Eid, You leave me?

11 3 0
                                    

Setahun kemudian, aku sudah kelas 9 sekarang. Aku sudah tumbuh semakin dewasa. Aku mulai mengetahui pandangan hidup dan mengatasi masalah ku sekarang. Aku mulai bisa menjawab semua cemoohan orang sekarang. Banyak hari tanpa cemooh, dan aku lumayan senang.

Di bangku kelas tiga, murid yang ada dikelas pun berbeda. Karena setiap kenaikan kelas, teman kami satu kelas pasti diacak. Aku mendapatkan teman baru disana. Banyak dari mereka menyukai ku. Mereka tertawa dengan lelucon yang aku buat kadang kadang. Aku pun sering bercanda dengan mereka. Beberapa laki laki dan perempuan. Kami kompak sekali. Aku rasa mereka adalah orang orang yang dulu berpihak pada ku saat aku dalam masa buly. Tapi buly itu masih terus berjalan. Walaupun tidak separah dulu.

Aku mendapat guru kelas yang sabar, dia guru favorite waktu itu. Semua orang menyukainya.

Eiden, dia tidak pernah berada satu kelas dengan ku. Padahal kami semakin dekat sekarang. Dia tau aku punya lebih banyak teman sekarang. Aku selalu bercerita padanya apa yang terjadi dikelas ku setiap hari. Dia pun begitu. Tapi hal yang aku benci adalah dia satu kelas dengan Emma. Aku seperti tersambar petir mendengar dia mengatakanya. Dia bercerita Emma seperti boss dikelasnya. Aku berharap Emma tidak mempengaruhi pikiran Eiden.

Sementara Janne. Dia juga tidak satu kelas dengan ku. Tapi kelas kami berdekatan. Jadi kami sering mengobrol di teras kelas setiap ada waktu. Dia mengenal teman teman ku juga. Karena dulu Janne dan teman temanku dulu satu kelas. Janne juga semakin dewasa sekarang. Perilakunya semakin tenang sekarang. Walaupun dari dulu dia sudah seperti itu. Aku selalu belajar banyak dari Janne. Apapun yang terjadi Janne selalu dalam keadaan tenang. Aku mengaggumi sikapnya ini. Kami pun seperti saudara sekarang. Aku membayar makananya, begitu juga sebaliknya.

Emma tidak henti hentinya menindas ku. Dia selalu menyindir ku saat melewati kelasku. Dia bahkan menyebar gosip tidak jelas tentangku. Ingin membuat ku tampak buruk lagi. Tapi kali ini teman temanku yang menjawabnya. Aku hanya tertawa heran saja. Dia bahkan mengatakan aku dan Eiden menjalin hubungan. Gosip kamipun terkenal disekolah. Bahkan ketika pembuatan puisi untuk mading. Ada yang menyindir hubungan kami. "Aku ingin merasakan cinta. Seperti Eiden dan Marie". Tertulis di akhir puisi. Emma bahkan mengatakan aku yang menggoda Eid. Aku rasa Emma sudah semakin gila sekarang. Emma menang kali ini

Penerimaan siswa baru pun di tiba waktunya. Kali ini kelasku mendapat giliran untuk bercerita, mengenalkan apa yang ada disekolah, serta memberi wejangan wejangan. Ini sudah menjadi tradisi disekolah kami. Setiap penerimaan siswa baru. Kelas 9 pun menjadi pendamping pengenalnya. Sementari kelas 8 menjadi panitianya. Tapi tidak semua anggota kelas ku yang dipilih. Hanya 5 orang. Termasuk aku. Pemimpin kelasku yang memilih anggotanya. Dia teman ku, jadi aku rasa dia pasti juga memilihku. Aku hampir selalu bercanda dengannya dikelas.

Hari pertama pengenalan. Kami berlima harus menjelaskan bagaimana tentang sekolah ini, peraturannya, tradisi dan sebagainya. Giliran ku adalah memberikan wejangan. Aku agak terkejut dengan ini. Aku pikir, apa yang akan aku jelaskan nanti. Aku tidak pandai menasehati. Tapi berlima hanya bertugas satu hari. Jadi aku pikir, ini akan mudah dan harus selesai.

Aku duduk di samping lapangan waktu menunggu giliran. Yah, kami berada dilapangan waktu itu. Karena 200 orang tidak lah cukup jika berada diruangan. Tapi cuaca tidak panas waktu itu, karena masih pagi. Kami semua hanya duduk dirumput. Pemberi penjelasan berada ditengah tengah murid baru. Sementara mereka duduk memutari kami yang akan memberi penjelasan. Murid baru sedikit lebih tenang waktu itu. Tapi hanya sesekali seorang murid berceloteh dan membuat tertawa. Tidak seperti angkatan ku dulu yang selalu berisik. Aku senang dengan akan ini

Sementara aku menunggu giliran Eiden datang menghampiri ku.

"Hi Marie"

"Hi Eid, what are you doing here?"
Aku beranjak dari duduk ku.

It's Me - Marie Oldome Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang