Bad Girl and Nerd Boy - Teen

147 19 11
                                    

Namanya Perila Vernia. Dia gadis yang terlahir nyaris sempurna. Anak tunggal dari keluarga yang kaya Raya. Rupanya cantik dan mempunyai banyak teman yang segan padanya. Tapi ada satu hal yang membuat Perila terkadang merasa bahwa dirinya sangat menderita. Di mana ia selalu kesepian tinggal di rumah yang sangat besar. Hanya ditemani dengan sembilan orang pekerja di rumahnya. Dan hal itulah yang membuat Perila menjadi gadis nakal. Bisa dibilang Perila ingin mendapatkan perhatian kedua orangtuanya dengan segala kenakalan yang ia buat.

Siang itu di ruang BK. Pasalnya dalam seminggu ini Perila sudah dipanggil ke sini sebanyak empat kali. Untuk alasannya? Beraneka ragam. Salah satunya, Perila bersama ketiga temannya itu tertangkap basah sedang memanjat belakang dinding sekolah akibat keterlambatan mereka di hari senin pagi kemarin. Jadilah saat ini Bu Bertha tengah melebarkan matanya setajam mungkin pada ke empat gadis yang ada di depannya.

"Kalian itu semuanya cewek tapi kelakuan seperti cowok brandal!" Ucap Bu Bertha dengan nada tinggi.

Para gadis itu? Hahaha... Jangan harap mereka getir karena nada tinggi melengking itu. Nadia sedang membenarkan pakaiannya yang terlihat rapi agar menjadi berantakan, Keyleen sedang menatap tangannya yang lecet akibat bergesekan dengan pagar waktu itu, Divena sedang berguling-guling di sofa ruang BK dan Perila? Gadis itu mengangkat kakinya tepat di depan wajah Bu Bertha.

Bertha menghela napas kasar. Percuma bicara kasar sama mereka. Batinnya kesal. Ia menarik napas dalam dan menghembuskan secara perlahan berusaha meredakan emosinya.

"Baiklah! Jadi mau kalian apa?"-Bertha menatap wajah keempat gadis itu lekat-lekat-"apa kalian ingin saya mengeluarkan surat DO untuk kalian?"

"Lah silahkan aja, Bu. Saya nggak takut!" ujar Perilla.

"Oke, saya akan keluarkan. Untuk sementara kalian boleh pulang dan jangan masuk menjelang surat DO nya selesai," ujar Bu Bertha.

Tiba-tiba Bu Bertha merasa aneh, bangkunya terasa panas. Mereka tertawa geli dan Perila tertawa terbahak-bahak. Ternyata bangku Bu Bertha telah diberi lem dan dioles Balsam.

Untuk kesekian kalinya, Perila dan sidekicks nya mendapat pelototan tajam dari Bu Bertha,
"KALIAN!!! KELUAR SEMUA, TUNGGU SURAT DO SAMPAI DI TANGAN ORANG TUA KALIAN!"

Bukannya takut dengan kemurkaan Bu Bertha, Perila dan teman temannya hanya tertawa keras dan keluar dari ruang BK.

"Saya tunggu ya, Bu." ujar Perila sambil menutup pintu ruang BK.

Saat berlari di koridor, Perila menabrak seorang cowok yang merupakan teman kelasnya.

"Lo kalo jalan liat-liat dong!" Bentak Perila pada cowok yang berdiri kikuk memperbaiki kaca matanya.

"Maaf, Perila. Kamu juga jalannya nggak usah lari-lari gitu." Entah keberanian apa si nerd itu membantah Perila.

Perila berkacak pinggang, sedangkan teman-temannya hanya memperhatikan mereka.

"Lo berani bentak gue?" Tanya Perila dengan pelototan tajam.

Si cowok yang bernama Rio itu menunduk dan baru sadar siapa yang dihadapinya.

Rio menundukkan kepalanya semakin dalam. Dia tak tahu kata apa yang harus ia lontarkan kepada Perila. Ini pertama kalinya dia bertemu tatap dengan Perila. Sebelumnya dia hanya mendengarkan namanya dari teman-temannya.

Rio adalah cowok paling nerd di sekolah. Dengan kacamata bulat yang selalu bertengger di atas hidung, dan buku-buku tebal yang senantiasa dia bawa kemana-mana.

Bagaiman ini? Apa yang harus kulakukan? batin Rio.

"Udahlah, Per, biarin aja dia pergi. Cabut yuk, ngapain ngurusin bocah penakut kayak dia," sinis Nadia kepada Perila.

Kumpulan CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang