"Hey.. Kook bangunlah! Paman Jimin sudah datang, kau tak ingin menyambutnya?" Taehyung mencium beribu kali bibir anaknya. Kebiasaan terbarunya. Jimin yang melihatnya dari seberang kursi mendengus sebal. Memandang sepasang ayah-anak antara gemas dan iri. Lantaran ia yang sudah empat tahun mempunyai kekasih tak kunjung menikah. Salahkan saja si Yoongi kekasih pujaannya yang meminta membeli rumah sendiri dengan hasil keringatnya.
"Apa kalian tidak kasihan padaku?"
"Aiss.. Menjijikan sekali ekspresimu Jim"
"Hey kau menghinaku, aku ini managermu. Yasudah aku ingin menjadi manager Kookie saja kalau begitu"
"Tetap saja yang menggajimu itu aku, Park"
"Setidaknya aku tidak megurusmu, bayi besar"
"Huwaaaa kenapa kalian ribut sekaliii!" Jungkook mengerang keras. Membuka mata bulatnya, dan berkedip dua kali. Bibirnya mengrucut sebal karena tidurnya terganggu. Dan pandanganya lurus menatap Jimin yang ada diseberang. Membuat Jimin memekik gemas.
"Astaga baby bunny!! Kau.. Kau imut sekali!" Jimin berhamburan memeluk Jungkook yang masih terlentang diatas tubuhnya Taehyung.
"Aaaaa paman jimin, berhenti menciumku"
"Biarkan saja, salah siapa kau imut sekali"
"Ayaahhhh kenapa kau diam saja, singkirkan paman jimin dari tubuh kita"
"Ayah"
"Ayah"
"Ayah.. Kenapa kau malah tidur lagi? Huwaaa.. Paman Jimin lepassss.. Kookie gak bisa napas"
'Ya Tuhan, belum ada satu hari Kookie ada didalam rumah, kenapa sudah berisik sekali? Dan kau Park Jimin, awas kau' Batin Taehyung memjamkan mata sembari menikmati kehidupan barunya di pagi hari.
***
"Kookie duduk dipangku ayah ya?" Taehyung mengangguk. Setelah acara keributan yang hakiki dikehidupan baru bersama sang anak. Taehyung mambawa Jungkook untuk membelikanya pakaian. Tentu bersama Jimin. Jika tidak, Pemuda bermarga Park itu akan mengomelinya habis-habisan tentang, jika Taehyung diikuti sasaengfans. Atau Taehyung ketahuan publik sebelum dirinya dan Taehyung membuka pers kenyataan bahwa sang artis yang sedang naik daun ini mempunyai seorang anak. Setelah beberapa menit didalam mobil hening, Jungkook membuka suara
"Ayah?"
"Yes, son"
"Apa tidak apa, ayah keluar bersamaku? Nanti kalo ketahuan orang-orang gimana?" Taehyung terdiam sesaat. Namun kemudian tersenyum tipis. Sambil melirik Jimin yang sedang menyetir dan yang pasti mendengar apa yang diucapkan oleh bocah berumur delapan tahun ini.
"Memang kenapa? Kookie kan anak ayah. Semua orang harus tau, Kim Taehyung adalah Ayah dari seo..
"Seorang gelandangan bernama Jungkook" Jungkook menyahut dengan cepat.
"Kenapa Jungkook berkata seperti itu?" Taehyung menahan amarahnya saat sang anak mengeklaim dirinya sendiri sebagai gelandangan.
"Kookie tidak punya ibu. Kookie anak nakal. Kookie dibuang. Kookie sampah. Kookie dipukul. Ditendang seperti sampah. Tidak berguna. Mati. Kookie harus mati"
"Cukup kookie"
"Mati kookie mati"
"Jungkook kau kenapa? Hey tatap ayah!" Taehyung mengangkat tubuh Jungkook untuk menghadapnya. Keringat dingin membasahi tubuh kecil Jungkook. Tangan Jungkook bergetar meremat kuat kemeja Taehyung. Matanya terpejam. Bibirnya mengeluarkan sedikit isakan. Taehyung tidak tahu apa yang sedang terjadi pada anaknya. Sedangkan Jimin juga ikut panik menenangkan si kecil.
"Jungkook harus mati"
"Tidak pantas hidup"
"Sampah tidak berguna"
"Kim Jungkook CUKUP!"
Taehyung menangis. Mengecup seluruh wajah Jungkook. Menenangkannya. Mengelus punggung sikecil yang basah akan keringat. Jimin menepi dan berhenti. Kemudian turun dan membukakan pintu untuk Taehyung."Lebih baik kita bawa ke Boutiqe nya Seokjin Noona, disana luas banyak udara dan bantuan. Sepertinya anakmu kekurangan oksigen" Taehyung mengangguk mendengar tutur dari manager sekaligus sahabat setianya itu.
.
.
.
.
.
TbcHaloo maaf ya yang nunggu dari kapan tahun wkwk, ini belum aku edit dengan benar, karena banyak yang minta up aku publish seadaanya dulu, secepatnya aku perbaiki lagi biar lebih enak dibaca. Terimakasih

KAMU SEDANG MEMBACA
Kookie
FanficJeon Jungkook bocah delapan tahun yang datang ke rumah Kim Taehyung seorang Artis yang sedang naik daun dan mengaku menjadi anaknya.