Sore ini senja terlihat malu-malu saat menampakan dirinya di atas langit.
Hati ini masih terasa sakit, hingga tak ada lagi rasanya bahagia.
Untuk sekedar tersenyum tipis pun aku tak bisa, aku merasakan ada yang hilang dari dalam diriku dengan sekejap.
Aku merindukannya, tak bisa dipungkiri lagi perasaan ini semakin lama semakin mendalam.
Aku merindukan hangat nya keluarga ditengah rumah yang minimalis namun aku benar-benar merasakan sosok keluarga yang begitu harmonis yang sulit ku dapatkan dirumahku sendiri.
****
Sudah beberapa bulan ini aku masih berusaha keras untuk melupakan bayang-bayangnya. Aku teringat suatu malam yang penuh genangan air hujan disaat itu hanya ada aku dan dia ditengah gemerlap kota Bogor malam itu yang sedang berjalan menuju pulang. Dan aku merasakan hal yang telah ku bunuh sedari dulu, yaitu sakitnya mencintai dalam diam.
Tapi apa daya diri ini, saat itu aku benar-benar hanyut dalam indahnya jatuh cinta hingga lupa rasanya sakit yang begitu dalam. Selalu seperti itu...
"Fan ada kabar gembira" Teriak Tika dengan wajah sumringan.
Tentu saja aku tak begitu menghiraukannya, dikarenakan aku sedang membaca novel kesukaanku dan diiringi music Child favorit ku.
"hmm apa?" Ucapku cuek sambil sesekali mengunyah ciki.
"ih gak asik banget, tutup dulu novel lu bentaran" tegur Tika sambil merenggut novelku.
"okeoke, ada apa?" jawabku santai sambil menatapnya.
"ka krisna hari ini standup disekolah kita YEAYYYYY"
Seketika aku langsung terdiam mendengar nama itu lagi.
Ah sial, mengapa dia harus datang lagi setelah perkenalan yang sangat singkat yang berkesan sangat didalam hatiku dan sekarang ia datang lagi disaat aku mencoba mati-matian melupakannya. Sungguh tidak adil.
"fan, lu gak apa-apa kan?" tegur Tika yang berhasil membuyarkan lamunanku.
"haa? Gak kok hehe, gak kenapa-napa" ucapku berusaha meyakinkan.
"fan, gue tau hati lu masih belum sembuh kan? Luka lama lu belum kering. Tapi cobalah fan berdamai dengan keadaan. Gue yakin lu pasti bisa. Lu gadis yang sangat amat periang, heboh, dan percaya diri. Masa lu gak bisa sih ngelewatin semua ini dengan keceriaan lu?"
Aku tidak pernah menyangka sahabat ku yang super cuek ini bisa bicara sebijak ini, dan seketika mataku mulai berkaca dan tak bisa membendung tangis yang sudah sedari tadi ku tahan. Lalu aku hanya bisa memeluk Tika dengan erat sambil berkata "makasih banyak tik"
****
Hari ini hari dimana dia datang lagi didepan mataku.
Hm, entahlah seperti apa dia sekarang.
Yang jelas aku tak begitu bersemangat dengan acara di sekolahku.
"Fan ayo dong SMILE" ucap Tika sambil merangkulku berjalan kedepan panggung.
Terdengar sang mc sedang berkomat kamit ditengah panggung "yak acara selanjutnya kita tampilkan STANDUP dari Krisna Pradana. Cewe-cewe mana nih tepuk tangannya untuk komika kita satu ini"
Dan semua cewe-cewe pun langsung bersorak histeris. Sepertinya memang benar, kharismanya selalu saja membuat wanita-wanita tertarik begitupun denganku yang sedari tadi tak hentinya tersenyum kecil melihatnya dari depan panggung.
"Eh kok dia liat kesini sih" ucapku dalam hati.
"disini cewenya cantik-cantik banget ya. Apa lagi mbaknya yang didepan saya ini." ucapnya sambil menunjuk ku arah ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh cinta (Diam-Diam)
TeenfikceSiap untuk jatuh cinta diam-diam? Siap untuk mencintai tanpa dicintai? Baiklah kalau dirimu sudah siap berarti juga siap untuk terluka diam-diam. Semua butuh waktu untuk melupakan mu, tapi sepertinya aku tak sanggup. Aku lebih memilih mencintaimu da...