now playing : [ Skastra - Hilang Asa ]
Aku hanya mematung menatap Krisna yang terlihat sangat akrab pada Safira kala itu. mengapa bisa ini semua terjadi, mengapa safira yang duduk disampingnya. Mengapa safira yang mendapatkan perlakuan manis itu. lalu, apa artinya rindu ku yang menggunung ini?
Seketika gumpalan air dikelopak mataku kini sudah tak bisa ku tahan lagi, pecah sudah ia diantara banyak orang yang sedang memperhatikan wajahku yang malang itu.
****
Kini aku duduk sendiri ditaman belakang rumah Krisna, dengan harapan yang melebur, hati yang sakit, mata yang bengkak, dan suara yang terisak-isak.
Aku menatap langit yang sama mendungnya dengan suasana hatiku saat ini. mengapa begitu menyakitkan, aku rasa perasaan ku sudah keterlaluan.
Tak seharusnya aku cemburu buta dengan sahabatku sendiri. Dan mengapa harus krisna yang didekati oleh safira. Aku tak tau apakah rencana tuhan kali ini padaku.
"Fan, kenapa nangis sayang, ada apa?" Tanya Tika dengan penuh hati-hati sambil memeluk ku dari belakang.
"Tik, menurut lu gue salah gak sih jatuh cinta sama ka Krisna?" Ucapku di iringi dengan sebuah isakan.
"Loh kenapa lo nanya kayak gitu?"
"Jawab, Tik"
"Enggak ada yang salah kok disini, lo suka sama Krisna, Shafira suka juga sama Krisna, dan Krisna? Dia belum tentu juga suka sama Shafira. Perasaan itu gak bisa di tebak dan diatur seenak hati, Fan"
"Tapi kenapa harus Krisna, Tik?"
"Mungkin ini udah takdir semesta, hey diluar sana masih banyak laki-laki yang lebih bisa menghargai hati lo, Krisna gak pantes dapetin setetes pun air mata dari mata lo. Udah ah jangan cengeng kaya anak TK gini. Seribu laki-laki bahkan lebih bisa lo dapetin, Fan !!" Ucap Tika dengan intonasi agak tinggi.
Fany seketika membatu, dan air matanya mulai menetes hebat saat mendengar kata-kata tajam tadi dari bibir Tika. Tika memang paling halus diantara sekian banyak teman-teman nya, tapi jangan salah bila Tika sudah murka, ia akan berubah jadi kuntilanak napak.
Melihat Fany sangat rapuh pada saat itu, Tika yang tadinya ingin beranjak meninggalkannya, tib-tiba saja berbalik badan lagi dan memeluk sahabat cengeng nya itu dari belakang dan berbisik "Semua pasti akan berakhir bahagia kok, yuk senyum lagi. Udah cukup yah sedih-sedihan nya"
Dan seketika Fany sedikit terhibur lalu tersenyum kepada Tika. Tika sudah sangat lega melihat perkembangan kecil itu pada sahabatnya.
***
Pagi hari pun tiba, mentari menyinari sebuah sekolah nan ramai disana.
Seperti biasanya Fany selalu datang paling awal dibanding 3 orang sahabatnya itu. Fany dengan santai nya duduk dikantin dan menyantap nasi uduk kesukaan nya ditemani dengan ciutan ibu kantin sambil memasak gorengan yang akan di hidangkan pagi itu.
"kenapa neng, ko wajahnya cemberut terus saya perhatiin beberapa hari ini?" Tanya si ibu.
"hmm, gak apa-apa kok bu, Cuma bawaan menstruasi aja nih hehe" jawab Fany berbohong dan lanjut melahap nasi iduk dengan rakus.
"eh neng pelan-pelan atuh makannya nanti keselek loh hehe" tegur si ibu sambilmengaduk adonan.
Fany hanya tersenyum tipis dan sesekali meminum air mineral dingin nya.
Beberapa menit setelah ia makan, mata Fany mulai tertuju kepada meja kantin paling ujung. Ia menghentikan penglihatan tajam nya ke sebuah pemandangan meja disana, Fany teringat saat waktu MOS pertama kalinya ia dipertemukan dengan sahabat-sahabat tercintanya itu.
Ia menyesali yang sekarang telah terjadi pada persahabatannya kini. Dosa apa yang telah dia lakukan hingga mencoreng kesetiaan sahabatnya saat ini. ya walaupun hatinya berangsur-angsur membaaik dan mencoba untuk ikhlas dengan dilema yang telah melandanya, namun rasa kecewa itu masih amat membekas dihatinya. Betapa tidak kecewa, ia menyaksikan sendiri sahabatnya perlahan lahan merebut orang yang sangat ia sukai. Bahkan sang sahabat pun tidak merasa bersalah sama sekali atas apa yang menimpa Fany. Betapa sedih hatinya kini. Tiap malam Fany hanya bisa memandangi kolase fotonya dengan sang sahabat, dan terlihat sekali begitu bahagia, begitu natural apa yang mereka rasakan saat itu. tapi mengapa sekarang mereka terasa sangat asing. Setelah kejadian kemarin Fany sangat enggan untuk menyapa semua sahabatnya itu. Ia lebih memilih untuk sendiri, dan tak mau sedikitpun diganggu. Bahkan sekarang pun Fany memilih duduk sendiri dikelas. Itulah yang membuat seisi kelas kepo dengan apa yang terjadi kepada hubungan persahabatan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh cinta (Diam-Diam)
Teen FictionSiap untuk jatuh cinta diam-diam? Siap untuk mencintai tanpa dicintai? Baiklah kalau dirimu sudah siap berarti juga siap untuk terluka diam-diam. Semua butuh waktu untuk melupakan mu, tapi sepertinya aku tak sanggup. Aku lebih memilih mencintaimu da...