(1)-Mengintip

845 47 0
                                    


Note : Cerita ini dalam tahap revisi

Enjoy, Guys :)

____________________

"Appa, kita pindah lagi?" Sohyun bertanya dengan nada tak percaya. Ini sudah kesekian kalinya mereka pindah dari daerah ke daerah lainnya. Ia mendengus dan menompang dagu menghadap ayahnya. "Asal appa tahu, ujian semester dua-ku tinggal menghitung bulan."

"Ini pindahan yang terakhir, appa janji!" ucapnya sambil mengacungkan jari kelingking lalu tersenyum. "Tidurlah. Besok hari pertamamu disekolah baru."

Ia menghela nafas. Sekolah baru, tanpa teman atau siapapun yang kukenal, batinnya. Ia bangkit dan melangkah kekamar. Berharap semoga besok adalah hari keberuntungannya, atau tidak.

***

"Aku berangkat, Appa!!" pamit Sohyun. Ia pergi dengan Mark, sopir yang selalu mengantar-jemputnya.

Kim So-hyun adalah anak tunggal dari pasangan Kim Kyoungjae dan Kim Yeon-soo. Kyoungjae seorang direktur dari perusahaan sepatu kulit terbesar di Korea. Tentu saja kesibukannya akan bertambah seiring berjalannya waktu. Apalagi baru-baru ini perusahaan tempat ia bekerja sedang membuka cabang. Sohyun selalu merasa sendiri, terlebih ibunya meninggal sebelas tahun yang lalu akibat kecelakaan bus. Sohyun yang seharusnya pergi ke sekolah dasar bersama ibunya, menjadi mimpi indah belaka. Menceritakan bagaimana ia dan teman-temannya disekolah, tak bisa.

Sesampai disekolah baru untuk kesekian kalinya, melewati lorong sepi tanda kelas sedang berlangsung. Wali kelas masuk dengan beberapa buku ditangan kirinya. Semua siswa duduk dibangkunya masing-masing. "Ketua" panggilnya. Ketua kelas mengangguk, "Perhatian!! Hormat!" lalu disusul dengan sapaan satu kelas "Anyeong haseyo!"

"Anyeong!" balasnya. "Oke, kita kedatangan murid baru." Katanya sambil melirik Sohyun, "Perkenalkan dirimu."

"Namaku Kim So-hyun, salam kenal."

Krik..kirik..

"Hanya itu?" guru Hong heran. Dengan wajah datar Sohyun mengangguk. Kecanggungan dimana-mana. Semua orang melirik Sohyun.

Guru Hong berdehem. "Okey.." katanya canggung, "silahkan duduk." Guru Hong memulai pelajaran. Sohyun duduk disudut kanan belakang kelas. Tempat yang selalu diduduki anak baru, batinnya.

***

Bel pulang adalah nada terindah disetiap murid. Sohyun melangkah keluar sekolah, terlihat seperti biasa, mark sopir andalan papa menjemputnya. Mobil melaju menelusuri jalan raya. Tidak sepi, tidak ramai. Sambil melihat sisi jalan, Sohyun terpana melihat hutan disebelah kanannya. Eh, itu bukan hutan.

"Mark, itu tempat apa?" tanya Sohyun sambil menunjuknya.

"Hanya jalan lama, nona." Jawabnya. "Disana tempat yang bagus jika musim gugur. Hanya ada lampu-lampu kuno dan pohon-pohon berjejer rapi disisi jalan setapak tanpa aspal yang melepaskan daunnya tanda gugur." Tambahnya.

"Aku mau kesana!" pinta Sohyun. Mark menepi lalu membuka selbet. "Tak usah!" cegat Sohyun. "Aku saja yang kesana kau disini, menunggu. Aku hanya melihat-lihat sebentar." Sohyun keluar dan berlari. Mark mengangguk.

Sejuk, tenang. Itu yang ia rasakan saat melusuri jalan itu. Tanpa ada kendaraan, hanya ada daun yang mulai berguguran tanda pergantian musim. Dan tentu saja, tanpa orang lain.

Tanpa orang lain. Sepertinya perkiraan Sohyun salah. Semakin dalam menelusuri, ia melihat pasangan tengah berbincang. Dengan penasaran, ia mengendap-endap mendekati pasangan itu. Sohyun bersembunyi disebalik pohon dan mengintip. Ngapain pacaran ditempat sepi?

Berdasarkan intipan Sohyun, seorang laki-laki yang diketahui bernama Chanie dan perempuan-ia lupa namanya- sedang tertawa bersama. Lalu Chanie mengeluarkan sebuah kotak cincin dan bertekuk lutut.

Basi! Kukira mereka akan berciuman atau hal lainnya. Ternyata lamaran kuno. Yang lebih suprise kek, batinnya. Ia kembali berjalan menuju mobil. Takut kalau lama-lama bisa kepergok sopirnya kalau ia sedang mengitip.

Pacaran? Sohyun sering melihat film, novel ,cerpen, bahkan kejadian nyata seperti tadi. Ia JODAHIR, jomblo dari lahir. Atau lebih sadisnya JONES, jomblo ngenes. Bukan karna ia tak mau pacaran atau lebih ngakaknya sok polos. Tapi memang tak ada yang naksir dia ataupun sekedar pendekatan lalu kena PHP. Semuanya cuma menganggap dia cewek datar dan mereka lebih memilih menghindar. Bahkan teman-temannya membuat panggilan baru, kesepianisme.

Jangan lupa untuk vote. Apalagi pura pura lupa>_>XOXO.

FALLING for YOU    Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang