Pagi begitu cerah, angin kecil pun menari-nari disekitar kehidupan tak berujung, cahaya pagi tak sepanas tengah hari yang memancar kehangatan lebam.
**
“wah udah pukul Sembilan nih bro, aku harus datang lebih awal ke ruangan untuk bertemu dengan Zahra”. Ungkap Adrian pada Khairul.
“ya udah, kamu duluan aja. Aku mau mandi dulu, dingin nich.
Adrian pun sudah bersiap-siap lebih awal menunggu Zahra, berharap Zahra mau berbincang-bincang dengannya. Perjuangan Adrian pun tidak sia-sia, ia dapat menjumpai Zahra meski ditemanai oleh Naila.
“Pagi Zahra, pagi Naila”. Ungkapnya.
“ehh tumben pagi-pagi udah stand by depan ruangan”. Sahut Naila sambil tertawa kecil.
“gak, biasa aja.
“oh ya, Zahra. Aku bisa kan latihan Khat sama kamu?”. Tanya Adrian lagi meski sudah ditanya nya melalui SMS.
Zahra terlihat hanya menundukkan kepalanya, mungkin ia menjaga pandangannya. Fikir Adrian dalam hati.
“InsyaAllah bisa, semampu saya”. Ungkap Zahra sepatah kata.
“Alhamdulillah, Akhirnya. Terus kapan nih Kamu ada waktu?”. Tanya Adrian balik.
“ini aku pinjamkan buku Khat karangan Ust. Didin Sirajudin, mungkin kamu bisa membacanya dan latihan dengan ini”. Zahra meminjamkan buku miliknya kepada Adrian, dan ia pun langsung masuk keruangan.
“aku duluan ya”. Sambungnya.
Gadis dari tanah rencong itu sangat kental dengan budaya Acehnya, budaya Aceh sangat melekat pada dirinya untuk menjaga jarak antara laki-laki yang bukan Muhrim baginya.
“hmmm, kalau sama Zahra begitu cara latihannya”. Ungkap Naila yang berada di dekatnya.
“haa, jadi cuman itu? Kita gak bisa duduk-duduk sambil nyantai trus ngobrol-ngobrol?, Tanya nya pada Naila.
“hahaha, jangan terlalu berharap Adrian, Zahra tidak suka seperti itu, banyak cowok yang kepikiran seperti kamu tapi dia cuek dan tidak mau, tapi kamu termasuk beruntung deh, bisa dapat pinjaman buku dari Zahra”. Cerita Naila.
“gak apa-pa deh Nai, dapat pinjaman buku ini pun aku sangat bahagia, hehe”. Ucap Adrian.
Naila ikut menyusul Zahra yang telah dahulu masuk keruangan. Ia pun menghampiri dan duduk di samping Naila.
“hmm Zahra, kayaknya Adrian itu suka sama kamu? Giman?”. Tanya Naila Pada Zahra.
“Alhamdulillah, itu hak setiap manusia Nai untuk menyukai makhluk ciptaannya. Biarkan Allah yang mendatangkan cinta untukku dengan cintanya”. Jawab Zahra.
“hufft, selalu aja gitu. Tapi Adrian itu keren juga ya hehe”. Ungkap Naila.
Zahra hanya tersenyum mendengar kata-kata sahabatnya Naila. Sampai saat ini memang belum ada yang bisa mengambil hatinya Zahra, ia selalu menjaga hatinya terhadap kaum Adam.
***
Seminggu berlalu…
“Khairul,, haloo khairul bro bro bro”. sahut Adrian dari balik dari balik pintu kamar Khairul.
“iya, kayaknya lagi bahagia nich”. Ungkap Khairul sambil memainkan game di Hpnya.
“Ayo sini, dulu. Ikut gak?
“kemana?”... Tanya khairul, sambil menutup handphonenya
“udah ikut aja.
Ternyata Adrian membawa khairul keruangan Ustadz Daus untuk memperlihatkan karyanya, dengan harapan bisa di tampilkan untuk pameran yang akan di gelar beberapa minggu lagi.
*
“Assalamualaikum Ustadz. Sahut Adrian yang sedang membawa Karya kaligrafinya.
“walaikum salam eh Adrian, Khairul, ada apa?”. Jawab Ustadz.
“ini ustadz saya ada karya, coba ustadz lihat dan tolong koreksi ya ustadz, mana tau bisa di tampilkan di pameran”. Ungkapnya penuh harap.
“owh, sini ustadz lihat”. Ustadz Daus pun melihat karya lukisan Khatnya Adrian. Sambil memutarkan matanya dari kiri ke kanan dan dari atas kebawah memperhatikan lukisan yang dibuat oleh Adrian.
“hmm,, tulisan kamu bagus Adrian. Kaligrafi yang dihiasi dengan lukisan modern”. Komentar ustad daus.
“kira-kira bisa ditampilkan gak ustadz untuk pameran ustadz?” Tanya Adrian.
“kira-kira konsep karya kamu itu apa?....”. Tanya balik dari ustad daus.
“saya menggabungkan tulisan Kaligrafi yang di hiasi dengan lukisan-lukisan Abstrak gitu Ustadz.
“konsepnya bagus, tapi kalau boleh ustadz saran. Kamu harus menonjolkan Kaligrafinya, huruf-furufnya masih belum menonjol masih banyak yang harus di rapikan sesuai dengan kaidah Khat, tapi dari segi lukisannya bagus, ustadz tidak ragu lagi.
“jadi tulisannya harus di perbaiki ya ustadz?....
“hhmm iya”.
“kalau kayak gini boleh gak ustadz, karyanya di bikin berdua, misalnya saya dengan Khairul sama-sama buat karya tapi di jadikan satu karya untuk ditampilkan.
“boleh, tiga orang pun boleh, jadi karya nya atas nama tiga orang. Jadi tidak masalah.
“owwhh, terima kasih ya ustadz.
Adrian dan Khairul pun kembali menuju asrama setelah mendengarkan beberapa informasi serta koreksian dari ustadz Daus. Dan Adrian harus lebih berjuang lagi untuk bisa menampilkan karyanya. Dalam perjalanan ia menyempatkan mengirim SMS ke Zahra.
“Assalamualaikum Zahra, Thanks ya bukunya, sangat bermanfaat sekali. Aku bisa lebih bisa belajar menggunakan bukunya.
“Sms siapa men? Tanya Khairul yang melihat Adrian tersenyum-senyum sambil mengetik SMS di Ponsel nya.
“ini saya sms Zahra, ngucapin terima kasih atas pinjaman bukunya”.
“pantesan latihannya begitu semangat, itu toh rahasianya,haha”
Tak lama kemudian Zahra membalas pesan Adrian, handphonenya berbunyi sekan sudah akrab dengan pesan tersebut, sehingga ia tak ragu lagi kalau Zahra akan membalas sms nya.
“Walaikumsalam, Alhamduliilah mudah-mudah kamu bisa melakukan yang terbaik dalam berkarya dan terus melakukan hal yang baru”.
“wah, kayaknya spesial tu dapat balasan sms dari Zahra.
“ya iya lah bro, kayak gak tau aja.
Adrian begitu percaya diri dari hasil karyanya, sehingga membuat ia selalu terdorong untuk mendalami beberapa koreksian demi koreksian.
“oh iya men, kata ustadz tadi, ternyata karya bisa dibuat oleh tiga orang untuk satu karya, bagus juga duet berkarya. Ternyata gak cuman menyanyi yang bisa duet”. Ungkap Khairul.
“hahaha, bener bro. ternyata melukis juga bisa duet”
Sejenak terfikir oleh Adrian dalam duet berkarya, dan ia langsung menyampaikannya fikirannya kepada khairul.
“Duet, duet duet,” ungkap Adrian.
“ada apa dengan duet?”. Tanya Khairul kepada Adrian yang keheranan.
“soal Duet aku ade ide cemerlang bro. yes yes yes.
“ide cemerlang, apaan tuh?”. Tanya Khairul penasaran.
“wah, yes yes yes, ide ide duet duet.” Ungkap Adrian kesenangan.
Kharul bertamabah penasaran melihat tingkahnya Adrian yang begitu gembira dengan kata-kata Duet dan Ide.
Banyak bertindak banyak pula pelajaran berharga yang didapatkan, sedikit bertindak sedikit pula pelajaran yang dirasakan. Pengalaman semua orang memang berbeda-beda. Tapi bagaimana manusia itu bisa belajar dari pengalamannya dan pengalaman orang lain. Adrian berencana membuat sebuah pengalaman yang mungkin tidak bisa ia dapatkan dari tempat lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qalam Cinta
RomansaApa jadi jika cinta dan cita-cita bertumburan, mana yang harus diutamakan