Jutaan tahun cahaya dari Bumi, terdapat sebuah Galaksi yang sangat tua dan kuno dan sebuah tatasurya yang mirip tatasurya tempat kita berada sekarang. Adalah Planet Miraj, Planet yang sangat indah dimana para Manusia dapat hidup dan tumbuh serta berkembang. Namun Planet Miraj bukanlah planet yang mudah dihuni seperti di Bumi, tidak, di Planet Miraj terdapat banyak sekali monster yang memangsa manusia dan berulang kali membuat manusia di Planet tersebut terancam punah.
Untuk mengatasi hal tersebut, Manusia menciptakan berbagai teknik silat yang terinsipirasi dari alam dan gerakan-gerakan hewan. Hasilnya sungguh menakjubkan, Manusia berhasil memukul balik para monster dan menjadi ras utama di Planet Miraj itu.
Hari itu merupakan hari yang sangat panas, entah karena Matahari yang bersinar terlalu terang atau karena tempat tersebut telah hancur karena serangan musuh. Disetiap jengkal terdapat darah dan mayat yang berhamburan disana-sini, sungguh pemandangan yang sangat mengerikan.
5 orang biksu melangkahkan kakinya di tengah-tengah bekas medan perang tersebut, mereka berkali-kali mendesah dan mengucapkan, "Semoga dewa berbelas kasih!" ketika melihat korban-korban yang meninggal.
Yang paling tua diantara mereka memakai sebuah tasbih yang sangat besar, walaupun paling tua namun ia berwajah segar melebihi rekan-rekan biksunya yang lain. Walaupun begitu, saat ini raut wajahnya tidak dapat dikatakan baik!
"Kita terlambat!" Ujarnya mau menanggis, "Sungguh, kita para biksu Kuil Nimia tidak tahu diri dan tidak tahu berterima kasih!"
"Abang, jangan menyerah!" Ujar Biksu kedua yang bertubuh paling kurus namun paling tinggi di sebelah Biksu tersebut, namun walaupun berkata seperti itu Biksu itu sudah mengeluarkan derai air mata yang kejar!
"Abang ketiga benar, abang pertama!" Seru Biksu termuda yang gemetar hebat berusaha menahan emosinya, "Saat ini murid-murid kita telah memukul mundur para pendekar kerajaan Wiru!"
"Saat ini keberadaan Bangsawan Biru belum diketahui, masih terlalu cepat bagi kita untuk menyerah!", Timpal Biksu berbadan gempal
Biksu pertama itu mengangguk, "Adik kedua, apa yang kau katakan itu benar," Ujar Biksu pertama menahan tangisnya, "Masih terlalu dini bagi kita untuk menyerah!"
Biksu terakhir menggelengkan kepalanya, dia merupakan yang paling realisitis diantara kelima saudara seperguruan tersebut, "Sungguh ini merupakan bencana besar bagi Kuil Nimia! Sejarah dunia akan mencatat kalau Kuil Nimia merupakan Kuil yang tidak tahu membalas budi!"
Mendengar hal tersebut keempat Biksu lain menundukkan kepala berusaha menahan tangis namun tidak berhasil, khususnya Biksu yang bertubuh paling tinggi yang dengan kejar menguraikan air mata. Tidak berapa lama, seorang biksu melesat dan tiba di hadapan kelima Biksu tersebut. Biksu itu merupakan Biksu tingkat tinggi yang berada hanya dibawah kelima Tetua ini.
"Lapor para Tetua," Ujar biksu tersebut dengan kedua tangan melekat di depan dada dan sedikit menundukkan kepala sebagai tanda salam yang berlaku di kalangan mereka, "Saat ini keadaan sangatlah buruk! Guntur Biru dan keluarganya telah tewas terbunuh, hanya Awan Biru, anak ketiganya, yang tidak ketahuan dimana rimbanya!"
Mendengar laporan tersebut kelima biksu itu langsung berlutut dan menangis kejar lebih dari sebelumnya, bahkan biksu muda itu juga ikut berlutut dan menangis bersama mereka.
"Argh! Argh!" Ujar Biksu tertua sambil memukul-mukul dirinya, "Cahya,Cahya! Kau sungguh sangat bodoh! Kau sudah berlatih silat seumur hidupmu dan telah menjadi sekuat ini namun untuk membalas budi saja kau tidak mampu! Argh!!"
"Abang pertama tenanglah," Ujar yang lain namun mereka juga tidak bisa berbuat apapun.
"Para Tetua tenanglah," Ujar Biksu muda itu beruraian airmata, "Aku telah menyuruh saudara-saudara untuk mencari Awan Biru dan tidak beristirahat sebelum mereka berhasil menemukannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGENDA AWAN BIRU
FantasyKeturunan terakhir Klan Biru yang legendaris. Tubuhnya rusak karena ilmu leluhur dan talentanya tidaklah tinggi. Walau begitu Awan Biru tidak menyerah, dengan kecerdasannya ia memulai langkah menjadi pendekar yang mampu mengembalikan kejayaan klan B...