○Senja

57 11 1
                                    


"You should know, i never gonna change, i'm always gonna stay, you call for me i'm right there."


Setelah Dina mengenakan helm dan naik ke motor, Reno pun bergegas melajukan motornya kerumah Dina, dan.. sekali lagi Reno kembali merasakan jantungnya Berdegup dengan kencang.

Dalam perjalanan, Dina maupun Reno,  tidak ada yang membuka percakapan, suasana canggung yang menyelimuti membuat mereka berdua tidak berani memulai percakapan.

Tiba-tiba, hujan turun dengan sangat deras, membuat Reno mau tidak mau melajukan motornya lebih cepat untuk mencari tempat berteduh. Beruntung Reno melihat halte, dan dengan cepat Reno memarkirkan motornya dan berteduh di halte tersebut.

Reno pun memberanikan diri untuk membuka percakapan, karena Reno tidak tahan dengan suasana canggung.

"D-Din? lu gapapa kan?" ucap Reno.

"Ha? iya? iya gw gapapa." ucap Dina kaget.

"S-Sorry ya, jadi kehujanan.. Tau gitu gw bawa mobil." ucap Reno sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"(whattttt? ini serius Reno..dia khawatir? ihh kok lucu sih><)" ucap heran Dina dalam hati.

"Iya Ren, santai aja.. Lu sendiri gapapa kan? baju lu basah bgt." ucap Dina.

"Iya, gapapa... baru basah segi-
*huacihhhhhhh*
segini." ucap Reno.

"Apanya yang gapapa? lu bersin begitu.. oh iya nih pake aja jaket gw, kebetulan gw bawa 2." ucap Dina sambil memberikan jaket.

"Serius gapapa Din? yaudah gw pake dulu ya.. makasih" ucap Reno.

Melihat sikap Reno yang sangat berbeda membuat Dina entah kenapa sangat nyaman. Reno pun merasakan hal yang serupa, ia merasa nyaman sekali dengan sikap Dina yang seperti ini, penuh perhatian, asik diajak berbicara.

*krrkkkk*

"Hahaha, lu kayaknya laper Din." ucap Reno

"Hah? ng-nggak kok...i-i-itu suara.. suara burung." ucap Dina malu.

"Wah kebetulan, itu ada tukang siomay.. Ayo makan, gw juga laper." ucap Reno sambil menarik tangan Dina.

"Hah, Ren...tunggu" ucap Dina.

"Bang, siomaynya 2 porsi ya...yang 1 pake kol, Din lu pake apa aja?" ucap Reno.

"Hmm, samain aja deh.. biar ga ribet." ucap Dina.

Mereka berdua pun menikmati siomay itu sambil bercakap-cakap ringan, mereka berdua tidak menyangka kalau mereka yang sejak awal bertemu seperti kucing dan anjing sekarang sangat akrab, dan karena itu juga membuat mereka nyaman satu sama lain.

Karena asik mengobrol, tanpa disadari hujan sudah berhenti dan sudah sangat sore. membuat mereka bersiap-siap untuk pulang.

"Wah, Ren.. hujannya udah berhenti tuh. Balik sekarang ya?" ucap Dina.

"Iya, yaudah.. lu siap-siap dulu, gw mau bayar siomaynya." ucap Reno.

"Oh iya, nih Ren duit siomaynya." ucap Dina.

"Heh.. udah gapapa, gw bayarin" ucap Reno sambil tersenyum ramah.

"Ihh, serius? besok gantian gw yang bayarin lu.. gamau tau." ucap Dina.

"Hahaha, iya.. yaudah ayo pulang." ucap Reno.

Akhirnya mereka berdua pulang, dan Reno harus mengantar Dina dulu. Dalam perjalanan, tanpa sengaja mereka melewati tempat dengan view sunset yang membuat Reno melajukan motornya sedikit lebih pelan untuk melihatnya.

Dina pun ikut melihat pemandangan yang luar biasa bagus tersebut. Tanpa Dina sadari, dia sedikit memeluk pinggang Reno, Reno pun juga tidak menyadarinya.

______________________________

Sampailah Reno di depan rumah Dina, dan ternyata Chendy, abangnya Dina sudah menunggu di depan pagar.

"Lu darimana aja Dina?" ucap Chendy.

"Ehh, bang.. tadi gw keujanan trus neduh dulu di halte." ucap Dina.

"Oh iya, kenalin bang temen sekelas gw.. Reno, Reno ini abang gw Chendy." ucap Dina memperkenalkan abangnya.

"Halo kak, Reno." ucap Reno.

"Halo, gw Chendy. Din, lu baru masuk udah dapet pacar? gitu dong.. Ren lu sebagai pacar pertama Dina, lu harus jagain dia terus, selalu ada buat dia, kalo bisa jadi yang terakhir buat dia." ucap Chendy.

Mendengar ucapan chendy, membuat Dina malu, mungkin mukanya sekarang sudah merah seperti udang rebus. Reno pun sama, dia kaget mendengar ucapan kakaknya Dina tetapi ada sedikit perasaan senang yang entah disadarinya atau tidak.

"IHH, APASI BANG...UDAH SANA MASUK." ucap Dina dengan muka merah merona.

"Iya, pasangan baru mah emang susah banget di ganggu.. hahaha." ucap Chendy meledek adiknya yang saat ini sudah tidak tau warna mukanya amat sangat merah.

"ABANG!!!" teriak Dina.

"Iya iya, ini gw masuk." ucap Chendy sambil berjalan masuk, meninggalkan Dina dan Reno berdua.

"Sorry, Ren.. abang gw emang gitu kalo gw dianter pulang cowo. padahal dia sendiri blom pernah pacaran." ucap Dina kesal.

"Iya, gapapa kok Din.. yaudah gw langsung balik ya." ucap Reno.

"Ehh, serius?? lu gamau masuk dulu ganti baju gitu, baju lu basah banget tar lu masuk angin." ucap Dina sedikit khawatir.

"Hehe, iya Din gapapa kok.. yaudah gw balik ya.. bye." ucap Reno.

"Hmm, oke deh.. bye.. makasih ya." ucap Dina.

"Iya Din, sama-sama." ucap Reno sambil tersenyum ramah.

Dina langsung masuk kerumah, tapi dia merasakan perasaan yang aneh, yang belum pernah di rasakan sebelum nya. Dina semalaman memikirkan Reno yang ternyata kalau sudah dekat.. sifatnya berbeda jauh sekali.

Dalam perjalanan pulang, Reno memikirkan perkataan Chendy bahwa Reno adalah pacar pertama, yang berarti Dina tidak pernah memiliki suatu hubungan sebelumnya. Dan satu hal yang Reno sesali adalah, dia lupa meminta kontak Dina.








Halohaaa... maaf ya jarang apdet, dikarenakan kuli ah yang ribet :"3 wkwk
huhhh, udh mulai ada romansa" masa muda wkwk
Hope you like it guys, don't forget to vote, comment, follow, and share(^・^)

Re:LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang