27 🌙 Rinan

361K 26.6K 2.6K
                                    


TING TUNG.

Bunyi bel terdengar dari sebuah rumah besar mini malis berwarna abu-abu. Seorang anak cowok berambut cokelat sedang berdiri sambil menekan tombol bel berwarna hitam yang ada di depannya.

Malam hari, pukul 19:30. Athlas mendapatkan pesan dari pamannya, Sadewa, untuk datang ke rumahnya. Padahal Athlas memiliki pekerjaan yang cukup banyak di apartemen Toufan. Namun ia tidak mungkin menolak permintan pamannya itu, apalagi Sadewa sangat baik kepadanya selama ini.

Athlas memutuskan untuk pergi malam itu, ia sendiri tidak tahu akan menginap atau tidak. Kalaupun ia pulang malam, ia membawa kartu yang Toufan berikan padanya untuk membuka pintu apartemennya

Setelah beberapa saat menunggu, pintu terbuka. Seorang cowok berambut hitam sedikit kecoklatan muncul dari balik pintu berwana abu-abu itu dan terkejut ketika mendapati Athlas berdiri di depan rumahnya.

Cowok itu membulatkan mata dan langsung tersenyum lebar menatap Athlas.

"Athlas!!" seru Benua.

"Oi Benua!"

Dan setelahnya mereka langsung berpelukan dan melakukan salam brother yang biasa mereka lakukan sejak kecil.

"Apa kabar lo? parah lo gak pernah main ke sini!" ujar Benua setelah selesai melakukan salam khasnya dengan Athlas.

"Baik kok, kemaren juga niatnya gue mau ikut Athalan tidur di sini, tapi bokap gak ada yang jagain, jadi gue di rumah." jawab Athlas.

"Ah padahal kalo ada lo pasti tambah rame kemarin," ucap Benua sambil mendorong bahu Athlas.

"Si pea mana? tumben dia gak ngintilin lo?" tanya Athlas sambil melirik ke belakang Benua.

"Ada tuh di dalem," jawab Benua yang ikut menoleh ke arah belakang, "mau masuk gak lo? apa mau gue bawain makanan mewah gue ke sini?"

"Anjir sombong!"

Benua terkekeh.

Dan setelahnya Athlas masuk ke dalam rumah Sadewa bersama Benua. Benua langsung mengantar sepupunya itu ke ruang keluarga yang ada di belakang.

Tak banyak yang berubah dari terakhir kali Athlas main ke rumah ini, meskipun masih satu kota, Athlas sangat jarang main ke rumah Sadewa karena letaknya yang sangat jauh dari rumahnya, terakhir Athlas main ke sini saat Idul Fitri beberapa bulan lalu.

Sesampainya di ruang keluarga Athlas mendapati ada Sadewa yang sedang duduk santi di sofanya sambil membaca sebuah komik dengan asyik dan di sofa lain ada Samudra yang sedang sibuk sendiri dengan handphonenya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab Sadewa dan Samudra bersamaan.

Sadewa langsung menghentikan kegiatannya membaca komiknya dan berdiri dari sofa hitam yang ia duduki. Pria berwajah mirip Nakula itu mendekat ke arah Athlas sambil tersenyum lebar, Athlas membalas senyuman Sadewa yang saat ini berjalan mendekatinya. Samudra yang awalnya fokus dengan handphonenya pun langsung meninggalkan benda pipih itu begitu saja dan ikut mendekat bersama papanya.

"Keponakan uncle!!" Sadewa langsung memeluk Athlas yang di balas baik oleh keponakannya itu. Sadewa menepuk punggung Athlas sebanyak tiga kali dan melepaskan pelukannya kembali sambil menatap Athlas, "Gimana? kamu sehat?"

Athlas tersenyum, "Alhamdulillah sehat, uncle."

Kaina istri Sadewa yang sedang merapihkan makanan menoleh ketika mendengar suara suaminya dari ruang keluarga. Wanita cantik itu mendekat dan terkejut ketika melihat keponakannya datang.

ATHLASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang