4. Fakta

95 10 13
                                    

Akhirnya fakta itu terungkap tanpa disengaja.
Padahal gadis jahil itu yang selalu ingin ku hindari.
Nyatanya dia yang telah mengetahui.

***

Kala itu Kinan datang ke rumah Revan untuk mengerjakan tugas kelompok mereka. Tadinya Revan yang ingin datang ke rumah Kinan namun, Kinan menolak mentah-mentah karena dia punya rencana dibalik kedatangannya itu.

Kinan sempat mengeluh dikala Bu Dewi memberikan kelas mereka tugas kelompok dan ketika Bu Dewi menyebutkan nama kelompok yang terdiri dari dua anggota membuat Kinan bersorak riang.

Kinan Latisya dan Revan Setya Nugraha.

Seketika kelas menjadi ricuh. Sebagian murid wanita mengeluh tak terima.

"Nggak adil bu, masa Revan sama Kinan digabungin kan mereka sama-sama pintar bu," itu kata sebagian orang di kelas.

"Udah terima aja nasib kalian," sahut Kinan menyeringai. Ia menatap Revan yang tetap tenang tidak peduli dengan riuhnya suasana kelas.

***

"Assalamualaikum," ucap Kinan seraya mengetuk pintu rumah Revan. Rumah Revan minimalis dengan dua lantai. Halaman rumahnya dipercantik oleh bunga-bunga dan rerumputan. Sepertinya rumah Revan nyaman batin Kinan.


"Walaikum salam," setelah pintu itu terbuka terlihat sosok wanita yang sepertinya seusia dengan Mamah Kinan. "Cari siapa yah?" tanyanya.

"Revan nya ada tante?" tanya Kinan gugup. Sumpah! Dari banyaknya rumah cowok yang Kinan datangi kenapa di rumah Revan dia malah gugup.

"Ada, ayo masuk." Kinan mengikuti langkah kaki Mamah Revan masuk kedalam rumah. Benar, pasti rumah Revan nyaman, interior rumah Revan membuat mata senang untuk melihatnya lama-lama. Terlebih dengan banyaknya barang pajangan yang indah-indah semakin mempercantik rumah itu.

Kinan juga menatap satu bingkai besar yang menampilkan foto keluarga Revan. Terdiri dari orangtua Revan, Revan dan adik perempuannya. Mereka berempat tersenyum cerah difoto itu.

Kinan masih bergemul dalam pikirannya melihat foto itu. Sepertinya foto itu diambil disaat Revan masih SMP, kentara sekali dari tinggi badannya yang jauh sekali dengan sekarang.

Kinan tersenyum kecil melihat foto itu, Revan memang tampan dari dulu. Revan juga memiliki wajah yang mirip sekali dengan Papah nya.

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

"Revan ada temanmu," Mamah Revan berteriak. Membuat Kinan mengalihkan penglihatannya.

"Duduk dulu.." Mamah Revan menaikkan alisnya.

"Kinan," seolah mengerti Kinan menyebutkan namanya. Memang sedari tadi ia belum memperkenalkan diri.

"Tante bikin minum dulu yah," Kinan mengangguk seraya tersenyum manis. Heol, melihat Kinan seperti itu seolah ia sedang memperlihatkan sisi manisnya dihadapan sang mertua.

Setelahnya Kinan melihat Revan keluar kamar dan menuruni anak tangga. Kenapa Kinan gugup? Selama ini dia sadar jika Revan memanglah pria tampan.

"Udah lama?" tanyanya. Kinan tertegun mendengar pertanyaannya.

"Nggak."

Say You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang