Part 3

165 5 0
                                    

Malam ini terasa begitu berkesan, dan semuanya berkumpul disini.
Hatiku terasa begitu bertolak belakang ketika merasakan apa yang terjadi saat ini.

Aku tak tau apa yang ada di fikiran nya saat melihat ku menangis, yang jelas kata Tika dia terlihat tegang, panik dan takut.
Tapi aku tak memperdulikan itu, yang ku pedulikan jangan sampai dia mengetahui rahasia besar ku,yang tadi nyaris ketauan karna ulahku.
Kenapa aku gak bisa nahan emosi ku saat didepan dia.

"yuk gua anter pulang!!" tawar krisna

"ha? Ujan loh" jawab ku

"gapapa, dari pada kemaleman"

"serius gapapa? Nanti kuyub?"

"engga ko, santai aja"

Lalu aku reflexs  memegang bahunya saat hendak menaiki motor nya.

Entah mengapa aku tak merasa bahagia saat berboncengan dengan nya, bahkan tak merasakan nya sama sekali. Apa karna rasa maluku tadi yang membuatku tak bisa merasakan nya.

"kak maafin gua ya tadi gua nangis"

"ah santai aja, cewe kan emang begitu"

"tapi gua gak sedramatis itu kok, tadi gua lagi sensitive aja"

"haha siap"

Lalu kita berdua menyusuri kota bogor malam itu dengan rintik-rintik hujan yang menjadi saksi bisu kita berdua. Rasanya ingin sekali momen ini terulang kembali pada saat perasaan ku mulai stabil tapi tetap saja, waktu berlalu begitu sangat cepat.

Tangan ku mulai gemeteran dan suhu badan ku mulai kedinginan saat hujan melanda jalanan kota itu. Apa yang bisa ku perbuat selain ingin memeluknya dari belakang tapi itu mustahil. Karna aku bukan lah siapa-siapa nya. Apa lagi saat aku mengingat sosok dinda yang menghantui pikiran ku siapa kah wanita tersebut.

Aku masih terus memikirkan nya. Dan saat jalanan telah mulai sepi dan hujan pun berangsur reda, ku lega. Tapi tiba-tiba saja, jalanan mulai terguyur kembali dengan serpihan rindu.

Aku merindukan mu siska, apa lagi kau yang sedang berada tepat didepanku sekarang.

Aku sangat mencintaimu, mengagumimu, menyukai semua tentangmu.

Rintik hujan mulai membasahi badanku apa lagi wajahku, sesekali aku melap wajahku dengan bajuku.

Ku lihat wajahnya yang ditutupi oleh rintikan air hujan, sangat membuatku tak ingin melihatnya seperti ini.

"kak lu kedinginan ya? mau pinjem jas sekolah gua dulu gak?"

"gak usah fan"

"serius?" tanyaku sambil menatap wajahnya dengan serius lewat spion.

"iya gak apa-apa" jawabnya samil menoleh ke spion membalas pertanyaanku dengan senyuman.

Dan pada akhirnya aku sedih melihat pengorbanan nya yang begitu tulus untukku. Ah mengapa kau membuat aku enggan untuk melupakanmu.

***

Dijalan pun aku masih memikirkan siska, yang tak sempat ku salami saat ingin pulang.

Tapi aku bertemu dengan nya sekilas saat dijalan akan pulang, dia berteriak dari dalam dan mengucapkan "tetehhhhhh"

Aku bisa merasakan kekecewaan siska dengan ku, dia kecewa saat aku pergi meninggalkan nya begitu saja. Seperti itu juga aku akan merasakan hal yang sama.

Namanya perpisahan memang tidak ada yang menyenangkan. pahit sangat.

Ini malam terakhir kita bisa bercanda gurau menangis dan bersedih hati, mungkin kita gak akan pernah ketemu lagi. Karna aku tau aku siapa.

Sepertinya benar, bukan aku perempuan yang cocok ada disamping mu kak.

Aku hanya cocok ada di belakang layar tanpa harus mengganggu si pemeran utama sedang ber ekting dengan lawan main nya.

Ya lebih pantas seperti itu, sudahlah lupakan malam ini. Masih banyak malam yang lain, semoga ini adalah malam yang paling berkesan dihidupku.

****

Malam semakin larut, beberapa menit kemudian sampailah aku dan dia di depan rumah.

"please lu jangan nolak buat masuk dulu bentar, sekedar ngeringin baju sama ngeteh doang"

"gak usah beneran deh"

"ayolah kak badan lu basah banget, gua gak tega liat lu balik lagi kerumah dalam kondisi kaya gini"

"gua langsung balik aja"

"yaudah deh kalo emang itu mau lu"

Lalu ia pergi meninggalkan ku dan air mata itu kembali jatuh, iya jatuh lagi.

Entah keberapa tetes kali ini.

Inikah rasanya menangis ditengah hujan yang lebat, inikah rasanya sayang yang mendalam hingga aku tak lagi memperdulikan diriku lagi.

"ma aku pulang" ucap ku dari balik pintu.

"masya allah nak, kenapa kuyub gini?" Tanya mama

"panjang ceritanya, udah ya ma aku ke kamar dulu"

"iyaiya bersihin badan kamu, mama bikin coklat panas dulu"

Sesampai dikamar aku mengambil sebuah foto, iya ini adalah foto dia.

Dia yang barusan melindungiku dari dingin nya malam dan menerjang hujan demi mengantarku pulang.

Awalnya aku tak sengaja mengambil foto ini dari atas meja belajarnya. Aku cuma penasaran dengan wajah masa kecil nya yang imut itu.

Eh tiba-tiba saja foto itu ada didalam tas sekolah ku.

Yasudahlah tanda nya foto ini memang untuk ku.

Aku pandangi terus foto itu, wajahnya terlihat begitu menggemaskan. Aku jadi makin gemas kepadanya. Tapi aku merasa berdosa telah membawa fotonya.

Setelah ku mandi, aku menikmati coklat panas dan terus terbayang saat-saat bersama nya tadi. Rasanya kaya mimpi gitu, aku merasakan ini terlalu cepat.

Jatuh cinta (Diam-Diam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang