Loving Some One Who Love Another

1.5K 176 18
                                    

Jam masih menunjukkan pukul 8 pagi saat Changkyun membangunkanku, ia bertanya di mana aku menyimpan susu yang biasa ia minum sebagai pengganti sarapan.

"Aku menyimpannya di tempat biasa." jawabku dengan mata yang masih tertutup. Aku lelah sekali, rasanya ingin tidur seharian ini.

"Tidak ada, aku sudah mengeceknya tadi. Atau mungkin kau lupa membelinya, Hyung?" Changkyun masih bersikeras menggoyang-goyangkan kakiku.

"Coba cek sekali lagi, mungkin terselip." Aku berbalik menghadap tembok. Enggan untuk beranjak. Aku masih mengantuk, sangat.

"Hyung, aku harus segera bertemu dengan manajer Hyung hari ini. Bantu aku mencarinya." rengek Changkyun. Kali ini ia menggoyang-goyangkan ranjang yang kutempati menimbulkan gerakan tak menyenangkan yang membuat kepalaku pening.

Aku menyerah. Bocah itu tidak akan berhenti merengek jika keinginannya tidak dipenuhi.

"Baiklah-baiklah." dengan malas aku meninggalkan singgasanaku yang nyaman, berusaha membuka mata yang terasa berat. Hari ini aku malas melakukan apapun, mengingat kemarin aku kelelahan karena membersihkan hampir seluruh rumah. Dan siang ini saat aku ingin istirahat, maknae kurang ajar itu merusaknya.

"Hyung, maaf." lirih Changkyun.

"Hmm..." gumamku.

Aku membuka setiap pintu lemari kecil di atas kompor, mencari kotak susu yang biasa diminum Changkyun. Nihil. Beranjak menuju lemari bagian bawah.

"Tidak ada." gumamku.

"Aku sudah mencarinya di sana tadi Hyung. Dan aku tidak menemukan apapun." helaan nafas pasrah terdengar setelahnya.

"Tunggulah di sini, aku akan cuci muka dan ganti baju dulu."

"Memangnya kau mau ke mana Hyung?" tanya Changkyun heran.

"Belanja. Kurasa susumu habis. Dan persediaan yang lain juga semakin menipis." jelasku.

Segera ke kamar mandi. Mencuci muka dan sikat gigi lalu menyambar jaket yang menggantung disisi ranjang.

"Ayo."

***

Aku mengemasi beberapa barang-barang yang sekiranya dibutuhkan ke dalam koper, beberapa potong baju, jaket, celana, pakaian dalam, obat dan peralatan kecil lain yang selalu kupakai setiap hari. Pagi-pagi buta begini kami diminta untuk berkemas dan segera ke bandara, aku tidak tahu kegiatan apa lagi yang direncanakan oleh kru yang memegang realty show terbaru kami. Seminggu yang lalu mereka mendobrak dorm, membunyikan sirine memekakkan telinga dan menyorot wajah—dengan iler dimana-mana sangat memalukan, sungguh.

Dan tadi mereka kembali meringsak masuk ke dalam ruang latihan dan kembali menyorot kami dengan keadaan yang tidak bisa dibilang baik. Hei, bau keringat dan rambut lepek bukanlah hal yang bagus jika di depan kamera! Aku tidak seperti Wonho Hyung atau Jooheon yang tidak terlalu mempermasalahkan penampilan mereka, karena aku terlihat sangat berbeda jika tampil dengan wajah polos tanpa ditutupi polesan make-up.

Ah, lupakan! Lebih baik aku segera berkemas dan mandi. Badanku benar-benar lengket karena begitu sampai dorm langsung menyeret koper dan berbenah.

"Hyung, kau tahu di mana hoodie putihku?" tanya Changkyun.

"Yang mana? Hoodie putihmu banyak sekali." aku menutup koperku, menyeretnya ke sudut ruangan mencegah siapapun terjatuh karena tersandung koperku.

"Yang kau cuci kemarin." jawab Changkyun.

"Kau sudah mengeceknya di jemuran depan?"

Changkyu mengangguk, sepertinya bocah itu memang tidak bisa jika tidak merepotkanku. Aku merasa seperti seorang ibu dengan bayi besar jika bersamanya.

Hopeless Love [SHOWKI COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang