Langkahnya terus menuntun sang gadis untuk mengelilingi ruangan minim pencahayaan tersebut. Matanya bergerak menelusuri dan berakhir pada lemari kaca besar di samping kiri ruangan. Dahi gadis itu mengernyit dengan adanya kain putih yang menutupi segala macam benda yang berada di dalamnya. Lagi-lagi bunyi derit lemari kaca menyentakkan Sandara di tengah keheningan yang tercipta.
Satu per satu kain tersibak dan menampakkan benda aneh di dalamnya dengan bau menyengat. Bau zat kimia yang kembali menusuk hidungnya dengan lebih tajam. Manik hazel itu menyipit. Memperhatikan beberapa benda di hadapannya meski dengan penerangan minim dari lampu bohlam yang tergantung di tengah ruangan.
Ini... patung lilin? Mungkinkah ini tempat untuk koleksi Ji Yong?
Tangan Sandara terulur dan meraih satu patung yang berwujud kodok dan... prang!
Akibat tak hati-hati gadis itu menjatuhkan patung tersebut dan membuatnya berhamburan di lantai kayu. Astaga, Ji Yong mungkin akan marah besar jika tahu salah satu koleksinya hancur akibat ulahnya.
Hendak bergerak untuk mencari sapu atau alat apapun yang dapat membersihkan serpihan patung tersebut, kaki Sandara tak sengaja tersandung hingga membuat gadis itu hampir terjatuh jika saja tangannya tak sigap untuk berpegangan pada sisi lemari kaca di sampingnya.
Crak!
Bunyi cipratan sedetik kemudian menyadarkan Sandara bahwa ada sesuatu yang janggal di bawah kakinya yang terasa menginjak sesuatu. Riak kekagetan tak bisa disembunyikan dengan tatapan ngeri luar biasa yang tergambar di riak wajah cantiknya. Rasa mual mulai menjalar dan membuat asam lambungnya naik.
Kodok itu... kodok asli! Bahkan dengan darah yang mengotori ujung gaun putihnya.
Astaga! Mungkinkah...?
Dengan pikiran yang luar biasa kalut, Sandara membuka semua lemari kaca di hadapannya, menarik satu per satu kain yang ada di sana. Pemandangan selanjutnya yang tertangkap retina matanya mampu membuat manik hazel itu mencuat hingga hampir keluar dari tempatnya.
Kalajengking, tupai, hingga rusa telah diawetkan dengan lilin hingga menyerupai patung. Semuanya asli dan jantung gadis itu bahkan hampir berhenti berdetak dengan satu objek yang terletak di sudut.
Sebuah objek nyata yang hanya mampu membuat Sandara berharap bahwa ini hanya sekadar halusinasinya belaka. Mungkinkah penglihatannya tengah terganggu? Mengapa kini ia melihat... Chaerin?
Seorang gadis yang dikenalnya sebagai salah satu asisten Ji Yong yang sempat menghilang beberapa bulan terakhir. Gadis itu berada dalam posisi meringkuk dengan mulut yang menganga lebar, bahkan masih lengkap dengan pakaian maid yang melekat pada tubuh sintalnya.
Ya, Tuhan! Siapa sebenarnya pria yang baru saja dinikahinya itu?
Lari. Satu kata yang terpikir dalam benaknya membuat Sandara segera bergerak dengan brutal. Tanpa pikir panjang ia segera melesat keluar dari ruangan laknat tersebut dengan heels keparat yang membuat ia kewalahan saat berlari menaiki anak tangga.
"Aw!"
Jeritan yang diiringi rintihan ngilu keluar dari bibirnya, membuat suaranya menggema di lorong sepi nan menakutkan itu tatkala ia jatuh di anak tangga paling atas hingga membuat lututnya berdarah. Salah satu hak sepatunya bahkan patah namun gadis itu sama sekali tak peduli dan terus berlari.
Pengharapan terakhirnya yang terbersit dalam benak adalah untuk segera keluar dari tempat terkutuk tersebut, namun—
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Deg!
.
.
.To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Bride
Fanfiction'Hari ini, esok, dan seterusnya, maukah kau tetap menjadi pengantinku?' -KJY- ©andaxxi