Setelah kamu hadir semua tak lagi sama. Aku seolah mengerti tentang suatu hal yang tak pernah aku rasakan yaitu bahagia karena orang lain.
***
Kinan mengetuk pintu bercat putih itu seraya mengucapkan salam. Setelah ketukan pintu yang keempat barulah pintu terbuka dan menampilkan sosok pria gagah dengan kaos oblong hitamnya.
"Ngapain lo kesini?" Revan tertegun menatap Kinan yang sudah tersenyum manis dihadapannya.
"Kan gue udah bilang mau ngajak lo pergi," jawab Kinan santai.
"Tapi kan lo nggak perlu kesini, biar gue aja yang jemput lo."
"Kan gue yang ngajak lo pergi,"
"Dimana-mana cowok yang seharusnya jemput ceweknya," ujar Revan.
"Gue kan bukan cewek lo,"
"Yaudah masuk dulu, nggak ada bokap gue kok lo nggak perlu takut," Revan membuka lebar pintu rumahnya dan menyuruh Kinan masuk.
Siapa yang takut?
"Kinan.." ujar seorang wanita yang cantik, sosok wanita yang beberapa hari lalu ia lihat dengan senyum ramahnya lalu beralih dengan melihat ia menangis tersedu. Mamah Revan.
"Assalamualaikum, tante." Kinan menyalami Mamah Revan.
"Duduk dulu, Nan." Kinan tersenyum sungkan lalu duduk di sofa ruang tamu. "Tante bikin minum dulu yah,"
"Nggak usah tante," sela Kinan cepat. "Kinan nggak lama kok,"
"Kamu mau pergi sama Revan?" tanya Mamah Revan sambil ikut duduk disamping Kinan.
"Iya tante, mau jalan-jalan." kekeh Kinan. Entahlah apa yang ada dipikiran Kinan, seketika otaknya memikirkan cara agar dapat mengajak Revan keluar.
"Revan nya mau?" Mamah Revan bertanya dengan kening berkerut.
Kinan hanya membalasnya dengan anggukan disertai senyuman canggung.
"Ayo, Nan." Kinan menoleh mendapati Revan yang sudah rapih dengan penampilan kasualnya. Celana jeans panjang berwarna hitam, t-shirt berwarna putih bertuliskan kata This Is Never That, dilapisi kemeja kotak-kotak berwarna merah yang kancingnya sengaja dibuka, serta sepatu sneakers berwarna putih. Bukan Revan namanya jika ia tidak mengenakan jam tangan hitam yang melingkar pas dipergelangan tangan kirinya.
"Kinan permisi, tante. Assalamualaikum." Kinan menyalami tangan Mamah Revan diikuti pula oleh Revan.
"Jagain Kinan nya," petuah Mamah Revan. Petuah itu membuat hati Kinan berdesir senang. Seolah ia adalah mutiara berharga yang harus selalu Revan jaga.
Mikir apaan lo Nan!
Revan hanya mengangguk tanpa membalas petuah Mamahnya. Tatapannya tetap saja tenang.
***
Mereka sudah berada di Dufan. Kinan memaksa dengan sepaksa-paksanya jika ia ingin bermain di dunia fantasi itu. Revan, ia sempat menolaknya. Terakhir kali Revan masuk ke Dufan, itu disaat ia kelas delapan, disana ia hampir tidak bisa bermain apa-apa dikarenakan antrian yang begitu banyak membuat Revan tidak ingin lagi memasuki tempat rekreasi itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/118501091-288-k883020.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Love Me
RomansaPROLOG Terjebak friendzone? Pasti banyak orang yang pernah merasakannya. Jatuh cinta pada sahabatnya sendiri itu memunculkan banyak pertentangan hati. Jika bukan membuat hati bahagia yah berarti hati terluka. Tapi menurutku friendzone tidak semenyer...