BAB 10 - SKEMA DEMI SKEMA

315 4 0
                                    

Windi Aura melesat dalam kegelapan malam tanpa diketahui oleh siapapun, ilmu meringankan tubuhnya begitu sempurna dan setiap gerakannya begitu lentur hingga tidak ada satu orangpun yang bisa mendengar jejak langkahnya.

"Aku merasakan aura dia di dekat sini," Gumam Windi Aura dengan suara yang sangat pelan, "Dimana dia?"

Windi Aura menguatkan kelima inderanya dan beberapa detik kemudian, dia berhasil menemukan sesosok bayangan hitam tengah menyelinap dan mengendap-endap di dalam komplek Paviliun Pangeran Keenam. Bayangan hitam itu begitu mahir dan ilmu silatnya sangatlah bagus, ia mampu berjalan di samping para pelayan tanpa diketahui keberadaannya sedikitpun.

"Ilmu menghilangkan keberadaan yang sangat bagus!" Puji Windi Aura di dalam hati, "Namun sayangnya, kau tidak bisa menghilangkan keberadaanmu dariku!"

Mungkin bayangan tersebut merasakan sesuatu yang tidak beres dan mendadak membatalkan niatannya untuk mengecek paviliun Pangeran Keenam, bayangan tersebut menggunakan semua kekuatannya untuk keluar dari paviliun itu dan melarikan diri. Namun sayang, baru beberapa ratus meter keluar dari komplek Paviliun, sebuah tangan sudah menyambar tubuhnya dari atas dan menghantam punggung bayangan tersebut hingga terjatuh.

"Si,Siapa kau?" Tanya Paman Putih sambil menyeka darah dimulutnya, ia lalu berdiri dengan kuda-kuda dan menarik kedua bilah pisau panjang dipinggangnya, "Keluarlah dan perkenalkan dirimu!"

"Anjing penjaga tidak perlu tahu siapa diriku!" Ujar Windi Aura dingin, ia mengubah suaranya dengan kekuatan Qi hingga terdengar dingin dan mencekam, "Lebih baik kau mati sekarang juga!"

Dari dalam kegelapan Windi Aura mengirimkan 2 serangan Qi yang sangat berbahaya, serangan itu seperti secercah cahaya yang melesat dan menghantam Paman Putih. Beruntung reaksi Paman Putih cukup cepat dan berhasil menghindar pada saat-saat penentuan.

"Sentilan jari sakti?" Seru Paman Putih tidak percaya, "Sekte Jiwa Hitam?"

"Oh, wawasanmu cukup luas," Puji Windi Aura, "Sayangnya itu hanya membuat diriku semakin bernapsu untuk menghabisi nyawamu!"

Windi Aura mengirimkan beberapa serangan Qi lagi ke arah Paman Putih, kali ini dengan kecepatan dan tenaga yang lebih kuat, hingga membuatnya terpental dan tewas seketika.

"Hanya segini saja kemampuan pendekar bawah tanah Kuil Nimia," Ejek Windi Aura yang mendekati jenazah paman putih, "Jika bukan karena rencana untuk menyelamatkan anakku, tentu aku tidak akan sudi membawa jenazahmu keluar dari tempat ini!"

Sambil berkata seperti itu, Windi Aura mengangkat Jenazah paman putih ke atas pundaknya dan melesat, menghilang di kegelapan malam.

"Tinggal 1 anjing penjaga lagi!"

Sementara itu, di sisi komplek yang berlainan dari Paviliun Pangeran Keenam, sesosok bayangan hitam secara diam-diam memasuki kawasan rumah duka. Walaupun kawasan tersebut dijaga oleh para Tetua dalam, namun kemampuan bayangan ini melebihi para tetua tersebut hingga tidak ada yang menyadari kehadirannya.

Bayangan hitam tersebut berhasil masuk ke dalam ruangan jenazah dan membuka kain kafan yang membungkus Jenazah Mina Sulastri. Tidak berapa lama, ia mulai melakukan otopsi dan menemukan beberapa keanehan.

"Bukankah tetua yang memeriksa Jenazah ini mengatakan ada 2 serangan Qi keras yang menghantam tubuh Mina?" Gumamnya ketika menemukan ketidaksesuaian data dengan hasil pemeriksaannya, "Tapi, kenapa aku menemukan 1 serangan Qi keras dan 1 serangan Qi lembut dalam tubuh anak ini?"

Paman Hitam hanya menggelengkan kepala, ia mempunyai beberapa hipotesis mengenai permasalahan ini namun belum ada yang masuk akal.

"Tuan muda Awan Biru merupakan pemuda yang sangat cerdas," Kata Paman Hitam, "Ia bisa menganalisa permasalahan ini jauh lebih baik daripadaku. Saat ini yang ia butuhkan hanyalah data, dan tugaskulah untuk mencari banyak data mengenai masalah ini!"

LEGENDA AWAN BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang