Tetua leluhur merangsek masuk hingga ke puncak gunung, dimana Kuil Hati Kudus berada. Sepanjang perjalanan Tetua leluhur membunuh ratusan pendekar hingga mereka jera dan tidak lagi menghalangi perjalanan kedua biksu ini melainkan tetap mengikuti mereka dalam jarak aman dan dengan senjata terhunus.
Sama seperti di pintu gerbang dikaki bukit, di pintu gerbang Kuil Hati Kudus banyak sekali terdapat pendekar hingga membuat kening Tetua leluhur berkerut.
"Mau melamar saja perlu membawa seluruh pasukan bersenjata lengkap!" Sindir Tetua leluhur menggunakan Qi hingga semua orang dapat mendengarnya, "Kalian mau menikahkan orang atau mau menculik anak gadis!?"
Wajah semua orang berubah merah mendengar sindiran biksu tua itu. Dari dalam bangunan utama melesatlah 5 pendekar dan berdiri di atas atap menatap kebawah, kearah Tetua leluhur, dengan pandangan sangat marah.
"Biksu gila dari mana berani menghalangi pertunangan keluarga Wural!" Teriak pendekar yang membawa tombak.
Tetua leluhur memperhatikan kelima pendekar tersebut, mereka semua berusia setengah baya dan memakai pakaian perang lengkap dengan senjata-senjata andalannya.
"Huh, Bajingan mana yang merasa hebat hingga berani memaki kepadaku?" Tanya Tetua leluhur dingin.
Mendengar itu para pendekar mengerutkan keningnya, mereka tidak kenal siapa orang ini dan tidak dapat menebak sedalam mana kepandaiannya. Salah satu dari kelima pendekar ini mengarahkan pandangannya ke arah pendekar lainnya, wajahnya kebingungan menanyakan apa yang sebenarnya sedang terjadi.
"Lapor tetua," Ujar pendekar itu, "Kami telah meminta mereka pergi dari tempat ini dengan baik-baik namun mereka tidak mau mengerti dan memaksa masuk dengan membunuh ratusan teman-teman kita! Kami mohon keadilan, Tetua!"
Mendengar hal tersebut para tetua langsung pucat, bahkan mereka berlima kalaupun disatukan tidak mampu membunuh ratusan pendekar dengan mudah!
"Cough," Ujar Tetua bertombak itu berdeham, "Mohon maaf, kalau boleh tahu siapa nama anda dan ada keperluan apa dengan Kuil Hati Kudus?"
Tetua leluhur menyipitkan matanya dan menatap Tetua bertombak itu dingin, "Kau siapa? Kenapa kau berani-berani menyambut kami dengan mengatasnamakan Kuil Hati Kudus?"
"Sebenarnya begini, biksu," Ujar Tetua disamping tetua bertombak, "Hari ini merupakan hari yang penting bagi Klan Wural dan Kuil Hati Kudus, kami tidak ingin ada gangguan!"
"Sejak kapan kedatanganku merupakan gangguan, bahkan Kaisar Langitpun tidak berani menyebut kedatanganku sebagai sebuah gangguan!" Tetua leluhur tidak tahan lagi, ia menggunakan Qinya dan membuat semua orang yang mendengarkan menjadi pusing. Tentu saja hal ini tidak berlaku bagi Awan Biru karena Tetua leluhur telah mengirimkan Qinya untuk melindungi Awan Biru, "Cepat kalian keluar dan sambut aku! Apa kalian tidak tahu sopan santun dan Etika!!!"
Mendengar ucapan tersebut, dari dalam gedung utama keluarlah puluhan pendekar. Semuanya pendekar itu kuat-kuat dan sakti-sakti namun wajah mereka pucat mendengar tenaga Qi milik Tetua leluhur. Para pendekar dari keluarga Wural berdiri di sebelah para tetua sementara para pendekar wanita dari Kuil Hati Kudus mengelilingi Tetua leluhur dan Awan Biru.
"Berani sekali biksu ini menerobos masuk Kuil Hati Kudus," Ujar seorang pendekar dari keluarga Wural yang baru datang, "Dia pikir dia itu siapa!"
Kelima tetua tidak berani berkata-kata mendengar ucapan pendekar itu, hanya mengerutkan keningnya. Disatu sisi, harga diri mereka sebagai satu dari 10 klan utama sangat tinggi namun disisi lain, kesaktian biksu tua ini sangat mengerikan!
"Tetua pertama, siapa sebenarnya biksu ini?" Tanya seorang pendekar bertubuh tinggi gemuk dan berumur separuh baya, ia memakai baju orang tua pelamar yang berwarna emas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGENDA AWAN BIRU
FantasyKeturunan terakhir Klan Biru yang legendaris. Tubuhnya rusak karena ilmu leluhur dan talentanya tidaklah tinggi. Walau begitu Awan Biru tidak menyerah, dengan kecerdasannya ia memulai langkah menjadi pendekar yang mampu mengembalikan kejayaan klan B...