Bagian 6 : Dia Juga Mengenalnya

2.6K 80 2
                                    

🌙🌙🌙
Do not copy it❌
Written by Moon🌑
2017, 25th August
🌙🌙🌙

Keesokan harinya Ana berangkat lebih pagi dari biasanya. Meski badannya masih sedikit lemas, tapi ia sudah merasa mendingan dari kemarin. Sebenarnya ia masih malu bertemu dengan Alex, tapi ia harus tetap bekerja dan melupakan rasa malunya itu.

Ketika ia sampai di ruangan, di sana masih kosong. Tania belum datang, rekannya yang lain juga belum datang, dan ruangan Alex juga masih terlihat kosong. Ana menghela napas lega.

Lima menit kemudian ia telah tenggelam dalam komputernya. Mencari-cari kerjaan dan memperbaiki beberapa berkas yang masih terdapat kesalahan.

"Kurasa, kemarin aku menyuruhmu tidak usah masuk kerja jika masih sakit. Apa kau tidak dengar?"

"Astaga!" Ana melonjak kaget ketika suara berat nan arogan itu tiba-tiba saja terdengar dari depannya. "Ya Tuhan, Alex! Kau mengejutkanku," desah Ana setengah kesal.

Lelaki yang mengenakan kemeja biru dengan dasi merah itu kini menatap Ana datar. "Kenapa? Apa kau mengharapkan lelaki bernama Ray itu yang ada di hadapanmu?"

"Hah?" Ana ternganga mendengar ucapan Alex. "A, apa Maksudmu?"

Belum sempat Alex menjawab, terdengar suara lift berbunyi dan munculah Tania. Alex berdeham sekali dan seketika meninggalkan Ana dan Tania menuju ruangannya.

"Ada apa ini?" Tanya Tania ketika ia sudah duduk di tempatnya.

Ana menatap pintu ruangan Alex dengan hampa, lalu menatap Tania sambil menggeleng. "Aku tidak tahu."

🌙🌙🌙

Alex menghempaskan diri di kursi dan mengurut pelan keningnya. Apa-apaan dia?

'Apa kau mengharapkan lelaki bernama Ray itu yang ada di hadapanmu?'

Demi Tuhan! Itu adalah pertanya paling bodoh yang pernah ia lontarkan pada wanita. pertanyaan seperti itu sangat sensitif. Sangat saran akan kecemburuan!

Cemburu?

Alex tercenung memikirkan hal itu. Apa mungkin ia cemburu? Cemburu pada Ana? Oh yang benar saja!

Tapi... kenapa ia merasa tidak senang saat mengetahui bahwa ada lelaki yang dekat dengan Ana? Ray contohnya. Kenapa ia merasa bahwa Ana hanya untuknya? Dan kenapa juga ia merasakan hal yang berbeda saat pertama kali bertemu langsung dengan wanita itu?

🌙🌙🌙

Hari ini Lucy tidak masuk kerja. Cuti seminggu karena ibunya sedang dirawat di Rumah Sakit. Sebab itulah yang membuat Ana saat ini menyantap makan siangnya seorang diri di café yang berhadapan dengan kantor. Tadi ia sempat mengajak Tania, tapi wanita itu masih ada kerjaan yang tidak bisa ditinggal.

Ia menatap ke kaca transparan café itu sambil terus mengaduk sup panasnya. Ia benci makan sendiri, sungguh. Dan kini ia makan sendirian lagi. Ray tidak mungkin datang menemaninya sekarang, bukan?

"Ana?"

Ana mengalihkan pandangan ke arah suara yang memanggilnya.

"Ah, ternyata kau memang Ana."

Ana mengerjap beberapa kali untuk memastikan bahwa orang di depannya ini memang nyata. "William?"

Orang itu tersenyum lebar dan duduk di kursi yang ada di hadapannya. "Senang kau masih mengingatku, Ana."

"Aku tidak akan melupakan orang yang sudah menyelamatkanku, Will," Ana berkata seraya tersenyum. Lelaki itu semakin terlihat ketampanannya pada siang hari. Begitu pula dengan mata abu-abu itu.

A Thousand KissesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang