Ekspektasi

5.2K 303 28
                                    

Yoongi terbangun dari tidur nyenyaknya. Mengerjapkan matanya berkali-kali seraya menoleh ke samping tempat dimana ada istri dan putranya yang masih berselancar di alam mimpi.

Yoongi tersenyum mengamati betapa polosnya tidur mereka berdua. Hingga memorinya berputar kembali ke hari itu, hari dimana ia mengejar cinta istrinya, lalu bersusah payah meminta restu sang mertua, hingga akhirnya ia berhasil memersunting istri tercintanya dan mereka di karuniai seorang anak laki-laki yang begitu tampan. Min Yoosoo namanya.

Yoosoo sangat mirip dengan istrinya, tapi memiliki senyuman yang mirip dengannya. Manis.

Aneh memang. Sampai saat ini Yoongi selalu mengagumi wajah istrinya tanpa  Make up. Menurutnya istrinya itu jauh lebih cantik 100× lipat tanpa memakai make up. Yoongi merasa jantungnya tak berkerja secara normal kala ia memerhatikan dan mengamati wajah istrinya.

"Howeeek!!! Howeeek!!!"

Suara tangisan yang nyaring itu berhasil memecah keheningan. Yoosoo si bayi gembul sudah bangun. Sontak Yoongi mengangkatnya lalu membawanya keluar dari kamar, meninggalkan Soora yang masih terlelap.

Hari ini Yoongi merayakan kebebasannya. Bebas dari semraut pekerjaan kantor yang selalu menguras waktu bersantainya bersama keluarga tercinta. Hari ini ia tidak memunyai agenda apa pun, ia hanya ingin beristirahat di rumah dengan malaikat kecilnya.
Walau Yoongi termasuk ayah yang kikuk, ia punya segala cara agar malaikat kecilnya itu tersenyum. Seperti saat ini, Yoongi berusaha menangkan baby Yoosoo dengan cara membuat berbagai ekspresi dengan wajahnya.

"Howeeek!!!"
"Bayiku, lapar?" Ucapnya pada baby Yoosoo. Bukannya berhenti menangis, putra kecilnya itu justru menangis semakin kencang.

"Yoon, kenapa Yoosoo menangis?"
"Syukurlah kau bagun. Yoosoo sedari tadi menangis. Mungkin dia lapar."

Lalu Yoongi meyerahkan Yoosoo pada istrinya.

"Aku buatkan sarapan dulu."
"Kau yakin? Kau kan tidak bisa memasak."
"Siapa bilang aku mau masak? Aku hanya ingin membuat roti sandwich."
"Kukira kau masak sesuatu untukku."
"Kau liat saja. Walau aku tidak memasak, aku  akan membuat roti sandwich yang enak sampai kau menjilati tanganmu sendiri."
"Yah, roti ya tetap roti rasanya, tidak akan berubah jadi rasa spaghetti."
"Pokoknya liat saja nanti."

Yoongi segara pergi ke arah dapur setelah sebelumnya mencium Soora untuk beberapa sekon. Salah satu kebiasaannya di pagi hari.

Yoongi dan segenap nyalinya yang menciut kala melihat bahan makanan yang begitu banyak, mulai mendesah pelan. Ia tidak tahu harus memulainya dari mana.

"Tunggu, bukannya membuat sandwich harus memakai telur? Itu artinya aku harus memasak telurnya terlebih dahulu. Aarrrgh." Yoongi mengerang frustasi.

"Hmm baiklah jika itu harus kulakukan maka aku akan melakukannya." Lanjutnya lalu menyemangati diri sendiri.

Yoongi mulai memasak telur mata sapi setengah matang di atas teflon. Selagi menunggu telur mata sapinya jadi, ia mulai menyiapkan isian sandwich. Mulai dari Roti tawar, Bawang bombay, Tomat, Keju chedar lembaran, Mayonaise, hingga Daun selada.

Setelah telur mata sapinya matang, Yoongi mengolesi mayonaise secukupnya pada permukaan roti. Kemudian ia meracik bahan isi sandwich dengan menjadikan semua bahan-bahan isi tersebut menjadi satu.

Yoongi melapisi roti tawar dengan daun selada dan keju di atasnya, lalu telur, Kemudian menutupinya dengan irisan tomat dan daun selada. Tak lupa ia menambahkan mayonaise di atas selada sebelum ditutup dengan lapisan roti terakhir.

Sandwich ala Min Yoongi pun siap di hidangkan bersama dengan jus jeruk yang segar.

Yoongi membawa maha karyanya ke meja makan. Dan rupanya istrinya sudah menanti kehadirannya.

"Soo, kurasa Yoosoo masih mengantuk."

Soora mengikuti arah pandang Yoongi. Ia melirik Yoosoo yang kini menyandarkan kepalanya dibahu miliknya. Mata bayi mungil itu mulai meredup. Dengan sigap Soora menepuk-nepuk pelan punggung baby Yoosoo untuk membuatnya cepat tertidur.

"Aku pindahkan Yoosoo sebentar ke kamar."
"Biarkan saja seperti."
"Lalu bagaimana caraku makan?"
"Kan ada aku. Aku yang akan menyuapimu."
"Itu artinya aku tidak akan menjilati jari-jariku seperti yang kau harapkan."
"Kau bisa menjilati jari-jariku sesuka hatimu."
"Menjijikan."
"Aku akan tetap seperti ini. Mencintaimu dengan caraku sendiri."
"Gombalan di pagi hari membuatku mual."
"Jangan hamil dulu. Yoosoo masih 5 bulan."
"Yaaak!!!"

Gemas melihat Soora yang cemberut, Yoongi pun mengecup bibir Soora.
Lama-kelamaan ciuman itu pun mulai menuntut dan kasar, membuat Soora melenguh pelan. Perlahan tangan Yoongi mengelus paha mulus Soora membuat Soora terbelalak. Oh tidak. Ini tidak benar.

"Yaaak!!! Kau ingin mengajarkan adegan tak senonoh pada anakmu?" Pekik Soora.

"Yoosoo kan sudah tidur."
"Tapi itu tetap salah. Lebih baik kita cepat habiskan sarapannya. Pekerjaanku masih banyak."
"Aku hanya ingin bermesraan denganmu."
"Ada tempat dan waktunya. Aku tidak ingin mental anakku hancur karena perbuatanmu ini."
"Iya aku minta maaf."
"Cepat, sekarang suapi aku dengan benar."
"Iya cerewet."

Emosi Yoongi  mulai terpancing karena omelan istrinya itu. Terlihat raut kesal diwajahnya.

"Aaa... buka mulutmu."
"Yaaa!!! Kenapa kau kasar, huh?"
"Baiklah Soora, sayang."

Yoongi mendengus kesal. "Ternyata sangat jauh dari ekspektasiku. Kukira ini akan jadi sarapan romantis." Gumam Yoongi.

Min's Family ( BTS fanfiction )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang