Hari-hari ku lalui begitu hampa, sunyi sepi rasanya.
Dan tak seperti biasanya yang penuh dengan semangat.
Ya beginilah hari-hari yang ku lewati tanpa dirimu lagi.
Tanpamu aku merasakan kehampaan yang abadi, walaupun didekatmu tak ada sepatah kata yang terucap. Hanya hati yang mampu mewakilinya, tapi tetap saja aku merindukan masa-masa itu. Ah sudahlah aku sepertinya terlalu larut dalam kesedihan ini.
Aku ingin kita seperti dulu, yang tertawa bahagia saat bersama, bukan seperti ini saling memendam perasaan satu sama lain.
Tak mampu berucap bahkan tak mampu menatap.
Dulu memang ku tak punya keberanian untuk menatap wajah dan matamu, tapi setelah rasa ini timbul aku memberanikan diri, karna bagiku menatapmu adalah suatu keindahan yang tidak pernah ternilai.
Seandainya mata ini masih halal untuk melihat wajahmu nan indah itu, tapi keadaan telah merubahnkita menjadi orang lain.
Semenjak kejadian itu aku dan dirimu sudah tidak seperti dulu lagi, bahkan saat bertemu pun kita seperti seseorang yang tak pernah mengenal.
Seperti seseorang yang baru dipertemukan, padahal hati ini berkata "apa kabar dirimu?"
Tetap saja bibir ini tak akan mampu mengucapkan nya.
*****
Pagi ini aku hanya bisa tertunduk lesu di depan jendela kaca kamarku, menghabiskan tisu dan menangisi keadaan.
Tetap saja, semua tidak akan seperti dulu lagi,
Tetap saja kamu akan mencintai seseorang di luar sana dibanding diriku.
Oh ya aku lupa menceritakan nya ini pada kalian.
Saat itu aku sedang duduk di sofa café tersebut, tiba-tiba saja sebelum ia openmic aku melihat ia sedang sibuk dengan ponsel nya.
Dan terlihat ia sedang mengetik sebuah pesan di whatsapp bertuliskan
"iya hati-hati ya sayang, jangan tidur malam-malam. Love you!!"
Sakit? tak usah ditanya, sangat sakit melebihi ditusuk dengan ujung pisau. Tepat mengenai ulu hatiku ini, merobek robeknya perlahn dan berhasil berdarah lagi.
Dan disitulah aku merasakan raganya yang berjarak tak jauh dariku tapi tak merasakan hati nya sama sekali. Untuk apa ragamu berdekatan denganku bila hatimu untuknya yang jauh disana?
Disaat itu aku mulai curiga bahwa dia sudah mempunyai kekasih.
Dan kecurigaan ku benar adanya, aku melihat komentarnya dengan perempuan itu di instagram miliknya, dan komentarnya lumayan romantis yang berhasil menusuk hatiku hingga saat iini.
Belum selesai disitu saja, aku juga tau dari kak Farhan teman satu tongkrongan nya yang mengatakan bahwa dia sudah resmi berpacaran dengan seorang perempuan cantik.
"mereka pacaran udah lumayan lama" sahut kak Farhan
"lalu?" tanyaku
"mereka backstreet tapi sekarang udah pada tau"
"yah, terus mereka masih pacaran?"
"masih lah, lagian juga krisna sayang banget sama cewenya"
"oh gitu, hm yaudah makasih kak"
Sepertinya kak Farhan curiga dengan kekepoanku tadi. Tapi tetap saja, aku tak mempedulikannya dan aku terfokus dengan kata-kata barusan yang terucap dari mulutnya.
"Ternyata begini rasanya saat ku tau orang yang selama ini ku cintai telah mencintai dan dicintai perempuan lain, mungkin aku datang terlambat hingga semua ini terjadi. Andai saja ku mengenalnya sebelum perempuan itu mengenal nya, pasti tak akan serumit ini." sesalku dalam hati.
****
Setelah kejadian itu sebagian teman-temannya tau akan perasaan ku yang semakin mendalam ini. Hal yang selama ini ku tutup rapat gak bisa ku tutup-tutupin lagi.
Aku memutuskan untuk melupakan perasaan ini dan tepat hari ini aku mengenal nya untuk yang ke-2 bulan. Lama sudah aku memendam perasaan ini hingga menjadi sebuah kenangan yang mungkin menyakitkan jika ku ingat-ingat.
Tapi entah mengapa aku senang saat mengingat-ingat masa pertama ku melihatnya di caffe ini.
Tapi entah mengapa semakin aku berusaha melupakan nya semakin sulit pula aku berhenti mencintai nya.
Aku seperti rapuh dan sok tegar didepan nya.
Aku hanyalah sisa kenangan bersama nya,
Sisa kerinduan yang tak terbalaskan,
Dan mungkin kerinduan itu akan abadi.
Semakin sering aku mengingat kejelekan nya, semakin sering aku membenci nya, semakin sering juga aku tertawa sendiri saat merindukan nya.
Ah memalukan sekali perasaa ini. Mengapa tak sirna saja perasaan ini. Mengapa ia masih bertahan ditempat yang salah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh cinta (Diam-Diam)
Teen FictionSiap untuk jatuh cinta diam-diam? Siap untuk mencintai tanpa dicintai? Baiklah kalau dirimu sudah siap berarti juga siap untuk terluka diam-diam. Semua butuh waktu untuk melupakan mu, tapi sepertinya aku tak sanggup. Aku lebih memilih mencintaimu da...