6. Kepergian

22 3 0
                                    

Happy Reading

.

.

.

Balas dendam itu tidak baik. Aku hanya ingin membuat kau berada diposisiku saat itu. Tapi jauh dilubuk hatiku ini seperti membuat kenangan indah untuk nanti.

***

Hari berlalu dengan sewajarnya. Setelah agenda main antara Kinan dan Revan yang pergi ke Dufan semakin membuat mereka dekat. Arum, bahkan sempat tak percaya. Sosok Kinan yang berniat hanya ingin mengganggu konsentrasi Revan kini berubah. 

"Kita sekarang berteman, Rum." Itu jawaban Kinan ketika Arum bertanya mengapa setiap pulang sekolah Kinan dan Revan selalu bersama. Bahkan, tak jarang Kinan seenak jidatnya pindah duduk bersama Revan dan meninggalkan Arum yang terkadang kesulitan memahami materi yang dijelaskan.

Ternyata semua itu di sadari juga dengan teman sekelas yang lain, bahkan hampir semua siswa di sekolah banyak yang membicarakan. Mungkin benar kata Revan, jika ia tak memiliki teman. Sehingga disaat sosok Kinan dekat dengannya itu semua menjadi perbincangan hangat. 

Memangnya apa yang salah dengan berteman? Sosok Revan pun ternyata tidak secuek yang orang lain bayangkan. Pernah suatu hari, Bagas menghampiri Kinan. 

"Lo pacaran sama Revan?" Tanya Bagas. Bagas itu anak kelas IPA-2, teman Revan sebelum akhirnya mereka menjaga jarak. Mungkin benar kata Revan penyebabnya karena tidak harmonisnya keluarga membuat siapapun tidak nyaman berteman dengannya. 

"Nggak kok." Balas Kinan santai. "Kenapa?" Tanyanya.

"Kok lo sekarang dekat sama dia?" Bagas kembali bertanya. Kinan mengernyitkan keningnya heran. 

"Emang ada yang salah? Lo ngelarang gue deket sama Revan?" 

"Lo belum tau permasalahan nya ternyata," Bagas sedikit terkekeh. Itu membuat Kinan geram. Jadi memang benar, Bagas tidak sebaik yang orang lain pikir. Ia pemilih dalam berteman. Walau benar memilih teman juga harus yang baik, tapi menurut Kinan sosok Revan cukup baik. Hanya permasalahan orangtua bukan berarti menimbulkan benci pada sang anak 'kan? 

Setelah obrolan singkatnya dengan Bagas, Kinan tetap tak peduli. Yang ia lihat sekarang adalah sosok rapuh Revan. Semua ketenangannya, ketidak pedulian nya, sikap cueknya, sikap dinginnya hanyalah untuk menutupi topeng lelahnya. Topeng kemarahan yang ia pendam sendiri. 

Kurang lebih satu bulan mengenal Revan, Kinan percaya mengenal lebih dekat adalah solusinya. Ia mampu menilai sendiri. Mana yang baik dan buruk dari seorang Revan. 

***

Akhirnya ujian nasional telah dilewati oleh murid kelas 12. Acara perpisahan pun diselenggarakan. Ketika pembacaan nama siswa berprestasi semua tidak nampak terkejut ketika Revan Setya Nugraha berada diposisi pertama, diikuti oleh Sarah Aulia yang berada diposisi kedua dan Kinan Latisya yang menempati posisi ketiga. Sedangkan diposisi keempat dan kelima ditempati oleh Wulan Anggraini dan Ahmad Malik.

Riuh tepuk tangan menggema kala itu ketika para siswa berprestasi menaiki panggung.

Tak ada yang tahu jika disela-sela murid yang berprestasi itu ada dua orang yang sedang menatap penuh kemenangan disertai senyuman rasa bangga.

Kinan menatap takjub akan kecerdasan Revan. Dan Revan menatap dengan banyak arti ke arah Kinan.

Ketika menuruni panggung mereka saling memberikan selamat satu sama lain. Disitulah terjadi tatapan banyak arti antara Revan dan Kinan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Say You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang