, tanpa pernah
menoleh lagiIa harus menemui seseorang
entah siapa, untuk sampaikan
rahasiaKaukah itu orangnya?
Kau yang melerak hatinya
jadi butiran garam
lalu ditumpahkan pada kepalanya
yang lukaKharisma De Kiyara
Magetan, 30 Juli 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi "Menangis Tanpa Airmata"
PoetryMerealita.... adalah yang semestinya dilakukan selain berandai-andai penuh "jika" selagi waktu masih jadi teman setia Aku... mengalur kembali ingatan menjalin perdamaian dengan kehidupan merangkai masa depan dengan kesedihan Bukan hanya aku, baran...