Typo! ^_^
Seorang gadis berjalan dengan sangat gembira, pasalnya baru saja permasalahan tentang uang lesnya itu akan cepat terlunasi. Bagaikan ingin menari dijalan, namun dia juga punya malu tidak mungkin dia menari dikerumunan orang, bisa-bisa kata gila melekat padanya.
" Eunha!!" terdengar suara dari arah belakang
" Yerin, kenapa kau belum pulang?"
"Aku? Tidak ada yang menjemputku, " sambil mempoutkan bibirnya
'Kalau aku mana ada yang mau jemput, kata tak peduli pantas sekali untuk orangtuaku' dalam batin Eunha
"Mungkin mereka sibuk, jadi maklumilah, " Eunha mengelus bahu temannya.
"Ch, terus kenapa kau belum pulang? Dari tadi kulihat dari belakang, kau tampak senang. Apa yang terjadi?,"
" tadi itu aku dite-, "Eunha menggigit bibirnya, hampir saja ia memberi tahu temanya jika ia diterima menjadi kasir disuatu supermarket ia mengingat kalau Yerin temannya tidak tahu menahu tentang kenapa ia bekerja paruh waktu. Jika ia memberi tahu urusannya bertambah panjang.
" kenapa? Di te- apa kau bilang?" kata Yerin serius
"Di- di te- eeeeeeembak sama seseorang," jawab Eunha sambil memikirkan kata apa yang dapat dipercaya Yerin.
" Ha?? Tapi seperti baru pertama kali saja kau ditembak? Bukannya mantan kau bejibun? " pandang Yerin aneh
" Aish sudahlah, aku hari ini sangat senang sampai-sampai aku ingin terbang, " sambil memperagakan gaya terbang.
" aduh, mulai deh dramanya, yuk pulang, " menarik tangan Eunha
" heiii kau mau kemana? Kau mau kerumahku yah?" Eunha menarik kembali tangannya.
" Eunha temanku tersayang, aku ini ingin mengajamu kesana untuk menunggu bis," tunjuk Yerin ke arah halte yang ada disebrang jalan Sambil mendengus kesal
" Oh, kukira kau mau kerumahku," senyum Eunha
" Sebenarnya aku ingin, tapi mungkin lain kali, soalnya cacing-cacing diperutku sudah beradu perang,"
' Kalau bisa jangan kerumahku Yeri, jangan pernah mampir kerumahku. Karena rumah itu dipenuhi dengan perdebatan orang tuaku' batin Eunha
***
Eunha membuka gangga pintu bak istana yang dikenal adalah rumahnya. Dia hampir membuka pintu tapi suara beradu itu mulai lagi terdengar, membuat Eunha menghentikan niatnya untuk masuk kedalam. Belum cukup kemarin mereka bertengkar sekarang mereka melakukannya lagi. Jika ada pil untuk memundurkan waktu Eunha tidak akan memilih orangtua yang menyakiti hati seorang anak seperti mereka.
" kau ingin seperti itu, baiklah" terdengar suara ayah Eunha dari dalam rumah.
" Aku ingin Harta kita dibagi dua, "tangis ibu Eunha
"Aku kira kau masih tidak menginginkan uang? "
" Kau kira bisnismu dan perusahaan mu tidak campur tangan oleh ayahku.Ayahku lah yang berperan penting dalam kesuksesanmu, "
" Ok, baiklah itu tidak masalah, itu juga untuk kebaikan Eunha untuk bisa hidup senang bersamamu, "
" Aku kira kau yang akan mengambil hak asuh anak?"
" Apa kau gila, aku belum bisa menjadi ayah yang menyenangkan hatinya, " tutur kata ayah Eunha
" Akupun sama kau kira ku sanggup, belum kemarin dia menangis karena kau,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Whisper
FanfictionKesedihanku biarkanlah terkurung hanya untukku. Kalau bisa fake smile untuk apa menangis. ( Eunha) Aku dipertemukan dengamu bukanlah tanpa alasan. Senyummu memanglah cantik, tapi jika kau benar-benar tersenyum tanpa kepalsuan, aku yakin kata cantik...