WAITING -3

46 4 0
                                    

Cinta nya akan selalu ku tunggu
-Devina Fredella Andara-


Setelah menyelesaikan makan di kantin, mereka semua beranjak menuju kelas mereka masing-masing.

Mereka berpisah, dan sekarang Devina berjalan sendiri. Tak jauh di depan nya, Devina melihat Devian bersama seorang teman laki-laki nya yang diketahui bernama Risky Seftian Altezza. Sifat Devian saat bersama teman laki-laki nya sangat berbeda. Seolah-olah dia bukan lah pria yang mempunyai sifat dingin. Bahkan dia sering membuat hal-hal konyol saat bersama teman laki-laki nya. Tapi sifat nya sangat bertolak belakang saat bertemu Devina atau teman perempuannya yang lain.

"Hai Devian" sapa Devina

Dan hanya dijawab "hm" oleh Devian dan setelah itu ia berlalu

"Lo yang sabar" ucap Risky, Devina hanya mengangguk, setelah itu ia berlalu ke kelas nya.

***
Bel pulang sekolah berbunyi. Kali ini Devina keluar kelas dengan seorang pria. Pria yang satu ini sudah menjadi teman dekat Devina sekarang. Walaupun baru beberapa hari bertemu. Devina sudah bercerita banyak dengan pria itu. Dia adalah Valdino. Bahkan Devina sudah bercerita kalau ia menyukai Devian selama 3 tahun.

Tepat di ujung koridor, Devina melihat Devian lalu memanggilnya "Devian!!" Tetapi Devian hanya melihat sebentar lalu berpaling kepada teman-teman nya

Devina pun berlari menuju Devian. "Deviannn gue bawa sepupu lo!" Ucap Devina dengan nafas yang ngos-ngos san

"Siapa?" Akhirnya Devian berbicara

"Tuh" Devina menunjuk Valdino yang ada dibelakang nya

Setelah itu Devian dan Valdino berbicara, seperti nya mereka baru mengetahui kalau mereka masih ada ikatan saudara. Melihat Devian tertawa bersama Valdino membuat hati Devina senang, dan senyum-senyum tidak jelas.

"Cieee Devina ngeliatin Devian gitu amat" celetuk seorang siswi yang lewat, Devina pun tersadar

"Eh paansi, kita kan temenan, ya gak Dev?" Tanya Devina sambil mengangkat tangan nya, untuk mengajak Devian tos.

Dan kalian tau apa yang terjadi? Devian membalas itu. Mereka bedua ber-tos ria walaupun setelah itu Devian pergi bersama teman-temannya.

Devina melongo di tempat. Ia sangat senang bisa bersentuh tangan dengan Devian.

Dan Devina bertekad bahwa dia tidak akan membiarkan tangan kanan nya disentuh siapapun, dan menyentuh apapun untuk hari ini.

***
"Assalamualaikum, DEVINA PULANGGGGG!!!!"

"Ekhem" terdengar dehaman seorang pria di meja makan.

"Ehh ada papa"

"Kenapa teriak-teriak?"

"Refleks paa"

"Yaudah sana ganti baju, trus makan" ucap mamanya dari dapur

"Oke"

Setelah itu Devina berlari ke kamar nya di lantai dua.

***
Devina turun dengan pakaian rumahannya, menuruni anak tangga satu per satu, menuju meja makan.

WAITINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang